Kedua keluarga pun tengah menikmati hidangan makan malam mereka dengan tenang, hanya ada lempar senyum saja diantara mereka.
"Al kapan kuliahmu akan selesai?"Tanya kakek Robin dengan nada lembut.
"1 tahun lagi kek, kalau tidak ada halangan yang melintang akan selesai." Jawab Aleeza dengan ramah.
"Terus setelah lulus kuliah mau kerja? Apa mau lanjut kuliah lagi?" Tanya kakek Robin lagi pada Aleeza.
"Mau kerja dulu saja kek, sambil cari pengalaman."Jawab Aleeza dengan sopan.
"Kalau begitu, kerja diperusahan kakek saja. Albi butuh sekretaris pribadi iya kan Bi?"Tenya Kakek Robin kepada sang cucu dengan nada sedikit penekanan.
Albi hanya menatap tak percaya sang kakek. Karena jelas-jelas albi tidak butuh sekretaris untuk saat ini, dan dia sudah punya Yohan disampingnya."
"Eeh..Tidak kek, Al sangat berterima kasih atas tawaran kakek. Al ingin bekerja diperusahaan kakak Kaif saja."Jawab Al dengan lembut.
"Kakek kira lilebih baik Al kerja sama Albi, biar s kalian saling kenal satu sama lain ."Ucap kakek Robin dengan wajah yang tampak kecewa.
"Sudah, kakek jangan memaksa gitu. Tidak baik tau kek, dimanapun dia kerja sama aja kok kek. Biarlah hubungan ini mengalir seperti air. Dengan seiring berjalannya waktu kita akan mengenal dengan sendirinya." Jawab Albi dengan tegas dan wajah yang datar.
"Maaf ya kek,Al bikin kakek kecewa ya ?"Ucap Aleeza dengan suara sendu.
"Tidak kok Al, mungkin kakek yang terlalu terburu-buru dengan hubungan kalian berdua. " Jawab Kakek Robin dengan senyum yang dipaksa.
"Ya sudah, kalian berdua nikamtilah makan malam ini dengan baik. Kami akan jalan-jalan dulu mengenang masa lalu kami di medan perang dulu." Ucap kakek Robin.
"Kakek jalan-jalan dulu ya Al. akenalilah calon suami mu dengan baik. " Bisik kakek Rama kepada sang cucu.
"Kakek titip Al ya Bi" Ucap Rama dengan senyum ramah diwajahnya.
"Baik kakek Rama "Jawab Albi seadanya.
Mereka pun kini hanya berdua. Kedua kakek-kakek itu sengaja meninggalkan cucunya untuk saling mengenal, bagaimana pun 1 minggu lagi mereka akan meresmikan hubungan mereka dengan ikatan pertunangan.
"Eekhmm!! Nama mu Aleeza? Gadis yang waktu itu di mall?" Tanya Albi dengan suara yang ketus
"Iya" Jawab Al dengan nada tak kalah ketus.
"Sial!! Yaang dijodohin ke gw malah om - om yang dimall waktu itu. Gw udah berdoa supaya tidak bertmu lagi, ini malah lebih parah tidak hanya bertemu malah jadi calon suami. Ya ampun, sial banget hidup gw"Batin Aleeza benar-benar sedang meronta-ronta.
"Ingat hubungan ini tak lebih hanya diatas kertas, jangan sampai ada satu orang pun yang tahu tentang hubungan ini." Ucapa Albi dengan dingin dan wajah yang serius. Tatapan matanya yang tajam menatap wajah Aleeza.
"Kenapa aku merasa seolah-olah aku yang menginginkan hubungan ini. Dengar baik-baik ya Om, aku tidak menginginkan hubungan ini terlebih lagi dengan pria seperti OM" Jawab Aleeza dengan emosi dan kesal.
"Jadi om tidak perlu khawatir, aku juga gak mau ada yang tau hubungan ini. Terlebih lagi jika teman-temanku tau, aku memiliki hubungan dengan om-om bisa-bisa aku akan dihina-hina." Jawab Al lagi dengan nada mengejek.
"Hah!! Siapa yang kamu panggil om?? Eegg!! Kau terlalu tinggi menilai dirimu Nona kecil, seolah-olah kau type semua laki-laki saja. Asal kamu tau ya kamu tuh buka typeku dari depan belakan datar begitu. Apa yang membuat mu berpikir jika kamu begitu menarik dimata laki-laki?" Ucapa Albi dengan suara mengejek dengan experesi yang begitu bikin kesal.
"Kamu buta ya?! Bagian mana yang kau bilang tubuhku rata? Haah!! Ayo Jawab?" Tanya Aleeza kesal, dia pun membusungkan dadanya kedepan wajah Albi.
"Kamu ini apa-apaan sih? Mana ada sikap seorang wanita seperti mu ini, tidak ada anggun-anggunya dan tidak punya malu."Ucap Albi kesal wajahnya berubah memerah karena tingkah Aleeza yang membusungkan dadanya didepan wajah Albi.
"Biarin aja, terserah aku mau gimana juga, bukan urusanmu. Huuhh.."Al membuang muka
"Maales banget sama ini cewek. Kakek kenapa juga ngejodohin aku sama perempuan yang modelnya seperti ini? Lebih baik aku pulang saja dari pada disni bikin moodku rusaak."Batinya Albi.
Tringgg!!!
Tiba-tiba keduanya bersamaan mendapatkan pesan .
Pesan Kakek Robin untuk Albi : "Bi, Kakek pulang dulu ya. Tiba - tiba kakek merasa pusing. Ingat baik-baik dengan Aleeza."
Pesan Kakek Rama untuk Aleeza : "Al, Kakek pulang dulu ya, tiba -tiba kakek merasa ngantuk. Kamu bersenag - sanglah sayang."
"Dasar kekanak-kanakan" Ucap kompak Albi dan Aleeza.
Membuat keduanya menjadi canggung dan sama-sama memalingkan wajahnya.
Albi berdiri dari duduknya dia hendak melangkah pergi tiba-tiba
"Mau kemana lagi kamu? Mau ninggalin aku sendirin disini iya? Lupa sama pesan kakek ku kepadamu??" Ucap Al dengan emosi.
"Hemmbb!! Iya gw gak betah berdua sama cewek kayak lo udah kasar, bar-bar, dan gak ada angun-nggunya lagi. " Jawab Albi dengan santai.
"Ya sudah sana!! Kalau mau pergi, pergi aja. Lagian aku juga gak butuh sama cowok modelannya kayak kamu ."Jawab Al sinis dan penuh emosi.
Brrakkkkk
Aleeza mengebrak meja. Tanpa basa - basi Al pun langsung berdiri dan meninggalkan Albi Begitu saja. Albi yang melihat Aleeza pergi hanya terdiam menahan amarahnya.
...****************...
"Tuh cewek ya, benar-bener minta dikasih pelajaran. Berani-beraninya dia bentak-bentak gw, ngomong kasar dan ninggalin gw gitu aja disini. Lihat saja sebentar lagi, siapa yang akan lari memohon pertolongan kepada Albian Kyle? Hmmm!!" Ucapnya Albi emosi dan mengepalkan tangannya.
Albi pun mengikuti Aleeza yang keluar dari restoran dengan emosi.
Diluar restoran.
"Heeghh!! Kamu pikir, kamu siapa? berbicara jelek tentangku. Kamu tidak mengenalku, bicara seenaknya bagett."ucap Al sambil menendang-nendang kerikil di jalan.
Tanpa dia sadari, sedari tadi ada laki-laki yang terus memperhatiakannya dari kejauhan.
Yah, laki-laki itu adalah Albian.
"Puufhh .."Menahan tawa,
"Dia gadis yang lucu juga, saat marah pipinya memerah seperti paprika."Ucap laki-laki tersebut.
"Kenapa aku bisa tersenyum hanya melihat tingkah laku konyol dia" Gumnya Albian.
"Aargghh!!!! Aku benciiii kamu Albii, dasar om-om jelek!! Huuff ....huuft.."Teriakan Aleeza dipinggir jalan.
"Ehh aku ada dimana ini ? Kenap aku bisa sampai disni yah? Kebingungan. Mana jalannya sepi banget lagi, ini jam berapa sih?" Celoteh Aleeza. Dan Aleeza pun memerikas ponselnya untuk melihat jam.
"Ehhmmm, masih jam 23.00 malam."
Krik..krikk...krrik.
..............................
Masih loding
Beberapa detik kemudia Aleeza pun terkejut. "Apaa!! Jam 23.00 ini udah malam banget dong. Huhh!!! Punya calon suami gak ada peduli-pedulinya sama sekali. Nasak ngebiarin calon istrinya pulang malam-malam begini sendir. Jadi makin sebeel deh sama om tua itu . Dasar om-om tua!!! Yang sok muda. Cihhhh!!! menjijikan."ucap Al yang terusa menjelek-jelakan Albi.
Bruukkkkk
"Awwh, sakittt!!! Duh bokong ku rasanya benar-benar nyut..nyutan." Ucap Aleeaza yang meringis kesakita
"Hay cantik!! Kenapa malam-malam begini masih berkeliaran diluar? Sendirian lagi mau kakak anterin pulang tidak?" Sambil menyentuh dagu Aleeza.
"Tudak terima kasih, aku bisa pulang sendiri." Ucap Aleeza dengan dingin. Aleeza pun menghempaskan tangga laki-laki itu dari wajahnya .
sedangkan Albi senang melihat Aleeza digangangu pria-pria itu, karena setelah itu Al akan membutuhkan bantuan dia.
Tiba-tiba laki-laki itu merangkul Aleeza dengan tangan genitnya yang merabaraba paha Al.
Aleeza terkejut dan membulatkan matanya
"Lepasin gak...!! Lepasiinnnnn!! "Teriak Al dengan suara bergetar.
Albian yang melihat itu merasa tidak wajar, karena dia memang menyuruh seseorang untuk mengangu Aleeza. Tapi tidak untuk menyentuh Al seenaknya. Albian yang melihat itu semua, dia merasa sangat kesal dan emosi. Ada sesuatu yang bergejolak didalam hatinya. Yang dia sendiri tidak atau kenapa dirinya bisa begitu.
FlashBack On
"Aku mau kamu segera mengirim seseorang ke alamat yanf sudah aku kirim kekamu. Ingat seceparnya. Dan satu hal lagi, hanya mengganggunya jangan sekali - kali menyentuhnya."Ucap Albi dalam sambungan telpon
Tut.
Albi pun menutup segera sambungan telpon tersebut.
FlashBack Off
Dan Aleeza dibawa oleh ke 3 pria tak dikenal itu kesebuah gak sepi yang jarang sekali dilewati.
Albian yang melihat itu segera turun dari mobilnya dan mengejar pria-pria itu.
"Sial! Siapa mereka berani-beraninya menyentuh wanitaku. Mereka benar- benar tidak takut mati." Ucap Albi dengan suara yang bergetar penuh amarah dan matanya pun terpancar hawa ingin membunuh.
"Hiiskks hiikkss, jangann!! Sentuh aku.. lepasin!! Aku bilang lepasin!!! Aaarrghhhh!! Toolongggg.... Toloongggg...... Hikks.. Hikkks....."Teriak Aleeza dengan tangisannya yang mulai pecah. Aleeza benar-benar ketakutan, sangat takut. Sampai-sampai tubuhnya bergetar.
Namun pria-pria itu tidak berhenti, malah memaksa membuka baju Aleeza. Tak hanya itu mereka juga menampar wajah Aleeza karena Al terus berteriak.
Plakkkk.....
Plakkk.....
"Diammm!! Jika tidak diam, akan ku sumpal mulutmu dengam Tongkat ku" Ucap pria tersebut sambil menunjuk burung yang ada di dalam celananya.
Al yang mendapat 2x tamparan yang cukup keras , membuat dia tersungkur karena tamparan yang dia dapat dan sudut bibirnya mengeluarkan darah segar pipinya memar dan dahinya luka karena terbentur sebuah kayu.
"Aaahh!!!
"ini sakit, Beneran sakithit..hikksss apa dia beneran ninggalin gw begitu saja?"Ucap Al dalam hati..
Tiba-tiba salah satu dari ketiga laki-laki itu mengeluarkan tongkatnya yang sudah tegang dari dalam celana, Memaksa Al untuk memasukan barangnya itu ke dalam mulut Aleeza namun Al menolak dan terus menolak. Karena Al menola, dia pun dipegangi oleh ke 2 pria yang lainnya sehingga Aleeza tidak bisa berontak lagi.
Air mata Aleeza pun terus mengalir membasahi pipinya yang terluka.
"Ya Tuhan tolong aku ..hikks..hikss...
Aku mohon, Tuhan tidak ada yang bisa menolongku saat ini. Benar tidak ada, jika kau tidak menolongku Tuhan maka ini akan menjadi awal kehancuran hidupku."Doa Aleeza dalam hatinya.
"Kenapaa aku harus mengharapkan laki-laki sepertimu yang tak ingin melihatku? Kamu sunggu lucu Al, haha...."Aleeza menertawankan dirinya sendiri.
Robin Kyle kakek dari Albian Kyle. Mantan seorang tentara Pasukan khusus, sangat mencintai dunia militer.
Rama Ardana kakek dari Aleeza Ardania. Sahabat Robin, juga cinta akan militer bahkan bersahabat dan berjumpa dengan Robin karena militer.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Shinichi x Kaito
sejak kapan nih perjodohan jadi hubungan diatas kertas, sejak kapan lu berdua menandatangi kontrak satu sama lain untuk nikah kontrak, ini bukan cerita nikah kontrak tapi perjodohan
2022-07-02
1