Eksekusi di mulai. Altar dengan empat pilar besar berwarna putih sebagai tempat penghukuman dewa Narendra. Rantai emas yang membelenggu kedua kaki dan tangannya membuat dewa Narendra tak berdaya. Wajah lusuh dan rambut panjang yang berantakan dengan tatapan tajam ke arah dewa perang, seakan mengisyaratkan dendam.
empat kesatria langit dengan zirah dan senjata terkuatnya tengah bersiap mengeksekusi sang dewa yang tidak bersalah itu. Juru bicara Kaisar dengan lantang membacakan dakwaan.
"Dewa perdamaian kamu telah memakan buah persik yang terlarang serta mengendalikan hewan langit untuk membebaskanmu. Tindakanmu tidak bisa diampuni!"
Dewa Narendra yang terbelenggu rantai emas pun tertawa. "Yang terhasut biarlah terhasut, tidak akan ada yang bisa memberi pencerahan kepada jiwa yang kotor."
"Kesatria langit, segera eksekusi!" perintah sang kaisar.
Gada, pedang, tombak, dan tongkat langit disertai kilatan petir memghujam ke tubuh dewa Narendra. Sang dewa meraung kesakitan ketika empat pusaka itu menghantam tubuhnya. Namun, karena kultivasi dewa Narendra mencapai sepuluh ribu tahun. Benda langit pun tidak mampu menghilangkan kekuatannya.
Hukuman terhenti saat dewi Jingga masuk ke altar penghakiman dan bersimpuh di hadapan kaisar langit sambil terisak.
"Ayaha tolong jangan hukum lagi dewa Narendra, dia tidak bersalah."
"Anakku pergi dari tempat itu, atau kamu akan dapat hukuman langit!" ancam kaisar langit.
"Aku tidak akan pergi, lebih baik aku ikut dengan dewa Narendra menerima hukuman langit."
"Jingga kamu tidak sepatutnya ikut denganku," ucap lirih dewa Narendra.
Dewi Jingga memeluk dewa Narendra dan tersenyum kecil menatap sang dewa. "Aku akan bersamamu walaupun itu harus mengalami penderitaan yang bertubi-tubi."
Kaisar langit pun marah dan tidak bisa berkata-kata lagi. Juru bicara kaisar dengan terpaksa memerintahkan empat kesatria langit untuk mengeksekusi keduanya. Dewa Narendra dengan segenap kekuatannya melindungi dewi Jingga Namun, karena bertubi-tubi menerima serangan dari keempat kesatria langit, akhirnya dewa Narendra pun roboh, tak berselang lama dewi Jingga juga ikut roboh.
Dengan berat hati kaisar langit menghukum mereka berdua berenkarnasi ke alam manusia untuk kembali menempa hidup di sana. Tiba-tiba kilatan petir berwarna biru muncul disertai kabut tebal. Sebuah cahaya dengan empat warna terbang menuju alam manusia. Itu adalah zirah dan pusaka milik dewa Narendra.
Raja asyura sengaja memanfatkan ini untuk memiliki baju perang dewa Narendra. Namun, kekuatan baju perang itu terlalu kuat sehingga raja asyura hanya bisa memecah benda pusaka itu menjadi empat bagian dan tersebar di alam manusia.
Para penduduk bumi dan langit panik. Di bumi terjadi berbagai macam bencana karena menerima kekuatan besar dari langit. Di langit terjadi ketidak seimbangan yang membuat langit tergoncang.
Kaisar langit mengutus dewa perang untuk menyelidiki apa yang terjadi. Dewa perang pun sudah mengetahui, raja asyura telah mengingkari janjinya, segera dia menuju sumber bencana.
"Hahaha ... ternyata kamu yang di utus kaisar langit untuk menghadapiku."
"Dasar makhluk rendahan, ternyata kamu telah merencanakan semua ini." Dewa perang menatap tajam raja asyura.
Pertempuran pun tidak bisa dihindari. Dewa perang dengan mata yang berapi-api langsung mengeluarkan ribuan panah berwarna biru terang berada di sekelilingnya siap menghujam raja asyura.
"Kau pikir dengan kekuatan seperti itu bisa mengalahkanku," gertak raja asyura.
Dengan sekali gerakan tangan ribuan panah berwarna biru itu menghujam raja asyura. Dengan kulit tebalnya, raja asyura menerima telak hujaman ribuan panah itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 202 Episodes
Comments
Karya Sujana
mampusss
boooom
2023-02-08
0
Lutfi Tanaba
ternyata dewa langit tertipu di kayangan dan menghukum tanpa keadilan....waduh gimana Thor...
2022-11-14
0
sun-rise🌻
B4gus deh
2022-10-30
0