Calista mengajak Om Tio masuk ke dalam rumah kontrakannya. Rumah itu terletak di ujung gang.
Tio mengamati rumah yang sangat sederhana. Rumah semi permanen, yang ukurannya kecil.
Calista membuka kunci rumah, dan mempersilakan masuk.
"Masuklah, Om!" ucap Calista.
Setelah membuka sepatunya Tio masuk mengikuti langkah Calisa. Tio duduk lesehan karena tidak ada sofa dikontrakan itu.
"Maaf, Om harus duduk di lantai karena nggak ada sofa."
"Nggak masalah. Lebih santai duduk lesehan."
"Om mau makan, aku ambilkan piringnya?" tanya Calista.
"Kamu juga makan?"
"Aku masih kenyang, Om. Aku mau nyuci baju sebentar. Apa Om Tio keberatan aku tinggal sebentar?" tanya Calista.
"Cucilah, Om tunggu di sini."
"Bentar aja kok, Om. Cuma baju almamater,besok ada kegiatan yang mengharuskan pakai itu. Lagi pula, aku udah melarang Om jangan mampir. Masih aja nekat. Terpaksa aku tinggal sendiri," ucap Calista.
"Nggak apa. Om juga nggak ada kegiatan ayu urusan."
"Aku kebelakang dulu, mau nyuci." Calista berjalan menuju kedapur meninggalkan Om Tio sendirian.
Setengah jam berlalu, Calista selesai menyuci bajunya.. Dia membawa dua piring untuk menyantap makanan yang Tio belikan .
"Maaf, Om. Harus menunggu lama."
"Nggak lama kok. Yang lama itu menunggu sesuatu yang nggak pasti."
"Om bisa juga gombal," ucap Calista sambil menyalin makanan ke piring.
"Makanlah, Om. Nanti nggak enak lagi. Kelamaan." Calista menyodorkan piring yang berisi makanan itu.
Di ruang itu hanya ada satu meja kecil yang Calista dapat dari pemberian tetangga.
"Kenapa kamu pilih kontrakan di sini."
"Ini kontrakan yang paling murah, dan nggak jauh dari kampus. Cuma sekali naik angkot."
"Kamu kuliah di mana?" tanya Om Tio.
"Di Universitas X, Om."
"Lah itu nggak jauh dari kantor, Om."
"Iya, Elvan pernah cerita."
"Om ada apartemen kosong. Kamu bisa tempati. Itu nggak jauh dari kampus kamu. Om biasanya cuma tidur di sana kalau kecapean dan malas pulang."
"Malas pulang? Apa mama Elvan nggak marah kalau Om nggak pulang?"
"Kalau aku sih nggak akan boleh suami tidur di luar. Eh, kayak yang udah nikah aja," ucap Calista malu.
"Mama Elvan juga jarang ada di rumah."
"Lah ... kok bisa?" Calista menutup mulutnya yang terlanjur bertanya.
"Maaf,Om. Aku bukannya kepo. Udah habisin aja makanan Om. Aku juga jadi lapar. Apa karena habis nyuci? Tadi aku nyuci sambil membayangkan kalau bajuku itu Elvan dan Meidi, aku remas-remas dan hempaskan ke lantai. Biar hati ini plong."
Tio mendengar omongan Calista sambil tersenyum. Apa gadis itu tidak sadar saat ini sedang mengobrol dengan papanya cowok itu? Dalam hati Om Tio bertanya.
"Kenapa Om senyum-senyum? Apa. yang lucu?"
"Cara kamu marah lucu. Kenapa bajumu yang jadi sasaran kemarahan? Padahal bajubnghak salah."
"Kalau aku remas wajah Meidi dan Elvan, bahaya Om. Aku bisa dilaporkan ke Polisi dengan kasus penganiayaan. Aku masih mau bebas. Walau dipenjara aku nggak perlu kerja untuk cari makan, tapi aku nggak mau."
"Kamu sangat mencintai Elvan?"
"Sangat ... tapi itu dulu. Saat ini aku benci anak Om itu. Rasanya aku ingin membunuhnya."
"Hhhaaa ...." Om Tio tampak kaget dengan ucapan Calista.
"Maaf ... aku lupa kalau Elvan anak kesayangan Om."
Calista memandangi Tio dengan saksama, membuat pria itu sedikit gugup.
"Kenapa memandangi, Om?"
"Aku boleh bertanya,Om?"
"Tanya aja. Kalau tau akan Om jawab."
"Apakah setiap pria hanya selalu memikirkan hubungan badan aja?"tanya Calista.
Om Tio yang kaget dengan pertanyaan Calista menjadi tersedak. Calista mengulurkan minum buat Tio.
"Makannya jangan cepat-cepat, Om. Keselek jadinya."
"Om hanya kaget dengan pertanyaan kamu."
"Aku tanya itu, karena anak Om si Elvan, pasti selingkuh karena aku nggak pernah mau diajak gituan," ucap Calista dengan polosnya.
Om Tio kembali tersedak mendengar ucapan Calista. Dia tidak mengira jika pacar anaknya ini masih sedikit polos.
"Udah ah, Om. Jangan ngomongin Elvan terus. Buat darah dikepalaku ini jadi mendidih. Aku mau mandi. Sebentar lagi harus pergi kerja. Maaf, bukannya aku mau mengusir. Apakah Om mau pulang sekarang? Aku harus kerja."
"Om pulangnya sekalian denganmu aja. Biar Om antar ke tempat kerjamu."
"Om baik banget. Aku mandi dulu ya, Om. Jangan intip ya!" ucap Calista.
Om Tio jadi terbatuk mendengar ucapan Calista. Gadis itu jadi tertawa melihat wajah Om Tio yang memerah karena ucapannya.
"Becanda, Om. Aku tinggal dulu, ya."
Calista masuk ke kamar mengambil handuk dan menuju dapur di mana kamar mandinya berada.
...****************...
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Erna Susanti
calista gesreg juga😀😀😀
2024-07-12
0
꧁𓊈𒆜🅰🆁🅸🅴🆂𒆜𓊉꧂
saya dukung kamu om
2024-01-02
0
lenong
kode nih 🤔🤔
2023-09-05
0