Tio berangkat kerja dengan pikirannya masih dengan Elvan. Dia tidak mengira anaknya menjadi seperti saat ini sikapnya.
Dulu Elvan termasuk anak pemalu dan manja. Tidak akan keluar rumah jika tidak bersama orang tuanya. Dia anak yang patuh dan penurut.
Sikapnya berubah sejak mamanya jarang di rumah. Dia yang pendiam mulai sering keluar rumah. Tio yang sibuk mencari uang tidak memperhatikan perubahan anaknya hingga suatu hari Tio minta dibelikan apartemen.
Sejak tinggal di apartemen, Tio jarang pulang. Dia hanya pulang jika butuh uang saja.
Tio berhenti ketika melihat seseorang yang sangat dikenalnya. Pria itu menghentikan mobilnya.
"Calista," teriak Tio.
Calista yang sedang menunggu angkot tersenyum melihat siapa yang memanggilnya.
"Selamat Pagi, Om," ucap Calista menghampiri.
"Mau kemana?"tanya Tio.
"Ke pasar. Ada yang pesan kue."
"Kamu jual kue juga?"
"Kalau ada yang pesan aja. Om mau kemana?"
"Nggak kemana-mana. Biar Om antar. Masuklah!"
Calista masuk ke mobil setelah pintunya dibukakan Tio.
"Om nggak kerja?"
"Agak siang aja ke tempat kerjanya. Lagi malas. Kamu sendiri nggak kuliah?"
"Aku libur seminggu ini. Om sih enak, walau malas kerja uang masih mengalir. Aku kalau nggak kerja, nggak makan."
"Kamu mau kerja di kantor Om."
"Mana bisa, Om. Aku kuliah."
Sampai dipasar, saat Calista ingin pamit, Om Tio mengikutinya.
"Kotor nanti sepatunya kalau Om ikut. Di dalam pasar becek."
"Nggak apa. Ada sepatu satu lagi di mobil."
Tio mengekor kemana Calista pergi. Terkadang dia membayar belanjaan Calista. Gadis itu sudah menolak tapi Tio memaksa.
"Kamu bisa masak kepiting saos Padang?" tanya Om Tio.
"Bisa, kenapa Om?"
"Om beli, kamu masakin ya?"
"Boleh," ucap Calista.
Setelah semua kebutuhan di beli, Tio dan Calista kembali ke rumah kontrakannya. Tio mengikuti.
"Om benar nggak kerja. Kalau kerja, bisa tinggalkan aku aja. Nanti aku antar kepitingnya ke kantor Om, buat makan siang."
"Serius kamu mau antar ke kantor?"
"Seriuslah, buat apa kepiting sebanyak ini. Nggak akan habis aku makan sendiri."
"Oke. Om tunggu di kantor ya."
Tio akhirnya kembali ke perusahaan. Calista sengaja meminta Tio kembali karena dirinya tidak akan nyaman bekerja jika ada Tio di kontrakan.
Jam dua belas, pesanan bolu dan kepiting saos Padang buat Tio selesai di masak Calista. Gadis itu mandi sebelum ke kantor Tio.
Calista mengantar pesanan kue pelanggannya dengan menggunakan Ojek. Setelah itu langsung menuju kantor Tio.
Sampai di kantor, Calista menemui resepsionis bertanya tentang Tio.
"Apakah Mbak yang bernama Calista?" tanya wanita itu.
"Iya, mbak. Apa saya bisa bertemu pak Tio?"
"Pak Tio telah menunggu mbak di ruang kerjanya."
"Ruangannya ada di mana, Mbak?"
"Tunggu sebentar. OB kami akan mengantar Mbak nanti."
Wanita itu menghubungi salah satu OB dan memintanya mengantarkan Calista menuju ruang kerja Tio.
Sampai di depan ruang kerjanya Tio, Calista mengetuk pintu. Setelah terdengar sahutan dari dalam barulah Calista membuka pintunya.
"Calista, masuklah!"
Calista masuk dan duduk di soda yang ada di dalam ruangan itu.
"Maaf, Om. Sedikit telat. Aku harus mengantar pesanan kue dulu. Om pasti udah lapar?"
"Nggak apa, aku juga kadang nggak makan siang."
"Jangan gitu,Om. Nggak boleh telat makan. Nanti Om bisa sakit. Om makanlah!"
Calista membuka rantang berisi kepiting saos Padang, Sayur capcai dan nasi. Tio melihatnya dengan penuh selera.
Tio meminta OB membawa dua piring, dan dia meminta Calista ikutan makan. Tio makan dengan lahapnya hingga tidak sadar tiga piring nasi ludes dimakan. Calista hanya makan sedikit saja.Tio duduk bersandar di kursi setelah menghabiskan semua makanan.
"Enak banget. Belum pernah Om makan sebanyak ini."
"Syukurlah jika Om suka dengan masakanku."
"Kamu juga jual makanan ini."
"Jika ada yang pesan."
"Kalau Om minta kamu masak buat makan siang, bisa nggak."
"Bisa, Om. Tapi aku nggak bisa antar ke kantor jika kuliah, dan takutnya jika aku ada kuliah pagi. Aku nggak bisa masakan."
"Jika kamu ada kuliah pagi, Om makan duluan aja. Makanannya jika kamu nggak bisa antar, biar supir Om yang jemput."
"Boleh, Om."
"Berapa Om harus bayar?"
"Nanti dulu, Om. Setelah satu bulan, baru Om bayar. Lagi pula Om pesan nggak setiap hari, hanya jika aku kuliah siang aja."
"Oke, setiap malam Om hubungi kamu untuk mengatakan lauk apa yang Om inginkan."
"Boleh, Om. Simpan nomor ponselku."
Calista memberikan nomor ponselnya pada Tio.
...****************...
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Erna Susanti
cinta berawal dari perut nich🤣🤣🤣
2024-07-12
1
Patrick Khan
.boleh juga cara nya si om
2024-04-26
1
꧁𓊈𒆜🅰🆁🅸🅴🆂𒆜𓊉꧂
berawal dari no ponsel dari turun ke hati😂😂😂
2024-01-02
0