Rendra dan Fatimah telah sedang bersiap di dalam kamar, walau mereka kencan berempat tapi harus rapih dan beribawa.
"Sayang, kira-kira aku pakai tongkat atau kursi roda?" tanya Rendra bingung
"Pakai kursi roda saja ya, biar kamu tidak cape berjalan, besok kan masih harus terapi, kalo lelah kakimu yang sakit" jawab Fatimah lembut
"Berarti aku harus merepotkan kamu mendorong dong, huft kenapa aku tidak beli kursi roda yang pakai remot ya" ucap Rendra lesu
"Tidak masalah mas, itu pun akan menjadi pahala buat aku apabila aku membantu mu" jawab Fatimah tenang
"Kita bawa kursi roda dan tongkat saja deh, sekiranya aku sanggup ya aku akan pakai tongkat" ucap Rendra melihat istrinya yang tersenyum
"Aku akan panggil pak Diman untuk membawa kursi roda kamu ke mobil, dari ini kamar ke mobil nanti aku pakai tongkat tidak apa?" tanya Fatimah lembut
"Iya tidak apa, itu jauh lebih baik, lalu anak-anak apakah sudah siap, jalanan pasti macet nanti yang ada kita terlambat" jawab Rendra dan menanyakan sambungnya
"Akan aku cek, sekalian panggil pak Diman" ucap Fatimah keluar mencari supir dan kedua anaknya
Setelah memanggil supir untuk mengangkat kursi roda, Fatimah melihat kedua anaknya yang menjadi cantik dan tampan dengan pakaian yang di belikan oleh Rendra.
"Kalian sudah siap ternyata?" tanya Fatimah senyum
"Eh ibu iya nih emang kita mau kemana sih?" jawab dan tanya Dito penasaran karena dia merasa dirinya hari ini sangat keren
"Ayah Rendra mengajak kita pergi, ndak tau kemana" jawab Fatimah bohong
"Pakaian kita mewah begini, pasti mau ke acara penting ya bu? apa kita pantas ikut?" tanya Ayu takut dihina lagi
"Ibu juga tidak mengerti, lebih baik kalian turun dan ucapkan terima kasih pada ayah Rendra" jawab Ibu santai kedua anaknya hanya menganggukan kepala mengekori ibunya keruang depan untuk bersiap
Fatimah memanggil suaminya di dalam kamar serta memberitahu bahwa anaknya sudah siap dan sudah menunggu di luar, akhirnya pasangan suami istri itu keluar kamar menghampiri kedua anaknya yang sudah menunggu.
"Ayah terima kasih atas pakaian ini, ini sunggur bagus dan mewah, aku berasa jadi tampan" ucap Dito kepedean gila
"Ayu juga mau bilang terima kasih, ini sangat bagus" ucap Ayu juga
"Syukurlah kalo kalian suka dan pas di tubuh kalian, sangat perfect, Ayu semakin cantik dan Dito semakin gagah" jawab Rendra senyum
"Lebih baik kita berangkat, kalian naik lah" ucap Rendra lagi
Diperjalanan menuju restoran Dito lebih banyak bicara, dia antusias melihat dirinya yang tampil sangat beda, biasanya kumuh, lusuh sekarang seperti anak pangeran yang disegani banyak orang, kalo Ayu dia senang sebenarnya cuma dia malu mengekspresikan itu semua di depan ibu dan ayah sambungnya. Ayu dan Dito memang memiliki karakter yang berbeda, Ayu pendiam, Dito petakilan.
Tiba di restoran Fatimah, Ayu dan Dito dibuat melongo, betapa mewahnya tempat itu, yang keluar masuk restoran rata-rata bermobil mewah.
"Kenapa pada diam begini, ayo kita masuk" ucap Rendra membuyarkan lamunan mereka
"Kita ke dalam sini mas?" tanya Fatimah pelan
"Iya, memang ada apa? ini tempat spesial untuk orang spesial seperti kalian, jadi segeralah kita masuk, waktu sudah memasuki jam makan malam" jawab Rendra santai tersenyum
"Apa ayah tidak malu bawa kita?" tanya Dito cemas
"Kok malu? kalian ini keluarga ayah, ibu istri ayah, kalian anak ayah, kalian ini kenapa jadi ragu semua?" tanya balik Rendra melihat kearah keluarganya
"Kita takut di hina" jawab Ayu cepat, Dito, Fatimah dan Rendra menatapnya lembut
"Siapa yang berani menghina kalian, ayah pastikan hidupnya tidak akan aman seumur hidup" ucap Rendra meyakinkan anaknya
"Aku juga dari tadi sebenarnya takut" jawab Dito melihat sekelilingnya
"Sudah ya, mau sampai kapan kita berdiri di sini, kaki ayah juga udah sangat pegal, lebih baik kita masuk sekarang" ucap Rendra bohong supaya anaknya mau masuk
Akhirnya mereka masuk ke dalam restoran tersebut, dan langsung di sambut oleh pelayan untuk mengantarkan keluarganya ke meja yang sudah di booking.
Ayu, Dito dan Fatimah masih melihat sekeliling mereka, tempat yang bernuansa glamor, mewah dan elegan lalu sekeliling mereka juga banyak orang tampan dan cantik yang sedang bercanda, tertawa, serius. Mereka bertiga merasa minder dengan keadaan saat ini.
Makanan di sajikan di atas meja keluarga Rendra, dan membuat ketiga orang itu terkejut dengan makanan yang menurut mereka bentuknya aneh dan bingung cara makannya. tapi mereka tidak kaget melihat ada pisau dan garpu, karena sudah di biasakan makan di rumah papih Ammar.
"Ayah, apa ini tidak salah banyak banget makanannya, dan mewah semua, terlihat sangat enak" ucap Dito antusias untuk memfotonya
"Jangan di masukan kedalam media sosial ya nak" ucap Fatimah lembut melihat ke arah Dito
"Iya bu, ini hanya di simpan sebagai memori saja di ponsel" jawab Dito menurut
"Ayo dong dimakan, cobain semuanya, lalu kasih penilan setiap makan, ayah ingin tau penilaian makanan ini enak atau tidak" ucap Rendra semangat
Istri dan kedua anaknya sudah mulai mencicipi makanan yang terhidang di atas meja, Dito terlihat sangat senang dengan makanan tersebut.
"inimenurutDitoenak" ucap Dito sambil mengunyak terdengar tidak jelas
"Telan dulu makanannya baru bicara, nanti yang ada kamu tersedak" ucap Rendra senyum melihat tingkah Dito,
Dito menelan makannya "Ini menurut Dito enak, apalagi memang Dito suka daging sapi ya bu" ucap Dito senang dengan makanan favorit yang diolah berbagai macam rasa dan bentuk
"Jadi Dito suka daging, ayah jadi tau sekarang makanan kesukaan Dito, kalo Ayu apa makanan favoritnya?" tanya Rendra senyum
"Ayu lebih suka ke sayuran, seperti brokoli hanya di rebus lalu kasih mayonaise itu sudah enak banget" jawab Ayu senang
"Makan salad berarti kamu ya, bagus itu, Dito juga harus di biasakan makan sayur" ucap Rendra mengelus kepala Dito
"Ibu itu waktu dulu kalo masak sayur bening seperti bayam selalu dua panci, satu panci untuk Dito dan satunya untuk Mbak Ayu, itu wajib habis kata ibu" jawab Dito mengenang saat masih ada ayah Sidiq
"Harus dua panci?" tanya Rendra kaget menatap istrinya
"Iya, bayam kan sedikit porsinya jadi untuk dua kali mereka makan masing-masing satu panci deh, bila tidak habis mereka akan menghabiskan tanpa nasi" jawab Fatimah mulai tenang
"Berarti ibu bagus dong, lalu kenapa sekarang tidak buat peraturan begitu juga dirumah?" tanya Rendra heran
"Aku hanya tidak enak, kami kan disana hanya menumpang hidup" jawab Fatimah pelan dan takut salah
Rendra langsung menatap Fatimah dengan tajam, Fatimah hanya menunduk dan sedikit-sedikit memasukan makanan ke dalam mulutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
🍌 ᷢ ͩ🤎ᴰᵉᵈᵉรωεεƭყˡᵉⁿ💋•§¢•
Dito jujur sekali khas nya anak2 ya..
2023-10-18
0
Ñůŕšý
Ayu suatu saat ga jadi pendiam lagi kalau menemukan seseorang yang tepat. Duuh pak Rendra senang banget ya...anak2 menerimamu sebagai ayah yang baik
2023-09-26
1
վմղíα | HV💕
kadang bisa juga bohong untuk kebaikan
2023-09-18
1