"Grace ada?" tanya Viola pada sekretaris Grace.
"Ada, Mbak. Masuk aja,"
Viola tersenyum lalu menuju pintu ruangan milik Grace.
"BERNAAAAAD!"
Viola membanting pintu ruangan milik Grace itu, kemudian duduk di sofa dengan wajah ditekuk.
"Apa? Kesambet jin mana lagi?" tanya Grace yang masih menatap layar laptop tanpa berniat menatap Viola yang seperti orang kerasukan itu. Grace sih udah gak heran lagi sama ntu anak. Dalam satu minggu Grace bisa tiga atau empat kali ganti pintu ulah si Perawan tua itu.
Viola mendengus kesal. "Orang lain mah kalo ada temen mampir ya seneng, dibikinin minum kek apa kek. Lah elo jangankan minuman seneng liat gue aja kagak. Heran gue," Viola berdecak.
Viola mengibaskan tangannya. "Haduh, kemarau, kemarau."
Grace memutar bola matanya lalu ia menelpon OG untuk membuatkan minuman Nyi Roro Kidul ini.
"Lo minum apa?"
"Ice coffe, sama waffles coklat," jawab Viola.
Grace mendelik. "Lu kate ini kafe lo apa,"
Viola mengibaskan tangannya. "Yaudah sih ya, bikinin aja. Kayak orang susah banget,"
"Lama-lama gue tampol juga lo," kesal Grace. "Ice coffe sama waffles, Mbak. Kalau saya bikinin jus naga aja," laku Grace menutup sambungan teleponnya.
"Lo kenapa lagi ke sini?" tanya Grace sambil mengurut hidungnya. Dia sudah hapal tebiat temannya itu, pasti ada yang sedang dikesalkannya saat ini. Emang gitu Viola tuh kalo udah sesek aja baru sama dia, temen lucqnut emang.
Viola memikirkan apakah ia harus bercerita perihal perjodohannya ini?
Ah gak usah cerita deh, ntar si Bernad gak percaya lagi,
"Gue ... mau nikah," aduh! Kenapa mulut sama hati gabisa sinkron sih! Viola merutuki mulutnya yang asal ceplos itu. Liat aja reaksi si Bernad Bear itu
"Fptt." Nah kan! Si Bernad bear itu pasti bakal enggak percaya.
"Ish paan sih! Gue serius!" decak Viola kesal, emang Viola ini tampang penipu banget ya?
"Hah, mana percaya gue. Orang lo baru putus, cepet banget lakunya. Lo pasang harga berapa?"
Viola melemparkan sebelah flat shoes yang ia pakai. "Dikira gue barang! Gue serius Onta!" teriak gadis itu kesal.
"Jadi, beneran?" Grace merasa tertarik dengan cerita Viola.
Viola mengangguk lemas, dia berbaring di sofa seperti orang sakit saja.
Grace mendekat ke Viola. "Jadi, ceritanya gimana?"
Viola bangun dari baringannya. "Gue di jodohin, gue pernah cerita gak sih waktu gue nabrak Kulkas berjalan di depan kafe gue kemarin?" Grace menggeleng lalu mengangguk. "Nah! Gue dijodohin sama ntu orang."
"Ganteng enggak?"
Viola berfikir sejenak. "Eum, ganteng sih."
"Terus?"
"Ya gue bingung aja gimana nantinya kehidupan pernikahan gue, secara nikah tanpa cinta itu rasanya berat banget,"
"Kenapa nggak lo tolak aja?"
Viola menghembuskan nafasnya. "Udah, Nad, udah. Tapi kalo udh kemauan mami gue, ya kali gue bisa nolak,"
"Yaudah sih terima aja dah,"
Lagi-lagi Viola menghela nafasnya. "Yang buat gue bingung nih ada lagi, gimana caranya gue sama dia itu berinteraksi? Secara dia itu pelit banget ngeluarin suara. Yakali gue terus yang mulai duluan, jadi jamkendes dong."
"Jamkendes?"
"JAnda Muda KEmbaNg DESa."
"Bhahahahaha. Jadi lo udah ada niatan ngabisin nyawanya?" tanya Grace. Viola mengangguk semangat namun seperkian detik kemudian dia menggeleng. "Sayang sih cogan gue bunuh," ucapnya.
"Iya sih, gimana lo aja yang mati-adaw!" Grace mengaduh ketika mendapat jitakan maut di keningnya.
"Tega banget nyumpahin gue mati! Kan gue belum pernah ngerasain indahnya malam pertama," sungut Viola. Yakali dia mati duluan sebelum merasakan surga dunia yang akan menerbangkannya sampai ke langit ketujuh yang ditemani para malaikat-malaikat tampan di dunia fantasi itu.
"Hehe. Jadi, lo terima nggak?"
"Kan gue udah bilang, mana bisa gue nolak. Ya jadi gue terimalah, tapi ada syarat yang harus dilakukan doi,"
Grace semakin merapatkan dirinya dengan Viola. "Apa?" bisiknya, Viola tersenyum misterius. "Liat aja nanti,"
***
Ponsel Viola bergetar.
"Eh nomor baru? Siapa ya? Sehun kah? Atau Jungkook ngajak gue dinner?" Gumam Viola sambil melirik ponselnya.
From: +6285388++++++
Dmn?
Alis Viola bertaut, siapa lagi? Males ngetik apa ya? singkat bener.
To : +6285388++++++
Siapa?
From : +6285388++++++
Dmn?
To : +6285388++++++
ND Group! Lo siapa sih?!
From: +6285388++++++
Out, sy d dpn
Lagi-lagi alis Viola bertaut, nih orang kenapa sih? Lebih baik dia datangin aja deh siapa tau beneran Jungkook, kan mana tau.
"Nad, gue balik. Makasih minumannya, nanti kalo gue mampir siapin pizza, burger, kebab juga yak."
Grace mendelik lagi. "Woi Sukiman, lu kate kantor gue restoran berbintang? Nggak usah mampir lagi lu, bangkrut gue lama-lama." Sarap sih Viola emang, mana udah kayak orang enggak pernah makan setaun aja tingkahnya.
"Yee lu mah kayak orang susah aja, gue aminin baru tau rasa." Cengir Viola.
"Yaudah sih ya, gue balik dulu, bye!"
"Balik sono-"
Brak
Grace hanya mampu memurus dadanya melihat kelakuan ajaib sahabatnya itu.
Sementara di lantai bawah Viola terlihat bingung dengan para penggosip yang sedang mengintip di balik kaca transparan. Biasalah ya, dimanapun dan kapanpun ngegibahin orang itu emang yang paling niqmad.
Viola yang penasaran lalu melihat Arah pandang mereka, tsah ia menemukan objek yang jadi santapan liar para penggosip itu, seseorang yang sedang berdiri di samping mobil dengan gaya yang bisa membuat para gadis perawan sepertinya banyak meneguk ludah. Bagaimana tidak orang itu memakai kacamata hitam dan baju kaos putih yang kontras sekali dengan kulit putihnya.
Glek
Kayak kenal, siapa ya?
Viola semakin menajamkan pandangannya. Sialan! Itukan calon laki dia, orang itu adalah laki-laki yang sebentar lagi cihuyy jadi suaminya. Viola tersenyum mesem memikirkan dia akan menikah dengan pria ganteng dan hwat seperti Ardo itu. Ahh jadi pengen cepat kawin hehe.
'Ganteng banget ih,'
'Seksi juga,'
Eh, suara setan darimana itu?
'Nampaknya di ranjang gagah nih,'
Mata Viola melotot mendengar omongan para tante girang itu, Sialan banget noh tante. Ingat laki woi.
Viola mengepalkan tangannya. "B aja sih Tan ngeliatinnya. Copot entar itu mata," ucap Viola lalu berlari mendatangi tersangka kekesalannya ini.
Viola menyeret Ardo masuk ke dalam mobil dan menatap Ardo garang. "Lo tuh ya! Kalo mau tebar pesona jangan di sini!"
Ardo menaikkan sebelah alis tebalnya. "Maksud kamu?"
Viola memutar bola mata jengah. "Lo gak liat tuh para tante girang natap lo lapar kayak gitu?!" tunjuk Viola pada segerombolan penggibah itu.
"Liat enggak?!"
Lah kok ngegas?
Ardo mengangguk, tentu saja dia lihat, kan dia punya mata.
"Nah itu! Pengen gue copotin tuh mata! Ganjen banget, gak ingat anak laki dirumah apa?!" Ah sial! Kekesalan Viola makin meningkat! Dasar tante jablay! Calon laki orang di embat juga. Sialan, kok Viola kesel banget dibuatnya ya?
Ardo mengerutkan keningnya bingung melihat tingkah Viola ini. "Kamu cemburu?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Tapi kan Vio biasanya cowok es itu kalo udah nikah,mereka akan tukar sipatnya jadi hanget,percaya deh😂
2023-01-05
0
Wahyuni"uni
woyyy thorrr sakit perut nih ngakak mulu😭😭😭tpi aku suka aku suka🤣🤣🤣🤣
2021-02-06
1
hanita yolanda
jungkir balik megang perut
2020-12-29
1