Sinar matahari mengusik tidur Viola. Dia mengerjapkan mata beberapa kali untuk mengumpulkan nyawa. Setelah sepenuhnya sadar Viola bangun untuk mencuci wajahnya.
Badan gue pegal pegal semua! Sialan mang si Ardo itu, maki Viola sambil menggosok giginya. Emang Kulkas itu enggak punya hati, bisa-bisanya ia tidur dengan enak sedangkan Viola tidur dengan badan pegal pegal.
Eh tapi, tadi malam kan gue enggak pake selimut tapi kok pagi ini ada selimut ya?
Masa iya gue tidur sambil jalan?
Apa jangan-jangan Ardo yang ngasi selimut? Astaga!! Ternyata dia perhatian juga sama gue.
Viola terkikik geli dengan pemikirannya. Lalu dia bersenandung mengikuti lirik yang pernah di iklan kan itu.
Sekali putaran,
Setengah putaran,
Bersihkan sel kulit mati dan kotoran,
Tar putar di wajah,
Viola terkikik setelah mengikuti cara mencuci wajah diiklan itu. Jika saja ada orang yang melihatnya terkikik dengan wajah penuh busa, dapat dipastikan orang itu akan menganggap Viola gila.
"Kamu gila?"
Tuh kan.
***
Setelah selesai mandi Ardo turun ke bawah untuk berbincang dengan keluarga yang sudah menunggu. Mereka akan pulang setelah sarapan nanti.
Mengenai selimut Viola, memang benar Ardo yang menyelimuti nya saat gadis itu menggigil kedinginan. Ya, meskipun Ardo nampak tak peduli tapi nyatanya ia peduli pada gadis itu. Dikit doang sih, sekedar memperlihatkan rasa kemanusiaan yang ia miliki.
Sebenarnya Ardo juga kasihan saat menyuruh Viola tidur di sofa. Tapi mau bagaimana lagi? Jika mereka tidur bersama? Bisakah Ardo menjaga diri agar tidak menerkam Viola?
Terkadang lelaki sering khilaf akan hal itu, jangankan istri sendiri untuk wanita lain saja jika tidur seranjang yakin bisa nahan?
"Pagi," sapa Ardo pada kedua orang tua mereka.
"Pagi," jawab mereka serempak.
"Cihuy, pengantin baru suit suit," Marvel bersiul layaknya om om melihat ayam lewat depannya.
Ardo tidak menghiraukan candaan kakak iparnya itu. Dia malah menatap empat orang paruh baya yang juga menatapnya.
"Nanti saya dan Viola akan tinggal di apartemen milik saya. Saya tidak mau bikin susah kalian," ucap Ardo membuka suara.
"Sebelumnya saya mau minta maaf, maaf saya tidak mau kalian ikut campur dalam urusan rumah tangga saya, ini keluarga saya maka saya lah yang akan mengurusnya. Saya berharap kalian mengerti dengan perkataan saya," lanjutnya dengan tenang. Ia lanjut menyantap sarapan yang sudah tersedia.
Para orang tua di situ hanya saling pandang entahlah apa yang sedang mereka pikirkan sekarang.
"Baiklah, kami tidak akan ikut campur urusan rumah tangga kalian. Tapi ingat, jika kalian mendapatkan masalah besar cobalah untuk berbagi pada kami, kami pasti akan membantu kalian sebisa kami," ucap papa Martin setuju dengan ucapan putranya itu.
"Terima kasih."
"Viola belum bangun ya? Ampun deh gadis itu," decak Mami Tania kesal. Ah iya Ardo juga kesal sebenarnya.
Papa Martin dan papi Galih memandang Ardo dengan pandangan ahh entahlah tatapan apa itu yang jelas Ardo ngeri melihatnya.
"Wajarlah Mi, kan pengantin baru. Ingat anakmu bukan gadis lagi." Galih mengerling jahil ke arah Ardo.
Shit! Saya tau tatapan itu, erang Ardo dalam hati.
Yang lainnya tertawa melihat perubahan raut wajah Ardo yang kemudian memandang datar mereka.
***
Saat Ardo membuka pintu kamar, Ardo disuguhkan dengan pemandangan yang sangat aneh. Ardo melihat pintu kamar mandi tidak tertutup, bukan pintu yang membuat aneh tapi orang di dalamnya. Orang itu adalah Viola yang terkikik dengan wajah penuh busa ditambah lagi dengan rambut Viola acak-acakan layaknya orang gila.
"Kamu gila?"
Viola terkekeh seraya menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.
Ardo mengernyit bingung. Lah? Tumben nih orang nggak marah dikatain gila. Emang udah gila kali ya? Astaghfirullah, Ardo mesti bawa RSJ nih.
"Cepat turun! Sarapan, tinggal kamu aja yang belum," ucap Ardo.
"Ngapain?" tanya Viola yang masih terkekeh.
Fix! Viola gila! Udah dibilang SARAPAN woi! batin Ardo menjerit.
Ardo yang sudah kesal dengan Viola makin tambah kesal lagi dengan otak Viola yang rada-rada itu.
"Balap karung!"
***
"Balap Karung? Emang tujuh Blbelasan ya?" Viola mengernyit bingung. Viola melebarkan matanya baru sadar satu hal. "Ah bodoh! Kan si Es bilang sarapan. Gini banget nasib otak gue," Viola bergegas turun ke bawah untuk sarapan. Ardo menggelang melihat panggilan Viola padanya, lalu ia menyusul Viola turun.
"Capek banget ya?" pertanyaan ambigu Mami Tania membuat orang di sana menatap Viola dengan tatapan tak terbaca terkecuali Ardo yang tau maksud dari ibu mertuanya itu. Belum kelar ya pertanyaan itu? Kenapa si setiap pengantin baru selalu ditanya kayak gitu?
Viola mengernyit bingung dan menatap Ardo seolah mengatakan 'Ada apa?' Ardo hanya mengedikkan bahunya. Tanpa babibu lagi mereka langsung sarapan.
"Habis ini kalian mau kemana?" tanya Galih
"Kita langsung ke apartemen aja," ucap Ardo.
Lagi, Viola menatap bingung Ardo membuat Ardo menghela nafas. "Kita akan tinggal di apartemen saya." Viola ber'oh' ria saja. Gak masalah tinggal dimana pun yang penting uang terus mengalir ehehe. Ahh mengenai Platinum Card milik Ardo, sampai sekarang pun ia belum tau jawaban pertanyaan Ardo, mungkin ia akan berusaha lagi cari tau apa jawaban yang di maksud Ardo.
***
Jempol, bintang dan komentar jangan lupa ya readers terzheyenkk😘❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Yu_Gina
jawabannya KAMU!
2021-09-14
1
Siti Anggraini
jawaban nya cinta
2020-12-05
1
Ratna Kurniati
viola kok rada2 oon akibat ditnggal nikah
2020-11-30
2