Bab 14

Jangan lupa like sama poinnya sumbangin ya 😊🙏💕

Ramon tidur dengan terus membelakangi Salsa karena malu, Sudah dua kali dia merasa malu akibat gagang sapunya. Salsa pun merasa tidak enak karena tanpa sengaja sudah menyentuh burung kutilang milik Ramon. Salsa juga baru pertama kali memegang dan melihat senjata laki-laki itu pun tanpa di sengaja, karena selama ia berhubungan dengan Bagas dirinya tidak pernah macam-macam . Hanya sebatas ciuman saja tidak lebih dari itu, ia sangat tahu batasan berhubungan dengan laki-laki.

Salsa yang tahu Ramon marah, ingim mencoba meminta maaf padanya.

"A Ramon Sasa minta maaf ya " ucap Salsa

Namun Ramon hanya diam saja tidak menanggapinya, membuat Salsa berdecak.

"A Ramon Salsa teh ga sengaja megang burung A Ramonnya juga atuh jangan marah "ucap Salsa

"Apa yang gadis ini bicarakan sudah tahu aku malu, dia malah membahas hal itu " gumam Ramon dalam hati karena saat ini ia tengah pura-pura tidur agar tidak berinteraksi dengan Salsa.

"Coba A Ramon tadi ga gerak, tangan Salsa ga bakalan ke pleset megang burung kutilangnya A Ramon, Sasa juga geli tahu. Ini tangan Sasa masih berasa megang burung A Ramon. Rasanya aneh " ucap Salsa polos

"Oh astaga, kenapa dia ungkit lagi . Gadis ini masih sangat polos tapi bicaranya selalu membuatku sangat kesal kenapa harus di perjelas segala " Ramon masih berbicara dalam hatinya.

Salsa langsung mencolek-colek punggung Ramon sambil memanggil-manggil namanya namun Ramon masih tetap diam saja. Lalu dia menusuk-nusuk punggung Ramon lagi dan berhasil kali ini Ramon langsung berbalik. Ramon menghadap ke arah Salsa dan kini mereka berhadapan, jantung Ramon terasa berhenti berdetak saat melihat wajah Salsa dari dekat. Wajahnya sangat cantik alami hingga Ramon ingin berlama-lama memandang wajahnya.

"Kenapa gadis micin ini imut sekali ?" gumam Ramon dalam hati.

Salsa langsung tersenyum melihat Ramon. "Kenapa kau terus berisik dan mengganggu tidurku ?" kesal Ramon menutupi kegugupannya di hadapan Salsa.

"Sasa mah ga ganggu, cuman mau minta maaf aja sama A Ramon "ucapnya

"Aku sudah maafkan dan jangan ulangi lagi " jawab Ramon cepat, aga gadis micin ini tidak mengganggunya lagi dan semakin membuatnya malu dengan ucapannya yang selalu gamblang.

"Alhamdulillah, berarti uang belanja aman ya " ucap Salsa dengan tersenyum. Ramon berdecak kesal.

"Jadi kau meminta maaf padaku karena takut aku tidak jadi memberi uang ?" tanya Ramon dengan kesal .

"Iya..." jawabnya polos

"Oh astaga kau memang sangat menyebalkan gadis micin " ucap Ramon

"Kalo A Ramon belum maafin Sasa, Sasa nanti malu minta uangnya " ucap Salsa apa adanya.

"Apa...?"

"Iya Sasa malu minta uang sama A Ramon kalo A Ramonnya jutek kaya gitu " ucapnya sambil menunduk, hingga kekesalan Ramon pun menguap melihat wajah Salsa yang polos dan juga ucapannya yang selalu apa adanya.

"Kau tenang saja, besok aku akan memberu uang yang banyak, asal jangan membahas itu lagi mengerti...!" ucap Ramon.

"Siap bosss...." ucap Salsa dengan senang Ramon pun tersenyum melihatnya.

"Aduhhh gantengnya kalo bayi kingkong lagi senyum" goda Salsa.

"Berhenti memanggilku kingkong gadis pendek, atau uang belanjamu aku potong "ucap Ramon

"Oke Sasa ralat, hello kitty kalo lagi senyum lucu banget, ngegemesiinn...." ucap Salsa lagi.

Aku akan pot....." ucapan Ramon terhenti saat Salsa membungkam muluntnya dengan tangannya.

"A Ramon ganteng banget kalo lagi senyum...." ucap Salsa. Ramon langsung melepaskan tangan mungil Salsa dari mulutnya karena kini detak jantungnya jadi tidak normak gara-gara Salsa.

"Jangan berisik dan jangan menggangguku tidurlah..." perintah Ramon, entah kenapa detak jantungnya menjadi tidak beraturan saat berinteraksi dengan gadis micin itu.

"Oke, Sasa juga mau tidur " ucapnya sambil memejamkan matanya. Ramon pun menghela nafas saat melihat gadis itu langsung menurut dan menutup matanya. Ramon pun mulai menutup matanya untuk tertidur karena dia juga merasa sangat mengantuk dari tadi.

*

*

*

Pagi ini seperti biasa Salsa menyiapkan pakaian kerja untuk Ramon. Sambil membereskan tempat tidurnya dia menunggu Ramon untuk meminta uangnya takut Ramon keburu lupa dan berangkat kerja.

Yang di tunggu pun keluar juga, Ramon masih menggunakan handuk yang melilit di pinggangnya. Ramon terkejut karena gadis kecil itu masih berada di kamarnya biasanya dia sudah pergi ke bawah untuk menemani mamahnya.

"Kenapa kau masih di sini ? kau ingin mengintip lagi ?"tanya Ramon

"Ngga, buat apa ngintip udah pernah liat juga "jawab Salsa membuat Ramon melebatkan matanya mendengar ucapan gadis absurd di depannya.

"Oh ya ampun, lalu untuk apa kau masih di sini ?" tanya Ramon

"Mau minta uang nanti A Ramon keburu pergi kerja "ucap Salsa.

"Dasar mata duitan, sebentar aku pakai baju dulu " ucap Ramon, Ramon pun langsung memakai pakaiannya. Salsa yang tidak sabar membantu Ramon memasangkan dasinya dengan naik ke atas sofa untuk menyetarakan tingginya dengan Ramon.

"Jantungku kenapa tidak bisa berdetak normal jika berhadapan dengannya" gumam Ramon dalam hati karena kini posisiya sedang berhadapan dengan Salsa.

"Udah beres, mana uangnya" ucap Salsa sambil menengadahkan tangannya pada Ramon.

"Ckk dasar...." ucap Ramon sambil memgambil dompetnya dan memberikan salah satu atmnya kepada Salsa.

"Ini ambilah " ucap Ramon menyodorkan kartu atm kepada Salsa.

"Aiiihhh.....Sasa minta uang malah di kasih kartu "ucapnya sambil mengerucutkan bibirnya.

"Itu atm di dalamnya ada uang banyak, dasar bodoh otakmu terlalu banyak mengandung micin makanya kau jadi tidak pintar " ucap Ramon

"Iya Sasa tahu, tapi ini teh ga bisa di beliin baso tahu..." ucap Salsa

"Apa.....dasar micin " Ramon geleng-geleng kepala melihat betapa ajaibnya istri micinnya itu. Beli baso katanya, Ramon pikir Sasa akan membeli tas branded atau perhiasan keluaran terbaru.Tapi yang terucap dari mulutnya yang ajaib itu adalah baso.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***