Pergi Lebih Dulu

Afra dan Arsenio berpapasan dengan Aileen di gerbang sekolah, pagi ini mereka masih tetap berangkat ke sekolah.

Afra sempat datang ke rumah Aileen sebelum berangkat sekolah, tapi Mayang mengatakan kalau Aileen sudah pergi sejak tadi.

Afra akhirnya berangkat berdua dengan Arsenio, tapi ternyata mereka bertemu di gerbang sekolah.

Ketiganya sama-sama terdiam, tenggelam dalam fikiran dan tatapan mereka satu sama lain.

Afra tersenyum pada Aileen dan berniat menyapanya seperti sedia kala, tapi ternyata Aileen justru pergi begitu saja sebelum Afra sempat mengatakan sapaannya.

Afra melirik Arsenio di sampingnya, merasa tidak enak dengan Aileen yang bersikap seperti itu padanya, jangankan untuk menyapa keduanya tapi sekedar membalas senyuman Afra pun tidak Aileen lakukan.

"Ya sudah, kita masuk saja, nanti kan ketemu juga di kelas."

Afra mengangguk setuju, mungkin benar kalau Aileen akan mau berbicara saat di kelas nanti.

Keduanya lantas kembali berjalan dan memasuki kelas mereka, tapi Aileen tidak terlihat disana padahal Aileen sudah pergi duluan dari pada mereka berdua.

"Kemana Aileen?"

Arsenio tak menjawab, hanya terdiam menatap bangku Aileen yang memang masih kosong.

"Nio."

"Gak tahu aku juga, di Kantin mungkin."

"Ya udah kesana yuk."

Arsenio mengangguk setuju, bukankah kebiasaan mereka sebelum masuk kelas itu makan, jadi mungkin saja Aileen juga sedang makan sekarang di Kantin sekolah.

Keduanya melihat setiap penjuru Kantin, dan tidak nampak ada Aileen disana.

"Mana Nio, gak ada."

"Gak tahu aku juga, aku kan dari tadi sama kamu, gimana aku bisa jawab."

Afra terdiam, kemana Aileen pergi .... kenapa Aileen masih marah saja pada mereka berdua.

"Udah gak usah mikir kemana-mana, biar saja nanti juga ketemu lagi pasti."

"Tapi aku sedih kalau Aileen kaya gitu, iya kita memang mungkin salah, tapi kan udah minta maaf, dan kalau memang masih ada yang mau ditanya juga bisa bicara baik-baik."

"Ya namanya juga orang marah, gimana bisa baik-baik."

"Terus bagaimana sekarang?"

"Aku juga bingung, kalau Aileennya aja gak mau ngomong."

Afra kembali diam, kalau tahu akan seperti ini lebih baik Afra tidak perlu mengatakan apa pun tentang kepindahannya dengan Nio.

Lebih baik Afra menghilang saja tanpa kalimat apa pun, biar lebih nerima kalau memang Aileen mau marah.

"Udah jangan seperti ini."

Arsenio mengusap kepala Afra, bukan hanya Afra yang sedih dengan sikap Aileen, karena Arsenio juga merasakan hal yang sama.

Tapi mau bagaimana lagi jika memang keadaan yang memaksa mereka untuk melakukannya.

"Udah, ke kelas yuk, mungkin Aileen sudah ada disana."

"Ya udah ayo."

Jawab Afra tanpa semangat, keduanya lantas kembali ke kelas dengan harapan Aileen memang ada disana, dan mau berbicara dengan keduanya.

Tapi sayang .... Aileen masih tidak terlihat di kelas, entah kemana Aileen pergi setelah dengan sangat jelas Afra dan Arsenio berpapasan dengan Aileen di gerbang tadi.

Afra melirik Arsenio mungkin dalam hatinya Afra kembali bertanya kenapa Aileen masih tidak ada, Arsenio tersenyum dan mengajak Afra untuk duduk saja.

"Tunggu saja dulu, mungkin lagi di toilet."

Afra tak menjawab, hanya diam dengan fikirannya sendiri.

Padahal Afra hanya tinggal beberapa hari saja ada disini, tapi Aileen malah menjauhinya seperti itu.

Apa tidak akan ada perpisahan manis yang akan mereka lalui, apa mereka akan menjadi musuh mulai hari ini.

Afra tidak pernah menginginkan itu terjadi, mereka sudah bersama sejak kecil, bagaimana bisa mereka bermusuhan seperti ini.

Afra melirik Arsenio saat merasa kalau tangannya telah digenggam, melihat Arsenio yang tersenyum padanya.

Tapi Afra enggan membalasnya, Afra juga menarik tangannya dari genggaman Arsenio.

Harusnya tidak seperti ini keadaannya, harusnya mereka bertiga bisa tetap untuk sama-sama.

Ini semua gara-gara orang tua mereka, egois, mereka hanya memikirkan harta saja tanpa memikirkan perasaan anaknya sendiri.

Lama berselang dan waktu pun sudah semakin siang, tapi Aileen tak juga datang ke kelas, sampai jam istirahat selesai pun masih tak terlihat kalau Aileen ada di Sekolah.

Salah seorang Guru tampak memasuki ruang kelas, para murid terdiam dan bersiap untuk menyimak apa saja yang sudah tentu akan disampaikannya.

"Silahkan dibawa masuk."

Ucapnya pada seseorang di luar sana, mereka tampak melirik arah pintu, dan melihat penjaga sekolah yang memasukan dua dus besar ke dalam kelas.

"Terimakasih."

"Sama-sama pak, permisi."

Satpam itu lantas pergi meninggalkan ruang kelas.

"Apa itu pak?"

Tanya salah satu murid kelasnya, Guru itu menoleh dan tersenyum.

"Ini adalah bingkisan dari Aileen untuk kalian semua."

Afra dan Arsenio melirik bersamaan, lalu kemana Aileennya sekarang.

"Bingkisan .... Aileen ulang tahun?"

"Tidak, bingkisan ini Aileen jadikan sebagai salam perpisahan untuk kalian semua."

Afra dan Arsenio sotak merubah posisi duduknya dari bersandar menjadi tegak.

"Maksudnya apa pak?"

Tanya Arsenio, Afra juga bertanya dengan kaliamat yang sama pada Guru di depan sana.

"Semalam, ibu Aileen menghubungi bapak, kalau Aileen akan pindah dari sekolah ini, dan tadi Aileen datang untuk membawa surat perpindahannya sekalian Aileen juga membawa ini untuk kalian."

"Apa?"

Ucap Afra dan Arsenio bersamaan, kabar macam apa ini, kenapa bisa Aileen pergi begitu saja tanpa pamit pada mereka berdua.

"Pak jangan bercanda dong."

"Untuk apa bercanda, ini Aileen memberikan ini untuk kalian berdua."

Arsenio lantas bangkit dan menerima dua kantong bingkisan yang terpisah itu, Guru lantas meminta satu muridnya untuk membagikan bingkisan itu pada mereka semua.

Arsenio memberikan satu untuk Afra, lantas duduk dan membuka isi kantongnya.

Afra hanya melihat beberapa jenis peralatan sekolah dan juga makanan di dalam sana, tapi Arsenio mendapat satu surat di dalamnya.

Arsenio melirik Afra lantas membuka surat tersebut.

## Terimakasih sudah memberi ku kabar yang begitu mengecewakan, aku tidak tahu alasan sebenarnya kenapa kalian pergi dan sampai meninggalkan aku, tapi aku juga tidak punya hak untuk memaksa kalian mengatakan semuanya, karena mungkin sekarang aku hanyalah orang asing bagi kalian, aku tidak bisa kehilangan kalian berdua karena kalian terlalu berarti untuk ku, jadi biarkan aku saja yang pergi meninggalkan kalian sekarang, terimakasih untuk kasih sayang dalam persahabatan kita selama ini, maaf jika aku pergi tanpa sempat menemui kalian karena aku tidak akan sanggup melakukannya, tetaplah jaga persahabatan kita meski kita tak lagi bersama, aku harap suatu hari nanti kita akan bertemu dan bersama lagi, kita akan bisa mejalani persahabatan kita lagi. Salam sayang dari Aileen untuk sahabat terbaik ku, kalian Afra dan Arsenio ##

Afra menangis setelah mendengar isi surat yang dibacakan Arsenio, kenapa justru Aileen yang meninggalkan mereka.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!