"Oh boleh, bawa aja. Kekepin dalam kamar juga gak papa," celetuk Marvel. Viola memandang sinis abangnya itu. Heran Viola kenapa abangnya bisa kayak gitu? Ngidam apasih mami Tania dulu.
"Bawa saja, kalian memang perlu bicara." Papi Galih menengahi. "Kamu jangan bertingkah aneh-aneh," lanjut papi Galih pada Viola.
Viola mengerucutkan bibirnya, emang ketauan ya dia mau bertingkah aneh-aneh?
Kemudian Ardo berjalan mendahului Ardo dan langsung pergi ke taman di samping mansion keluarga Stewart. Ardo tersenyum tipis, kemudian menyusul Viola.
"Apa?!" tanya Viola ketus.
Ardo menaikkan sebelah alisnya, alih-alih terlihat cool malah wajah Ardo semakin menggemaskan dimata Viola. Jika saja Viola tidak sedang kesal maka dengan senang hati Viola memuji ketampanan si Kulkas itu.
Alah gue kok murahan banget, liat cowok ganteng dikit doang udah kicep.
Viola berdecak. "Lo ngapain bawa gue ke sini?"
"Kamu yang bawa saya,"
Viola semakin kesal dibuatnya. "Subhanalllah, iya gue yang bawa lo, tapi maksud gue tuh lo mau ngomong apa," decak Viola. Gila aja belum apa-apa Viola udah dibuat kesal setengah mati sama doi, entah macam apa jika Viola benar-benar menikah sama Lempeng ini.
Mengabaikan Viola, Ardo berdehem. "Ehem," sebenarnya Ardo kesusahan untuk mengungkapkan apa yang ada dalam otak briliant nya itu. "Saya ... "
Viola masih setia menunggu ucapan yang keluar dari mulut Ardo.
"Saya--"
"Ck. Gue harus kawin sama lo, gitu?" Viola langsung memotong ucapan Ardo yang menurutnya bertele-tele itu. Sedangkan Ardo hanya bisa membesarkan sedikit bola matanya kemudian kembali ke raut semula.
"Tidak, maksud saya kamu harus terima perjodohan ini." Ardo hanya menghaluskan kata kata Viola aja sebenarnya.
"Ye si Bapak! Sama aja itu mah,"
"Jadi?"
"Jadi apa? Jadi Doraemon yang punya kekuatan 4 elemen bumi?"
"Kamu harus nikah sama saya."
"Hah?" Viola cengo, "Apa untungnya coba gue nikah sama lo, coba sebutin dulu untung gue kalo nikah sama lo itu apa?" tanya Viola yang mencoba cari keuntungan dari pernikahan ini. Halah Viola mah sok-sok an doang padahal dalem ati pen dinikahin cepet-cepet, mana tahan di liat cowok hwat kayak gini.
Sekarang giliran Ardo yang cengo, tapi taulah si bunglon bisa dengan cepat berganti ekspresi ke ekspresi andalannya datar. "Untungnya saya bisa kamu andalkan," ucap Ardo.
"Itu doang? Halah kalo cuma itu sih gue mah ogah, yang ada malah cepet jadi JaMu gue."
Dahi Ardo mengerut. "Jamu? Kita lagi membahas perjodohan, bukan jamu," kata Ardo. "Kamu lagi setres, makanya pengen jamu, iya?"
Viola mentap sinis Ardo, selain datar, irit bicara ternyata si Bapak Es ini memiliki mulut yang pedas juga. Perpaduan antara es dan pedas itu rasanya dingin-dingin terbakar gitu. "Bapak tuh yang setres, Jamu artinya JAnda MUda, hedeh update dikit dong."
"Kamu nyumpahin saya cepat mati?" tanya Ardo
"Hah? Emang gue bilang gitu? Ck udahlah itu kaga penting." Viloa mengibaskan tangannya di udara. "Tadi, lo bilang apa? 'lo bisa di andalkan' gitu?" tanya Viola.
Ardo berdehem mengiyakan.
Viola berfikir apa yang bakal bikin nih orang bisa di andalkan, dan sebuah pemikiran melintas di otak cerdiknya ini.
Viola langsung tersenyum. "Baiklah, gue setuju nikah sama lo. Tapi ada syaratnya," ucapnya. Ardo masih menunggu syarat yang akan dikatakan Viola.
"Siniin kuping lo," Alih-alih mengatakan, Viola malah membisikkan sayarat itu.
"Tidak!" jawab Ardo tegas setelah mendengar syarat yang di ucapkan Viola.
Lagi-lagi Viola tersenyum, dan kali ini senyumnya lebih menyeramkan. Kayaknya bener udh jadi kunti nih orang. "Nggak mau? Yaudah sih gue bakal bilang sama tante Lia dan om Martin kalo lo nyuruh gue batalin perjodohan ini karena lo udah buntingin anak orang. Lalu pernikahan ba to the tal BATAL, selesai deh."
Ardo menggeram. "Kamu gila?! Saya tidak seperti itu! Jangan fitnah kamu!" tukas Ardo. Suasana di sini pun sepertinya terkena aura es kutub yang dikeluarkan Ardo.
Bukannya takut, Viola masih memasang senyum setannya. "Nah itu! Gue fikir sih tante Lia bakal dengerin ucapan gue, secara dia udah jatuh cinta banget sama gue," kata Viola percaya diri.
"Kamu jangan macam-macam!"
"Nggak kok, semacem doang," cengir Viola. "Lo harus setuju sama syarat gue habis itu kita nikah dan semuanya selesai. Gimana?"
Ardo menjambak rambutnya frustasi, harga dirinya sedang di permainkan di sini. Ardo menghembuskan nafasnya kasar kemudian melonggarkan dasi yang tiba-tiba terasa mencekik lehernya. "Fine!" ucapnya final. Viola semakin melebarkan senyumnya. Hah rasanya dia ingin memeluk dan mencium Ardo sekarang, tapi tenang Viola masih bisa menahannya hehe.
Di lain tempat, nampak dua keluarga sedang tertawa bahagia.
"Kita pasti besanan, Mbak. Aku udah bisa memprediksi dari jaman sekolah dulu." Itu suara mama Lia. Fyi, Mama Lia dan Mami Tania adalah teman satu sekolah semasa SMA dulu. Mami Tania adalah kakak kelas dari Mama Lia.
"Ya, aku pun tau. Sebaiknya kita percepat saja pernikahannya," usul Mami Tania sedangkan para suami hanya menurut saja.
Marvel? Dia sedang meratapi nasibnya yang sebentar lagi akan di langkahi adiknya itu.
Sebenarnya apa sih kekurangan Marvel ini? Ganteng? Jelas. Kaya? Mau ditunjukkin seberapa kaya nya si Marvel ini? Nggak usah deh ya, entar dibilang pamer lagi. Baik? Jangan ditanya lagi, saking baiknya dia rela dilangkahin adik satu-satunya itu.
Tapi, hanya satu kekurangan dia, JOMBLO. Tapi, kan manusia di bumi ini malah banyak yang jomblo daripada berpasangan. Di Indonesia saja banyak yang jomblo, yang baca tulisan ini misalnya. Hayo ngaku!
"Gimana kalau dua minggu dari sekarang? Masalah pakaian gak usah dipikirin, adik aku desainer terkenal. Dia udah biasa tuh bikinin pakaian pengantin milik artis-artis itu. Gimana?" tawar Mama Lia
Mami Tania mengangguk. "Boleh, iparku juga punya perusahaan cathering jadi kita bisa pesan sama dia aja."
"Iya, Justin juga punya perusahaan cathering kita bisa pesan sama dia juga. Setau aku perusahaan Justin sama ipar kamu itu bekerja sama deh, ya nggak Pa?" tanya Mama Lia pada suaminya. Fyi, Justin adiknya papa Martin.
Papa Martin mengangguk "Iya, nanti Papa bicarain sama Resty. Kan istrinya yang ngelola,"
"Hai," sapa Viola yang baru datang bersamaan dengan Ardo di sampingnya.
"Kenapa tuh bibir lebar terus? Abis ngapain kalian?" tanya Marvel curiga. Bukan apa adiknya ini orangnya enggak bisa dipercaya, takutnya Ardo yang jadi mangsa di sini.
Viola masih dengan senyum lebarnya. "Kepo banget sih Abang aku tersayang ini," Marvel bergidik ngeri, entah kerasukan apa adik satu-satunya ini.
"Gimana, kamu jawab apa?" tanya Mama Lia yang sedari tadi penasaran dengan jawaban Viola.
"Iya dong, Tan," jawab Viola dengan senyum mengarah ke Ardo. Sedangkan Ardo sedang mati-matian menahan dengusan agar tidak keluar dari mulutnya. Senyuman Viola itu ibaratkan ejekan untuknya. Awas aja kamu, Kancil!
"Wahh akhirnya, kamu harus panggil Tante 'Mama' dan panggil Om 'Papa'. Ok, sayang?"
"Asiyap Mama Lia hehe."
Tania menggeleng melihat kelakuan putrinya itu, sebagai seorang ibu Mami Tania tau pasti ada sesuatu yang di rencanakan Viola. Putrinya itu memang jahil. "Kalian menikah dua minggu lagi," ucapnya.
"Uhukk—dua minggu?" tanya Ardo sedikit shock, tapi itu hanya bertahan beberapa detik saja.
"Ya, dua minggu lagi,"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Wahyuni"uni
yeeeee enak aja thorrr aku tuh gk JOMBLO tpi dah punya EKOR 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2021-02-06
1
Dede Meugumi Novilan
kepo deh ama syaratny viola..mnta anter ke nikahan mntanny kah?
2020-11-24
4
🦋stary🌼🌸🌼
akhirnya aku smpe disini thor...hehheheh.
melipir kesini setelah baca sequelnya...😆😆
2020-10-20
1