Berpasang pasang mata tertuju pada sepasang insan yang yang baru saja memasuki aula pernikahan. Sepasang bucin itu seakan akan tidak menyadari banyak pasang mata yang memperhatikan mereka. Si wanita nampak cantik sekali dengan gaun ala-ala orang Korea yang dikenakannya sekarang. Ia nampak erat sekali memeluk lengan si pria seakan akan memberi tahu bahwa ia sang pemilik hati pria ini, dan tak lupa pula dengan senyumannya yang sangat menawan itu. Sedangkan si pria nampak tersenyum ... ya, senyum terpaksa.
"Pokoknya kita harus keliatan mesra, biar semua mata tertuju pada kita," ucap Viola berbisik. Ya mereka berdua adalah Ardo dan Viola.
"Hm." Ardo bergumam.
"Inget! Harus mesra, panggilan kita seperti yang udah gue bilang di mobil tadi, okey?! Kalo kaga gue bakel aduin—"
"Iya." Potong Ardo cepat, dia sebenarya malas untuk datang ke pesta pernikahan kayak gini. Seumur hidupnya baru kali ini dia pergi ke kondangan pernikahan dengan seorang wanita selain emaknya. Inget nggak syarat yang harus dipenuhi agar Viola mau nerima pernikahan ini? Inilah syarat nya, kalo bukan karena syarat sialan itu Ardo gak bakal ngelakuin hal konyol seperti ini. Berakting romantis? Tch! Bukan gaya Ardo.
"Baby, kamu mau makan apa?" tanya Viola, sekarang ia menjelma menjadi calon istri yang baik.
"Saya--" Viola melototkan matanya, udah dibilang nggak usah pake 'saya' tapi nggak denger.
"Saya mau itu aja, Sayang," Sial! Ardo merinding mendengar kalimat terakhir yang ia ucapkan. Sungguh rasanya Ardo ingin menghentikan sandiwara ini.
Viola menoleh kiri kanan. Sudah ada yang memperhatikan mereka lagi mendengar Ardo yang masih formal padanya. Viola pun dapat mendengar beberapa julid an di sana.
"Idih yang cewek nih kayaknya ngaku-ngaku aja jadi pacar Mas ganteng itu,"
"Iyalah, mana ada orang sama pacarnya formal gitu. Apa jangan-jangan wanita itu karyawan si Mas ganteng, terus Mas ganteng itu di paksa sama si wanita. Yah kayak diimingi sel*ngkangan gitu,"
Sialan! Seketika Viola mengumpat dalam hatinya.
Calon laki gue ini! Dasar tante-tante! Bilang iri aja susah banget!
"Ekhem!" Viola berdehem keras. "Halo, iya Ma?"
"... "
"Anak aku nangis? Oh iya bentar lagi kita pulang kok,"
"... "
"Iya iya, bye Mama,"
"Baby, ayo pulang. Anak kita nangis kata Mama," sengaja Viola ngomong nyaring sama Ardo supaya kedengaran tuh para juliders itu.
Ardo mengerutkan kening nya. "Anak?" lagi-lagi Viola melototkan matanya mendengar ucapan Ardo. Etdah ni Bapak, gue bilang akting woi akting!
Ardo mengangguk paham. "Oh iya, saya lupa. Anak kita kenapa sayang?"
"Nangis karna nggak sanggup mamanya di julidin terus sama kaum iri," kata Viola lalu mereka berlalu. Ia berhenti sebentar didepan para juliders itu, ia memandang sinis sebentar kemudian berlalu.
"Gue fikir lo gak bakal dateng," ujar mempelai pria a.k.a buaya darat a.k.a mantan terindah Viola a.k.a Reynal ketika mereka nyampe ke podium pernikahan.
Mendengar suara si Ono, jantung Viola langsung berdebar. Rasanya semangat Viola membawa gandengan untuk di pamerin luntur sudah. Rasanya Viola ingin menangis saja saat ini melihat mantan kekasih yang masih dia cintai bersanding dengan wanita lain. Viola ingin pulang saja dan mengurung dirinya di kamar. Katakan saja Viola lebay atau apa, Viola tak perduli yang terpenting sekarang adalah hatinya sakit, sakit banget.
Saat Viola ingin melangkah mundur, sebuah lengan kekar melingkar dipinggangnya sehingga membuat tubuh bagian samping Viola berdempet dengan pemilik lengan itu. Viola memandang Ardo yang juga memandangnya, segaris senyum tipis terukir di wajah Ardo. Bukan, itu bukan senyum terpaksa melainkan senyum tulus yang seolah olah mengatakan bahwa semuanya baik baik saja. Viola tersenyum, entah mengapa dadanya tiba-tiba menjadi hangat melihat senyum yang hampir tidak terlihat itu, jantungnya pun berdebar lagi namun debaran ini berbeda dari yang tadi, debaran ini membuat perut Viola seakan akan dikelilingi oleh kupu-kupu terbang.
Ardo dan Viola melangkah maju untuk menyalami si mempelai. "Pasti dateng lah, kan gue di undang," ucap Viola tersenyum meskipun palsu.
Rey hanya diam, kemudian tatapannya beralih ke tangan Ardo yang sedari tadi melingkari pinggang Viola dengan possessif. "Dia siapa?" tanyanya.
"Di-dia—"
"Suami Viola," ujar Ardo mantap. Viola lagi-lagi memandang Ardo dengan tatapan tak percaya.
Rey terdiam lagi, namun sedetik kemudian dia tersenyum miring. "Ckck dia udah bekas gue Masbro. Kok lo mau sih sama barang bekas?" dengan santai Rey mengatakan itu, Rey memang manusia setan. Hati Viola teriris mendengar penuturan Rey.
Ardo menggeram tak suka, mantan calon istrinya ini benar-benar. "Tidak perduli apa yang terjadi padanya di masa lalu, yang terpenting di masa sekarang dia sudah menjadi tanggung jawab saya untuk melindunginya dari pria brengsek seperti Anda." Lagi-lagi Viola terperangah, baru kali ini dia mendengar Ardo berbicara sepanjang itu demi membelanya.
Lagi-lagi Rey terdiam dan menatap Ardo dengan tatapan merendahkan. "Bicara—"
"Selamat atas pernikahan kalian, kasian Mbak bajunya sempit cadebaynya entar sesak napas lagi," ucapnya setelah menyalami si wanita.
Sebelum berlalu Viola berkata lagi, "Makanya Mbak bikin dede emesh itu habis ijab qobul, bukannya habis ijab qobul langsung lahiran, Ayo baby kita pulang, kasian kamu capek baru pulang dari London. Aku takut kamu ketuleran jadi buaya darat kalo lama-lama di sini." Viola menggandeng lengan Ardo serta bersandar di lengannya dengan senyum merekah yang dia tunjukkan. Rasa sakit Viola sudah terbalas dengan melihat pasutri itu bungkam dan juga melihat pembelaan Ardo padanya. Aduh pipinya memanas, dahsyat sekali efek dari Kulkas berjalan ini.
Btw, lengannya pelukable banget apalagi dadanya sandarable pasti, tau Viola mah.
Alhamdulillah rezeki anak papi Galih ganteng bisa peluk plus sanderan di lengan kekar hehe.
Viola cengengesan sendiri, ini baru namanya kesempatan dalam kesempitan. Ckckck dasar Viola!
***
Percakapan beberapa waktu lalu di dalam mobil.
"Sebelum turun pokoknya lu harus ikutin ucapan gue," kata Viola. "Dan itu adalah syaratnya, kalo lu kagak ngikutin gue bakal ninggalin elu dan pernikahan yang tinggal menghitung hari ini ba to the tal BATAL,"
Ardo hanya mengangguk.
"Pertama, Lu harus bukain gue pintu mobil, kedua lu harus masang senyum seakan dunia milik kita berdua, ketiga panggilan lu jangan pakek 'saya' tetapi 'aku' lu tau nggak kalo ku pakek 'saya' keliatan banget lu terpaksa,"
Lah kan emang terpaksa, gimana si?
"Keempat, lu harus panggil gue ehem 'sayang' dan gue panggil lu 'baby', paham?"
Lagi-lagi Ardo mengangguk mengiyakan. Entah akan dilakukannya atau tidak itu tergantung sikon nanti di sana seperti apa.
"Ada yang mau ditanyain lagi?"
Ardo menggeleng. Gila! Ardo jadi tikus curut sekarang!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Min Suga
maksud perkataan rey. "barang bekas" itu apakah artinya Viola udah ga virgin lagi thor?
tpi kan Vio bukan tipe orang yang asal celup smbrngan?
2020-12-12
1
Elly
bakal kena julukan suami2 takut istri 🤣🤣🤣
2020-06-10
4
Mehgawanty Souparnow Poutry
Hahahaha juosh thoor
2020-06-07
1