Melihat Wahyu yang tidak sedang bercanda, Dani langsung diam dan ikut melihat ke arah zombie mutasi yang masih mencari lokasi Wahyu dan Dani, dan setelah zombie itu terlihat sudah menemukan lokasi Wahyu dan Dani, zombie itu langsung membuka perutnya dan mengeluarkan ususnya yang melesat dengan cepat dan mengarah ke tempat Wahyu dan Dani berada. Wahyu terus memperhatikan usus yang melesat itu hingga usus itu sudah sampai di depan pintu masuk gang dimana Wahyu dan Dani sedang memegangi tengkorak, sesaat setelah usus itu melewati Wahyu dan Dani, serta tengkorak yang mereka berdua pegangi, usus itu langsung melilit tengkorak yang Wahyu dan Dani pegang.
“Dan lepaskan peganganmu!” teriak Wahyu. Dani langsung melepas pegangannya dari tengkorak itu bersamaan dengan Wahyu. “Siapkan senjatamu dan langsung lari lurus ke arah zombie itu” ucap Wahyu sambil mengambil pistolnya.
“Bisakah kau tidak terburu-buru seperti itu!” jawab Dani yang sedang tergesa-gesa mengambil snipernya dan juga bersiap untuk lari.
“Lari!” ucap Wahyu dengan suara keras. Secara bersamaan Wahyu dan Dani lari menuju ke arah zombie itu. Kecepatan lari mereka berdua lebih lambat daripada kecepatan usus zombie mutasi tadi, namun saat usus itu mulai mendekati tubuhnya, kecepatannya melambat dan membuat posisi Wahyu, Dani dan usus itu berdekatan.
“Dan lemparkan satu flashbang yang ada di sabukmu itu kepadaku” ucap Wahyu. Mendengar ucapan Wahyu, Dani langsung mengambil flashbang yang tergantung di sabuknya itu. “Ini tangkap” ucap Dani lalu melemparkan satu flashbang ke arah wahyu. Wahyu menangkap flashbang yang dilempar Dani dan mulai memberikan urutan gerakan mereka selanjutnya.
“Sekarang tembak kepala dan perut zombie itu sambil berlari, tidak terkena bagian vital tidak apa-apa yang penting terus tembak dan juga terus dengarkan suaraku” ucap Wahyu sambil menggigit pelatuk flashbang yang dia tangkap dari Dani dan mulai menembaki usus yang berada di depan mereka. Dani menuruti perintah Wahyu dan mulai menembaki kedua mata zombie itu dan juga perut zombie itu, namun semua bagian yang Wahyu dan Dani tembak langsung beregenerasi lebih cepat daripada regenerasi zombie tipe Scratcher. Wahyu dan Dani terus menembak dan mengisi ulang peluru mereka hingga jarak antara mereka berdua dan zombie itu tinggal 20 meter.
“Dan! Balik badanmu dan langsung naiki tangga yang ada di samping kiri kita, naik sampai ke atas atap sekarang!!” ucap Wahyu dengan suara keras dan membuang pistol yang dipegangnya itu lalu mengambil flashbang yang digigitnya tadi, karena Wahyu menggigit pelatuk flashbang, flashbang yang diambil Wahyu dari gigitannya itu langsung aktif dan ada waktu 2 detik sebelum flashbang itu meledak dan membutakan semua yang melihatnya. Dani yang mendengar perintah Wahyu dan melihatnya menarik pelatuk flashbang dengan giginya itu, langsung membalikkan badannya dan mencari tangga yang ada di daerah kirinya, Dani menemukan satu dan langsung berlari ke arah tangga itu berada. Wahyu sudah melemparkan flashbangnya dan membalikkan badannya juga, dia kemudian mengikuti Dani yang berlari ke arah anak tangga yang menempel di dinding bangunan yang memiliki 3 lantai. Flashbang yang dilempar Wahyu meledak dan memunculkan sinar yang sangat terang sekali dan membutakan penglihatan zombie mutasi tadi untuk beberapa detik. Di saat yang bersamaan Wahyu dan Dani sedang menaiki tangga dan sudah sampai di lantai 2 bangunan itu. Wahyu yang mendengar suara ledakan flashbang yang dia lempar tadi menunggu beberapa detik agar saat Wahyu menoleh matanya tidak akan terpengaruh ledakan flashbang, setelah beberapa detik berlalu, Wahyu langsung menoleh ke arah zombie itu dan melihatnya menutup-nutupi matanya dengan kedua tangannya dan usus yang mengarah ke tubuh zombie itu pun tiba-tiba melenceng dan menabrak tembok yang ada di belakang zombie itu berdiri sebelum usus itu berhenti bergerak. Setelah melihat kejadian itu, Wahyu meneruskan memanjat tangga dan akhirnya sampai di atap bangunan.
Wahyu dan Dani langsung pergi ke pinggiran atap bangunan yang sekarang mereka tempati dan langsung tiarap dan memposisikan badan mereka agar bisa melihat zombie mutasi tadi, Dani langsung melihat zombie mutasi itu dengan snipernya sedangkan Wahyu menggunakan teropong yang dibuatkan oleh Wahidyn, yang mana mempunyai jarak pandang yang sangat jauh dan juga bisa ganti mode pencari panas. Efek dari flashbang sudah selesai dan zombie itu mulai membuka matanya dan mencari-cari Wahyu dan Dani yang tadi berlari ke arah zombie itu, setelah beberapa detik mencari, akhirnya zombie itu menyerah dan mulai mendekati ususnya yang tertabrak tembok dan tertancapi tulang dari tengkorak yang dililit usus itu tadi, namun zombie itu tidak terlihat kesakitan. Zombie itu mengambil ususnya dan mulai memasukkannya kebadannya kembali dan saat sudah sampai di bagian usus yang tertusuk tulang-belulang, perut zombie itu menutup dan memotong ususnya sendiri, di saat itulah zombie itu terasa kesakitan dan meraung kesakitan. Setelah meraung kesakitan untuk 3-5 detik, zombie itu langsung duduk dan bersandar di tembok, walaupun zombie itu masih memiliki kesempatan untuk melemparkan ususnya lagi dan mencari daerah sekitarnya, zombie itu memilih untuk duduk dan beristirahat.
“Zombie itu berhenti bergerak, apa dia mati?” ucap Dani melihat zombie itu dengan scope snipernya.
“Sepertinya tidak, tapi setidaknya kita bisa beristirahat di tempat tinggi dan aman untuk sementara” jawab wahyu yang melihat zombie itu dengan teropongnya.
Setelah mendengar ucapan Wahyu, Wahyu dan Dani langsung lega lalu mengistirahatkan tubuh mereka. Dani mulai mengubah posisi tiarapnya ke posisi duduk lalu mulai mengisi ulang peluru snipernya, Wahyu juga ikut duduk dan mengambil pistolnya yang lain yang ada di tempat pistol yang terkait di sabuk bagian kirinya dan melepaskan pengamannya.
“Jadi apa yang kau peroleh dari melakukan hal gila tadi?” tanya Dani yang sedang mengganti magazine snipernya.
“Tidak banyak, tapi aku mempelajari sesuatu” jawab Wahyu. “Walaupun aku masih tidak tahu dimana lokasi otaknya” sambung Wahyu kecewa.
“Yang jelas tidak ada di kepalanya” ucap Dani sambil meletakkan snipernya di sampingnya.
“Kenapa kau yakin sekali?” tanya Wahyu.
“Aku tadi menembaki semua bagian kepalanya dan dia masih tetap saja bisa beregenerasi dengan cepat, jadi kemungkinan besar itu tidak ada disana” jawab Dani yang sudah selesai mengisi ulang amunisi snipernya.
“Benar juga ya, andai saja kita punya sesuatu seperti bazooka, atau grenade launcher, atau juga bomb yang bisa ditembakkan dan bisa menempel lalu bisa diledakkan secara bersamaan” ucap Wahyu mengeluh.
“Permintaanmu itu keterlaluan tahu” ucap Dani dengan nada kesal.
“Ya kalau Wahidyn disini dia pasti bisa membuatnya, tapi dia tidak ada disini, dan juga kenapa dia tidak mengabari kita keadaan dan status misinya ya?” ucap Wahyu dan terus bergumam sendiri.
“Kau ini orangnya sedikit aneh ya” ucap Dani heran. “Oh tapi kalau peluru yang bisa meledak aku ada lho”
“Benarkah?!” ucap Wahyu yang langsung bersemangat lagi.
“Iya, Wahidyn yang memberiku tadi saat kita bersiap-siap, katanya ‘Gunakan ini ketika Wahyu memiliki rencana yang butuh sesuatu yang meledak’ seperti itu, tapi hanya ada 5 peluru” ucap Dani.
“Wah dia itu peneliti yang bisa diharapkan, dia bahkan tahu kalau nantinya aku akan mempunyai rencana yang sedikit lebih berisik” ucap Wahyu senang. “Dengan ini mungkin aku bisa mengetahui dimana kelemahan zombie gemuk itu”
“Kau sudah punya rencana?” tanya Dani yang sekali lagi mengganti peluru magazinenya dengan peluru ledak.
“Tentu saja!” ucap Wahyu dengan percaya diri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Download
Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Comments