"Mau ditinggal?"
Sadar Viola sadar, ini tuh Ardo bukan mantan-mantan elu.
Viola mendengus kesal. "Dasar manusia gak peka, Es Kutub!"
Brak
"Awas kamu kalau pintu mobil saya rusak,"
Viola mendelik. "Dasar Rentenir!"
"Kayaknya kamu perlu di ruqiyah, takut ada setan dalam tubuh kamu. Soalnya dari tadi ngumpatin saya terus,"
"Diem lo mulut cabe!"
"Heran, laki kok punya mulut pedas banget, kayak bon cabe," gerutu Viola.
***
"Kalian ini lama banget. Lumutan nih kaki Mama," cecar mama Lia. "Jangan-jangan kalian mantap-mantap dulu ya? Awas aja kalian kalo ketahuan mantap-mantap sebelum ijab qobul, kalian bakal ... " Mama Lia mengarahkan telunjuknya mulai dari leher bagian kiri ke leher bagian kanan.
Viola tersenyum kikuk, mantap-mantap dari mana? Dari sedotan?
"Hehe sorry Tante eh Ma. Aku nggak salah, Ma. Kulkas aja yang enggak ngasi tau, tiba-tiba dateng gitu aja."
"Kulkas?" Mama Lia mengernyitkan dahinya.
"Ardo maksudnya," Viola menyengir.
"Kamu gak kasi tau Viola?" tanya Mama Lia Ardo hanya menggeleng sebagai jawaban.
Mama Lia berdecak. "Yaudah ayo masuk!" Lalu wanita paruh baya itu menggandeng Ardo dan Viola masuk ke dalam butik.
Di dalam sana sudah ada wanita paruh baya yang Viola taksir umurnya hampir sama dengan mama Lia.
"Hai, Jeng," sapa Mama Lia pada wanita tadi.
Mereka bercipika cipiki sebentar. "Ini lho mantu aku, cantik kan? Dia ini nggak hanya cantik di luar, di dalemnya beuhhh luar byasah," kata Mama Lia memperkenalkan Viola kepada temannya itu. Viola agak enggak enak hati mendengar pujian Mama Lia ini, belum tau aja aslinya Viola kayak mana.
"Wah beruntung banget ya kamu, udah punya anak ganteng, punya mantu cantik lagi. Pasti lucu nih anak mereka nanti," ucap tante itu.
"Oh sudah pasti dong, anak mereka bakal lucu-lucu."
"Oh iya, perkenalkan nama Tante Riana, kalian bisa panggil tante Ana." Lanjut Tante Ana memperkenalkan diri.
Viola tersenyum seraya menjabat tangan tante Ana. "Viola, Tante," ucapnya sambil tersenyum. Sedangkan Ardo sudah duduk di sofa dengan jari-jari yang lincah berselancar di atas tablet dengan logo apel yang tidak utuh itu.
"Dia agak sedikit cuek dengan orang asing," Ucap Mama Lia canggung.
"Gapapa kok, Jeng. Ayo Viola, Tante sudah siapkan kebaya pengantin yang cocok untuk bentuk tubuh mu ini," Tante Ana menarik tangan Viola. "Oh iya, Ardo, kamu ikut Mbak yang disana ya." Tunjuknya pada seorang laki-laki berbadan gemulai. "Angel! Kamu tunjukkin si ganteng ini baju pengantin pria yang kita desain kemarin."
"Uh she up mamii," ucap Angel dengan aksen wanita.
****** lu, Viola memandang Ardo dengan senyum mengejek. Ardo hanya menatapnya datar.
Mama Lia, Viola dan tante Ana masuk ke dalam ruangan. Di dalam ruangan itu terdapat sebuah kebaya dan beberapa gaun yang terpasang di patung yang berada di dalam box kaca. Viola berdecak kagum melihat rancangan yang sangat indah. Jadi dulu itu Viola juga pengen jadi desainer, oleh karena ia tidak jago ngambar maka ia memutuskan untuk mendesain rumah tangga saja ehehe.
Cantik banget ya Tuhan, batin Viola.
"Ayo kita coba dulu kebaya ijab kabul nya." Tante Ana langsung membuka pintu box kaca dan membawa kebaya pengantin itu dengan dibantu dua karyawannya. Viola pun mengikuti Tante Ana menuju ruang ganti.
Tidak berapa lama, Viola keluar dari ruangan ganti di ikuti tante Ana dan dua karyawan wanita lainnya.
"Gimana Ma, bagus gak?" tanya Viola
Mama Lia yang sedang melihat majalah fashion itu menoleh ke arah Viola, mama Lia menganga tak percaya. "Ka-kamu Viola kan? Ya ampunnn kamu cantik bangetttt," Mama Lia langsung berdiri dan memnghampiri Viola.
Viola memutar bola matanya, punya calon mertua kok lebay banget.
"Ayo ayo tunjukkin ke Ardo biar dia ngeces liat kamu!" Mama Lia terkikik mendengar ucapannya, ia menarik tangan Viola keluar untuk menemui Ardo.
"Ma, pelan-pelan. Rok nya sempit nih," ucapan Viola tidak di gubris sama sekali oleh Mama Lia.
"Ardo, Ardo gimana? Viola cantik kan?" tanya Mama Lia sambil memutar tubuh Viola.
Ardo mendongakkan kepalanya, dan wow dia terpaku, terpesona pada gadis berkebaya putih yang melekat pada tubuh langsingnya itu. Mengapa gadis bar-bar ini nampak cantik sekali?
"Cantik," gumamnya.
Eh apa? Bukan-bukan, gaunnya cantik.
"Tau kok gue cantik. But, thanks hehe," ucap Viola cengengesan, nah loh apa Viola bilang? Ardo bakal luluh dengan kecantikan yang Viola miliki.
"Cantik, maksud saya gaunnya."
"Boong ih, tadi mama liat kamu terpesona loh. Udah ngaku aja, Viola cantik kan?" Mama Lia sengaja menggoda anaknya itu. Ardo mendelik pada Mama Lia, apa-apan! Orang Ardo bener kok, Viola mana cantik, jelek begitu. Mana depan belakang rata lagi.
"Lo gak cobain baju?" tanya Viola yang melihat Ardo masih mengenakan baju yang menurut Viola adalah setelan kerja, formal banget gitu bajunya.
"Sudah." Jawab Ardo.
"Mana gue mau liat!"
Ardo menatap datar Viola. "Apa?"
"Lo pakai baju,"
"Mata kamu masih waras kan? Kamu liat saya pakai baju nggak?" tanya Ardo datar. Ini beneran Mama Lia tadi bilang Viola ini luar byasahhhh?
"Ngeselin!" Viola mencebikkan bibirnya.
Mama Lia menggelengkan kepalanya melihat kelakuan anak dan calon mantunya itu. Ah kalo udah punya anak nanti, anaknya mirip siapa ya? Ardo atau Viola? Memikirkan hal itu membuat Mama Lia pengen cepat-cepat gendong cucu.
"Kalian itu udah mau nikah masa pakek lo-gue. Aku-kamu dong," ucap Mama Lia.
Kompak Ardo dan Viola menoleh Mama Lia. "Emang harus ya Ma?" tanya Viola.
"Harus! Biar nampak romantis gitu, kalau perlu kalian harus punya panggilan sayang."
***
Beberapa waktu lalu di ruang ganti pria,
"Mas nya mau nikah ya?" tanya lelaki gemulai yang sedang mengenakan jas akad itu pada Ardo.
Ardo menatap orang itu datar, itu tangan nggak bisa ya nggak ke mana-mana? "Nggak mau bercocok tanam!" ketus Ardo. Hei dimana-mana orang fitting baju itu ya mau nikah lah, emang mau berkebun?
"Angel, nama aku Angel. A N G E L, malaikat," kata Angel mengejakan namanya.
Ardo mengertatkan rahangnya. Nama lu Angel kek Ongol-ongol kek Ardo enggak perduli!
"Nikah sama aku aja yuk Mas,"
What?!
"Idupin dulu Mas tongkatnya baru ngomong nikah!" gila aja, mana mau Ardo sama bencong gini masa iya mereka pedang-pedangan. Memikirkan itu membuat Ardo bergidik ngeri. Sialan!
"Aduh Mas, Angel enggak tahan liat otot-otot Mas ini," kata Angel seraya mengelus otot yang berada di lengan Ardo.
Ardo menepis tangan itu, ia lagi-lagi bergidik ngeri. Gila aja kenapa hanya ada dia bersama makhluk halus itu di sini? Apa tante Ana nggak ada karyawan yang lebih waras lagi?
"Jauhin tangan kamu,"
"Ah Mas ganteng enggak boleh gitu, salah sendiri punya badan yang ah uh gitu," katanya lagi, dan kali ini disertai dengan kedipan mata beserta kisseu jarak jauh.
Tubuh Ardo merinding, ini kenapa lama banget? Nggak bisa di cepetin lagi? Batin Ardo. Dia udah enggak tahan satu ruangan dengan topeng monyet ini.
"Mas, bisa dicepetin nggak masang bajunya?"
"Bukan Mas tapi Angel, my name is Angel!" sentak bencong itu.
Gila! Ardo sudah tidak tahan. Lalu ia mengambil kemeja serta jas miliknya. "Udah Mas, bajunya udah pas ke saya. Saya udah enggak tahan, tubuh saya merinding. Mungkin karena ada wewe gombel di sini,"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Yoan Theresia Wattimury
😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂kocak banget angel. bisa bikin Ardo sampai merinding disko.diruang ganti .
2022-05-06
1
Lasma Tarida
Bagus jalan ceritanya... alurnya... warna ceritanya juga beda... tp jgn kepanjangan thor.... lucunya... jadi basi....
2021-04-20
1
Dede Meugumi Novilan
haha,,angel kocak dehh bisa bkin merinding Ardo
2020-11-25
2