Mission at New Land 4-2

“Apa mungkin itu menara sinyalnya?” ucap Dani sambil melihat ke arah Menara yang Tim Elang dapat lihat dari jauh.

“Yah sepertinya begitu, aku mencari gambar menara sinyal dengan jam tanganku dan gambarnya mirip dengan menara itu” ucap Wahidyn sambil melihat layar virtual yang dikeluarkan oleh jam tangannya.

“Eh biarkan aku melihatnya” ucap Dani dan segera mendekat ke Wahidyn untuk melihat layar virtualnya.

“Kalau mau melihat tidak usah berlebihan seperti itu tahu” ucap Wahidyn terganggu.

“Ya mau bagaimana lagi, jam tanganmu itu keren sekali lho bisa melakukan hal-hal yang luar biasa seperti ini” ucap Dani memuji Wahidyn.

“Tentu saja, aku kan jenius” ucap Wahidyn menyombongkan dirinya.

Melihat Wahidyn yang menyombongkan dirinya dan penemuannya itu, Septian langsung berbicara ke Wahyu.

“Dia kalau sudah dipuji selalu melebih-lebihkan ya” bisik Septian.

“Sudahlah, setidaknya dia hanya melakukan itu saat sedang senggang saja, kalau dia masih menyombongkan kemampuannya saat ada pertarungan barulah aku akan menegurnya” jawab Wahyu kepada Septian.

“Oh iya, Yu, Sep, kemarilah sebentar” ucap Wahidyn memanggil Wahyu dan Septian. Mendengar Wahidyn memanggil mereka, Wahyu dan Septian langsung menghampiri Wahidyn.

“Ada apa?” tanya Septian.

“Ini untuk kalian” memberikan sebuah alat seperti earphone kepada Dani, Wahyu, dan Septian masing masing dua buah.

“Untuk apa ini?” tanya Septian.

“Ini alat komunikasi baru kita” jawab Wahidyn.

“Memangnya ada apa dengan communicator kita yang dulu?” tanya Dani.

“Yah kita kan berada di Negara lain, pastinya bahasa mereka berbeda dengan kita kan” jawab Wahidyn menjelaskan. “Maka dari itu aku membuat communicator baru yang membuat kita bisa mengerti hampir semua bahasa yang ada di dunia dan juga alat kita juga bisa mengartikan kalimat yang kita ucapkan ke bahasa yang kita inginkan, untuk pengartian kalimat Bahasa asing, communicator ini akan langsung mengartikannya secara automatis, namun untuk mengartikan ucapan kita ke Bahasa lain, ada tombol yang ada di communicator yang bisa kita tekan, setelah menekannya, sebutkan bahasa yang ingin dikeluarkan, seperti ini” ucap Wahidyn menjelaskan dan memasang communicator yang baru dibuatnya.

“Bahasa Inggris” ucap Wahidyn setelah menekan tombol yang ada di communicatornya itu. “Now, can you all hear me?” ucap Wahidyn.

“Wah hebat, kau jadi berbicara bahasa inggris dengan lancar” ucap Dani kagum.

“Padahal dilihat dari bibirmu kau baru saja mengatakan “Sekarang apa kalian mendengarku” keren juga” ucap wahyu kagum.

Wahidyn menekan tombol yang ada di communicatornya lagi dan berbicara lagi. “Perlunya menekan tombolnya hanya untuk mengaktifkan communicatornya, jadi selama kalian menekannya sekali kalian bisa mengganti-ganti bahasa yang ingin kalian ucapkan dan setelah kalian mematikannya bahasanya akan kembali ke bahasa default, yaitu bahasa Indonesia” ucap Wahidyn lalu mengaktifkan communicatornya lagi. “Jadi begitulah, Bahasa Inggris, thanks for your attention, bahasa jepang, arigatou” ucap Wahidyn lalu mematikan communicatornya.

“Wah keren, langsung aku pakai ah” ucap Dani lalu memasangkan communicatornya ke telinganya dan mengaktifkannya, Wahyu dan Septian juga ikut melakukannya.

“Bahasa cina, hei apa kalian mendengarku” ucap Dani yang langsung mencoba fitur translator seperti yang dilakukan Wahidyn barusan.

“Umm, kok Dani masih berbicara bahasa Indonesia walau sudah mengganti bahasanya?” tanya Septian bingung.

“Sepertinya karena kita sudah mengaktifkan communicatornya” jawab Wahyu.

“Yap, benar sekali, aku kan sudah bilang communicator itu juga memiliki system translasi, aku masih mendengar Dani yang mengatakan bahasa Cinanya baru saja, karena aku belum mengaktifkannya” ucap Wahidyn.

“Kalau begitu lebih baik kita aktifkan saja terus dan kita ganti bahasanya saat kita ingin berbicara kepada anggota Zombie Resistance Cina nanti” saran Wahyu.

“Padahal aku juga ingin pamer seperti Wahidyn” jawab Dani kecewa.

“Sudahlah, sekarang kita berangkat menuju menara itu” ucap Wahidyn sambil mengaktifkan communicatornya.

Setelah Wahidyn memberikan communicator baru untuk Tim Elang, Tim Elang melanjutkan misi mereka untuk berangkat menuju menara sinyal yang mereka lihat. Tapi disaat mereka hampir sampai ke menara itu, Wahyu merasakan firasat buruk. Wahyu mendengar suara angin dari benda yang melesat dengan cepat.

“Semuanya! Merunduk secepat mungkin!” teriak Wahyu dan langsung merunduk ke tanah, anggota Time Elang yang lain juga mengikuti perintah Wahyu dan langsung merunduk. Sesaat setelah mereka merunduk Wahyu membalikkan badannya dan melihat sebuah usus melewati mereka semua dan kembali membawa seorang manusia yang dikenali oleh Wahyu, itu adalah salah satu anggota Tim Pandawa.

“Wahyu, yang baru saja lewat itu tadi apa?”tanya Septian panik.

“Tenanglah, aku tidak terlalu mengerti itu tadi apa, tapi yang kulihat adalah sebuah usus manusia yang baru saja melilit dan membawa salah satu anggota Tim Pandawa” jawab Wahyu.

“Usus? Apa maksudmu?” tanya Dani kebingungan.

“Balikkan badan kalian dan lihat sendiri, usus itu datang lagi” ucap Wahyu. Mendengar ucapan Wahyu semua anggota Tim Elang membalikkan badannya dan melihat sebuah usus yang melaju dengan cepat melewati Tim Elang.

“Usus?!” ucap Dani Kaget.

“Lihat kan?! Kubilang itu seperti sebuah usus, Wahidyn, cepat peringatkan semua anggota Tim yang ditugaskan Wakil Kapten untuk segera merunduk, kau bisa melakukannya kan?” perintah Wahyu kepada Wahidyn.

“Akan kuusahakan” ucap Wahidyn yang kemudian mulai mengotak-atik jam tangannya untuk mencari frekuensi radio Tim-tim yang diberi tugas mengintai. Dan di saat Wahidyn masih mencari frekuensi radio Tim-tim pengintai, usus itu bergerak kembali ke arah datangnya tadi, dengan segera Wahyu yang berada di samping Wahidyn langsung memegang tangan Wahidyn dan menempelkannya ke tanah, setelah Wahyu melakukan hal itu, ujung usus yang bergerak kembali tadi membawa sebuah tubuh dan melesat melewati semua tubuh anggota Tim Elang, jika saja Wahyu terlambat sedikit saja, tangan Wahidyn akan terkena kaki tubuh yang dibawa usus tadi dan melukai tangannya.

“Terima kasih Ketua” ucap Wahidyn dan kembali mencari frekuensi radio Tim pengintai.

“Kau memanggilku Ketua hanya saat aku menolongmu saja ya” ucap Wahyu sedikit bercanda.

“Aku menemukannya” ucap Wahidyn secara tiba-tiba dan mengagetkan Wahyu.

“Kalau begitu langsung katakan pada mereka” suruh Wahyu kepada Wahidyn.

“Baik” jawab Wahidyn dan menekan suatu tombol di layar virtualnya dan mulai bicara lagi. “Untuk Tim pengintai, aku dari Tim Elang, ada kejadian aneh yang terjadi dan Ketua Tim kami Wahyu menyarankan, bukan, maksudku memerintah kalian semua untuk tiarap segera!” teriak Wahidyn ke layar virtualnya.

“Kami dari Tim Pandawa, kami mengerti situasinya dan kami sudah tiarap, dan baru saja ada sesuatu seperti usus melewati kami dan mengarah ke tempat Tim Anoman berada” jawab Ketua anggota Tim Pandawa dari layar virtual Wahidyn.

“Aku Ketua dari Tim Anoman, maaf aku terlambat mendengar transmisimu, salah satu anggotaku baru saja di tangkap oleh sesuatu yang berbentuk seperti usus manusia, tolong, bisakah kalian selamatkan dia?!” ucap Ketua Tim Anoman yang terlihat panik dari layar virtual Wahidyn.

“Sial!” ucap Wahyu sambil mengambil pisau di sabuknya serta sebuah pelacak lalu berdiri dan menunggu sesuatu.

“Yu apa yang kau lakukan?!” teriak Septian.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***