Ammar dan Alisha jelas sangat kaget atas permintaan Fatimah, mereka hanya takut Fatimah dapat cemooh dari tetangga.
“Niat baik harus segera di laksanakan Mar” timpal Kyai
“Apa Fatimah yakin dengan keputusannya?” tanya mama Alisha kali ini
“Seperti yang ayah bilang Niat baik harus disegerakan” jawab Fatimah yakin
Ammar dan Alisha kembali kerumah ingin memberikan kabar gembira kepada putra semata wayangnya, rasa bahagia menyelimuti hati Ammar sebagai ayah dia senang anaknya akan segera menikah dengan pilihan hatinya.
“Assalamu’alaikum sayang” ucap mama Alisha
“Wa’alaikumsalam mam, pap dari mana?” tanya Rendra
“Nak kita siap-siap, kita akan pergi ke pesantren teman papi kamu” ucap mama Alisha senang
“Kenapa Rendra harus kesana mam?” tanya Rendra lagi
“Supaya kamu tenang disana dan berdoa agar hati Fatimah dilembutkan setelah itu kita coba sama-sama untuk mengunjungi rumah Fatimah bila kamu sudah tenang” jawab mama Alisha
“Benar mama ingin bantu Rendra melamar Fatimah?” tanya Rendra antusias
“Iya sayang, tapi kamu harus berusaha tenang, dan hindari kelakuan kamu yang bodoh itu” jawab mama Alisha senyum memeluk Rendra
Keluarga Ammar pergi menuju pesantren tidak lupa bibi Sri pun ikut untuk membantu, selama di perjalanan Rendra tidak berhenti tersenyum mengingat orangtuanya merestui dan ingin membantu menemui Fatimah. Setelah sampai mereka tinggal di Pondok yang sudah di sediakan oleh Kyai Bahri.
Setelah mengucapkan salam dan yang lain Kyai Bahri mendekatkan diri pada Rendra, dia juga ingin tau apakah ini hanya nafsu Rendra menikahi Fatimah atau sungguh-sungguh niat untuk menyempurnakan separuh agamanya.
“Nak Rendra, ayah mau bicara sama kamu berdua boleh?” tanya Kyai Bhari membuat Rendra bengong
Kenapa pak Kyai menyebut dirinya ayah pada ku. Batin Rendra
“Bo..boleh kok pak Kyai” jawab Rendra gugup
“Santai saja jangan tegang gitu, panggil saya ayah, karena saya teman ayahmu” ucap Kyai Bahri mengelus pundak Rendra
“Ayahmu sudah cerita tentang apa yang terjadi sama kamu, sampai kamu melakukan hal terlarang itu, kamu tau kam minuman beralkohol itu haram?” tanya Kyai Bahri
“Iya ayah saya tau, waktu itu saya hanya benar-benar hancur saja otak saya seketika tidak bisa berpikir jernih” jawab Rendra sendu
“Kenapa tidak berdzikir, supaya lebih tenang, apa habis minum kamu langsung tenang?” tanya Kyai Bahri santai
Rendra menggelengkan kepalanya lemah.
“Apa segitunya kamu frustasi karena seorang perempuan?” tanya Kyai Bahri
“Tidak tau ayah, selama ini saya hanya menitipkan namanya pada Allah SWT dalam doa-doa saya, di saat dapat info dia sudah menjadi seorang janda ada perasaan sakit buat saya karena dia di hina banyak orang, dari situ saya semakin yakin untuk menjadikan dia istri, tapi nyatanya dia menolaj, entah alasan apa dia menolak dan itu membuat saya gila dan lepas kontrol, orang yang saya suka sejak lama ternyata tidak mudah saya dapatkan, selama ini saya menahan tidak menemui dia, sebab dia masih mempunyai suami, saya pergi ke beberapa kota untuk menghilangkan bayang-bayang dia nyatanya gagal juga, siapa yang tidak frustasi ayah” jawab Renda sendu
“Nak jangan berlebihan dalam mencintai atau menyayangi seseorang, itu tidak baik” ucap Kyai Bahri
“Iya ayah, maka dari itu papih dan mama bawa kau ke sini katanya untuk belajar disini memperbaiki diri” jawab Rendra polos, Kyai Bahri hanya tersenyum ternyata Rendra datang ke sini tidak tau kalau mau dinikahkan oleh Fatimah
“Disini ada santriwati yang sudah pantas untuk menikah lagi, apa sekiranya kamu mau menikahinya nak? Dia seorang wanita yatim piati, dan tidak lupa juga dia seorang janda, tapi Insyaa Allah kepribadiannya sangat ramah dan lembut, dari pada kamu menunggu wanita yang kamu suka, entah kapan dia akan menerima kamu, lebih baik yang sudah pasti aja dan segera menyempurnakan separuh agama mu” ucap Kyai Bahri tenang
“Apa menurut ayah dia pantas untukku dan aku pantas untuknya?” tanya Rendra menatap Kyai Bahri
“Ayah sangat yakin dia pantas untuk mu dan sebaliknya, apalagi kalian jalani rumah tangga kelak cinta karena Allah, itupun jika Rendra bersedia, kalau Rendra belum bersedia terpaksa ayah akan menikahkan dengan anak teman ayah yang lain” jawab Kyai Bahri menahan tawanya
“Nikahkan Rendra dengannya ayah, Rendra sudah tidak mau hanya di ganggu oleh bayang-bayang yang tidak jelas, lebih baik Rendra menatap hidup Rendra untuk kedapannya” ucap Rendra yakin
“Baiklah setelah jumatan ayah akan nikahkan kamu langsung, ayah mau istirahat sebentar, kamu istirahat saja pasti kakimu lelah” jawab Kyai Bahri mengelus punggung Rendra
Taman Pondok Pesantren
“Nak, mama cari kamu kemana-mana” ucap mama Alisha mengelus bahu anaknya
“Aku bosan dan bingung mam” ucap Rendra sendu
“Mama dengar kamu dijodohkan sama Kyai Bahri? Dan kamu setuju, lalu bagaimana dengan Fatimah?” tanya mama Alisha pura-pura tidak tau
“Rendra lelah mam, belum tentu juga Fatimah akan menerima Rendra, lebih baik yang sudah pasti saja, dari pada Rendra di jodohkan dengan anak teman papih yang semuanya genit matre pula, mendingan disini bisa bantuin Rendra dalam agama juga” jawab Rendra pasrah
“Mama harap jika kamu memang mau menikah serius lupa kan Fatimah, kasihan nanti istrimu, menikah hanya karena pelampiasan saja” ucap mama Alisha lembut
“Rendra akan berusaha melupakan Fatimah mam, dan berusaha jatuh cinta sama istri Rendra” jawab Rendra pelan
“Sabar ya sayang, disaat kita ikhlas dan sabar semua pasti indah, sudah sekarang kamu istirahat, mama sama papi mau bantu-bantu di pondok sekalian belajar” ucap mama Alisha penuh kasih sayang
“Makasih ya mam, selalu ada untuk Rendra” jawab Rendra mencium tangan mamanya dan hanya dapat senyuman manis
Maafkan aku Fatimah, aku cinta sama kamu tapi aku hanya bisa menitipkan doa terbaik untukmu, aku tidak akan ganggu kamu lagi, aku akan menikah dan melupakanmu secara perlahan, semoga kamu mendapatkan suami yang lebih baik untuk mu dan kedua anak mu. Gumam Rendra dalam hati
“Fatimah” panggil Kyai Bahri
“Iya ayah, apa ayah perlu sesuatu?” tanya Fatimah sopan
“Ibu dimana? Ayah belum lihat hari ini” tanya Kyai Bahri basa basi
“Ibu di pondok dengan bu Alisha, ayah” jawab Fatimah
“Bagaimana haru jumat, kamu sudah siap?” tanya Kyai Bahri
“Insyaa Allah ayah, semoga Mas Sidiq pun meridhoi Fatimah menikah lagi” jawab Fatimah sendu
“Percayalah Fatimah Sidiq pasti senang melihat kedua anakmu akan terjamin serta kehidupanmu, Sidiq senang karena istrinya tidak lagi dihina dengan orang” ucap Kyai Bahri
“Terima kasih, ayah selalu bantu Fatimah” jawab Fatimah menangis
“Assalamu’alaikum” ucap Ibu Yayi
“Wa’alaikumsalam” jawab Fatimah dan Kyai Bahri
“Fatimah kenapa menangis? Ayah apakan?” tanya Ibu Yayi memeluk Fatimah
“Tidak ada apa-apa bu, Fatimah hanya senang dan bahagia masih di terima sama ibu dan ayah disini” jawab Fatimah sedih
“Jelas toh ibu dan ayah terima kamu, lah kamu anak kami, jangan bicara begitu lagi ya nduk” ucap Ibu Yayi menenangkan Fatimah
“Iya ibu, maafkan Fatimah bila selama ini hidup dengan Mas Sidiq banyak melakukan kesalahan pada ibu dan ayah serta dengan Mas Sidiq” ucap Fatimah pelan
“Nduk wajar kita ini makhluk hidup, pasti banyak melakukan kesalahan yang sengaja atau tidak, kamu dari semenjak kepergian Sidiq, selalu minta maaf, sudah ya ibu dan ayah baik-baik saja dan senang apalagi lihat cucu-cucu ibu senang” jawab Ibu Yayi
“Ibu sama Fatimah istirahat ya, ayah masih ada kegiatan, Fatimah dihari pernikahan harus segar jangan menangis lagi nanti semakin bengkak matanya ketahuan deh jeleknya” ucap Kyai Bahri menggoda anaknya
“Ayah anak sendiri dibilang jelek, ibu uleg juga nih” jawab Ibu Yayi cemberut
Mas Sidiq maafkan Fatimah, Fatimah tidak bermaksud menduakan mas Sidiq. Gumam Fatimah lirih dan sedih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Tobi🐈
setuju
2023-10-07
0
Tobi🐈
kamu mau diruqyah
2023-10-07
0
perjodohan yang akan membawa kebahagiaan untuk kedua belah pihak
ya, semoga saja
2023-10-02
0