Viola sudah lelah menyalami para tamu yang sedari tadi berdatangan. Memang pernikahan nya tertutup, dan tamu yang datang pun sebagian besar merupakan kolega bisnis para orang tua mereka.
Hm ya, hari ini adalah hari dimana Viola sudah resmi menyandang gelar Ny. Adelardo Cetta Vazquez.
Viola bahagia?
Maybe, Viola pun tidak bisa mendeskripsikan perasaannya sekarang ini. Perasaannya seperti nano-nano. Lain halnya dengan Ardo, yah lelaki itu tidak menampakkan ekspresinya selain muka datar. Tidak ada senyum menghiasi mukanya. Memang dari lahir dia begitu, orang lain pas dilahirin nangis nah kalo Ardo diem aja enggak nangis yang ada dia langsung ngeluarin es kutub bin cabe yang ia punya.
"Aih kloningan Mbak Kunti! Gila gue nggak nyangka, abis putus dari Reynal dapet laki yang hwat ini, iri gue." Grace terkekeh lalu memeluk Viola.
Viola memutar bola matanya malas. "Ambil aja dah, enggak papa gue. Palingan lu nantinya tinggal nama doang." Viola terkekeh.
Grace mencolek dagu Viola. "Aciee udah mulai jadi Nyonya Vazquez yang possesif nih yee,"
"Paan sih,"
"Btw, selamat ya atas pernikahan lo, gue harap sih lo bisa jadi istri yang baik dalam segala hal. Terutama," Grace manggantung ucapannya.
"Terutama?" beo Viola.
"... urusan ranjang." Grace berbisik dengan disertai seringaian mesumnya.
"BERNAD!" Viola memekik dengan wajah yang sudah memerah. Sedangkan Grace sudah berlari dengan cekikikan. Sialan emang si Bernard bear itu.
Ardo yang melihat interaksi dua sahabat itu mengernyitkan keningnya bingung lalu menggeleng paham melihat rona di pipi Viola, sudah pasti yang mereka bicarakan adalah yang iya-iya. Gini-gini Ardo sangat paham mengenai hal itu, ya percuma kan dia belajar biologi di sekolah dulu.
Satu persatu tamu sudah mulai pulang. Viola dari tadi menahan sakit di kakinya karena memakai heels akhirnya bisa bernafas lega. Dia memang biasa pake heels namun kalo makenya dari pagi sampe malem yakali kaki kagak lecet.
Tanpa ada satu orang pun yang menyadari seseorang sedang menangis melihat mereka berdua bersading menjadi Raja dan Ratu sehari. Di balik tangisnya tersimpan rasa dendam ingin menghancurkan hubungan mereka.
"Kalian tidak akan bahagia, camkan itu!"
***
"Kamu mandi dulu," ucap Ardo setelah mereka sudah masuk ke kamar hotel tempat resepsi pertama. Begini, mereka mengadakan dua kali resepsi. Yang pertama akan dilakukan di rumah Viola untuk para tetangga dan kerabat. Sedangkan yang kedua akan dilakukan di hotel dan itu untuk para kolega bisnis kedua orang tua mereka maupun Ardo dan Marvel.
"Hoam ... aku mau tidur aja, capek." Viola menarik selimutnya sambil menguap. Fyi, Viola sudah pakai 'aku' setelah mendapat ceramah gratis dari orang tua nya.
"Mandi dulu, kamu bau. Saya nggak mau sekamar sama orang yang bau,"
"Gue capek, mulut cabe! Besarin dikit kek hati lo itu! Nggak usah dinginnya dibesarin," sungut Viola kesal.
Timbul ide jahil Ardo untuk mengerjai Viola.
Ardo mendekati Viola dengan memasang seringaian. "Kamu capek?" Viola menganggukkan kepalanya karna ia benar-benar lelah hari ini.
Ardo mendekatkan wajahnya. Viola membulatkan matanya karna wajah si Es itu hanya sejengkal didepannya. "Lo mau a-apa?" tanya Viola gugup. Yakali kaga gugup ini tuh malam pertama mereka, sungguh jika Ardo ingin dia akan senang hati ekhem memberikannya. Udah sah kan? Jadi bebas dong ehe.
Ardo semakin mengikis jarak mereka, kini hembusan nafas Ardo menyeruak ke penciuman Viola yang menandakan dekatnya jarak mereka.
Sialan! Nafas Ardo wangi banget.
"Mandi atau ..." Ardo menatap bibir pink pucat milik Viola. Viola yang menyadari hal itu refleks menutup mulutnya dan menendang Ardo.
"Akh," Ardo meringis karena bokongnya menghantam lantai marmer yang dingin itu. Tidak lebih tepatnya aset untuk bercocok tanam itu terkena tendangan dari Viola.
Viola langsung ngacir ke kamar mandi dengan sumpah serapahnya. Ardo hanya menggelengkan kepala sambil menahan sakit area itunya.
"Kamu nggak apa-apa kan Jefry?" tanya Ardo pada Jefry alat tempat menyalurkan bibitnya itu. "Mama kamu emang gitu, maafin dia ya."
***
"Gila banget noh orang, kalo mau cium kan cium aja enggak usah kasih pilihan! Kan gue malu kalo lebih milih cium daripada mandi, aihh," kesal Viola, lalu mandi dengan ogah-ogahan.
Selang beberapa menit Viola keluar, gadis itu nampak lebih fresh dari yang tadi ia memakai piyama tidur berwarna putih bergambar Doraemon. Kini giliran Ardo untuk membersihkan diri.
Viola duduk di depan meja rias, ia menyisir rambutnya dan juga memakaikan serum wajah. Ia menggunakan Hair Dryer untuk mengeringkan rambutnya yang basah. Tak berapa lama terdengar suara pintu terbuka, refleks Viola menoleh ke arah pintu tersebut.
Dan apa yang ia lihat sekarang ini? Sungguh benar-benar membuat gila bukan main!
DEG
DEG
DEG
***
Jempol, bintang dan coment jangan lupa ya readers tercintahh😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Siapa itu???🤔🤔🤔
2023-01-05
0
Wahyuni"uni
Bernard bear mulai bereaksi dasar sahabat gk tau di untung🙄
2021-02-06
1
(*) 😑 Oppa gabut😁😐😤
siapa yang nangis 🤔
apakah Grace 😁
2020-12-05
3