“Ibu kamu? Memangnya ada apa? Kenapa kamu tiba-tiba mau menanyakan ibumu?”
Selama beberapa saat Vega terdiam. Selama ini seluruh keluarganya seolah menutupi semua informasi apapun tentang ibunya. Vega tidak pernah diberitahu tentang siapa ibunya, selain nama. Selain itu Vega juga tidak tahu siapa ayahnya. Apakah masih hidup ataukah sudah tiada.
“Oma, tolong kasih tahu aku. Aku juga mau tahu aku anak siapa.”
Vega bangkit meninggalkan tempat duduknya, kemudian berlutut di hadapan kursi tempat omanya duduk. ia menatap wanita renta itu dengan memelas.
“Aku sudah dewasa, Oma. Apa aku tidak berhak tahu apapun tentang ayah ibuku?”
Kala Vega terus memohon, Oma pun tak dapat membendung luapan air mata. Dan melihat kesedihan yang tergambar di mata oma, Vega pun meyakini bahwa omanya sedang menyembunyikan sesuatu yang serius.
“Tolong jawab, Oma,” mohon Vega. Meletakkan kepala di pangkuan sang oma.
Wanita dengan rambut sebagian memutih itu menarik napas dalam-dalam demi mengurai sesak yang bersarang di dada. Kenangan pahit yang sangat ingin ia lupakan itu kembali muncul dalam ingatan. Hal yang memaksa sepasang matanya melelehkan cairan bening.
“Ibu kamu meninggal saat melahirkan kamu, Vega.”
Vega menjatuhkan air mata mendengar pengakuan sang oma.
“Annisa berpacaran dengan Reza, ayah kamu. Sampai akhirnya dia hamil di luar nikah. Reza tidak mau bertanggung jawab dan memilih pergi keluar negeri.”
Kedua tangan Vega terkepal sempurna. Kemarahan di hatinya kian memuncak memikirkan lelaki tak bertanggungjawab yang meninggalkan ibunya begitu saja.”
“Di mana alamat ayah, Oma?”
“Oma tidak tahu, Sayang. Lagi pula untuk apa kamu tahu. Ayah kamu itu bukan laki-laki yang bertanggung jawab. Kalau dia menginginkan kamu dan ibumu, dia tidak akan pergi meninggalkan ibumu.”
Air mata Vega semakin menganak sungai. Kebencian kepada sosok lelaki yang belum pernah ia lihat wajahnya itu mengakar semakin dalam.
“Lalu di mana makam ibu?”
Mendapat pertanyaan itu, Oma kembali bungkam. Tangisnya pecah. Berulang-ulang oma mengusap dada demi menghilangkan sesak. Di titik ini Vega semakin yakin bahwa ada rahasia besar yang sedang ditutupi darinya.
“Oma ... oma tenang ya. Aku minta maaf kalau pertanyaanku menyakiti Oma.” Perlahan Vega melunak setelah melihat kesedihan yang memancar dari tatapan omanya. Ia tidak ingin memaksa dan akhirnya membuat oma sakit.
Maka ia memilih untuk tidak bertanya lebih jauh.
“Oma, apa aku boleh lihat foto ibuku? Aku tidak akan bertanya macam-macam lagi setelah ini. Yang penting aku bisa lihat foto ibu.”
“Foto ibu kamu ada di kamarnya,” jawab oma.
Vega mengulas senyum penuh lega. Akhirnya, ia dapat melihat wajah wanita yang telah melahirkannya ke dunia.
“Di mana kamar ibu, Oma?”
“Di lantai atas. Kamar paling ujung.”
“Boleh aku ke sana sekarang?” Vega menatap penuh harap.
Oma pun hanya menjawab dengan anggukan kepala. Membuat Vega segera bangkit dari posisi berlututnya.
Setiap langkah menuju lantai atas pun terasa sangat mendebarkan. Vega menatap setiap sudut rumah tersebut. Di lantai dua ada dua buah kamar. Kata oma tadi kamar bekas kamar ibunya Vega ada di bagian paling ujung.
Dari tempatnya berdiri Vega dapat melihat sebuah kamar yang pintunya tertutup. Perlahan ia melangkah maju. Hatinya semakin berdebar saat telah tiba di depan kamar itu.
Tangan Vega bergetar menyentuh gagang pintu. Keinginan dalam hati seolah memberinya kekuatan. Ia memutar gagang pintu, kemudian mendorongnya perlahan. Suara derit terdengar jelas, menandai engsel-engsel pintu sudah tua dan berkarat.
...****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments
Wati_esha
Ningsih ... bukankah lebih baik berterus terang pada Vega?
2023-11-08
0
Wati_esha
Icha = Annisa, pacarnya bernama Reza. Kasihan sekali ... Reza ternyata banci, tak mau mengakui anaknya.
2023-11-08
0
Wati_esha
Tq update nya.
2023-11-08
0