Vega terbangun dengan tubuh terasa remuk. Hal pertama yang hadir dalam pandangannya adalah sebuah tempat asing dengan pencahayaan temaram. Ia bangkit dengan posisi terduduk, lalu mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan.
"Di mana ini?" tanyanya dengan memijat kening yang terasa berdenyut hebat.
Vega segera bangkit dan meneliti secara benar-benar. Seingatnya, tadi ia pergi ke perpustakaan demi mencari data diri tentang Icha. Namun, saat terbangun ia berada di tempat yang berbeda.
Setelah meneliti baik-baik, ia baru tersadar seperti pernah mendatangi tempat ini sebelumnya.
Vega masih dalam keadaan bingung, ketika mendengar suara meringis seperti sedang menahan rasa sakit.
"Icha, cepat pergi dari sini! Kamu dalam bahaya." Suara yang tiba-tiba hadir itu membuat Vega menoleh ke sumbernya. Samar-samar, ia melihat seorang wanita berjalan terseok dengan perut membesar bersama seorang wanita lainnya dengan seragam sekolah.
"Mbak Andin sama Icha?" Vega menatap penuh tanya sembari meneliti ke sekitar. Icha terlihat melangkah sambil memegang perut. Sesekali terlihat meringis menahan sakit.
"Icha, tolong cepat pergi dari sini! Kamu dan anak kamu akan dijadikan tumbal oleh setan-setan itu!"
"Tapi aku harus ke mana, Ndin? Pulang sama saja bunuh diri."
"Pergi temui ayah dari anak kamu dan minta dia tanggung jawab. Dia tidak mungkin menolak anaknya sendiri, kan?"
Icha menggelengkan kepala cepat. Membuat wanita di hadapannya berjongkok untuk memohon.
"Icha, aku mohon pergilah! Bu Arum seorang pemuja setan. Aku lihat sendiri dia melakukan ritual pemujaan di paviliun. Malam ini akan terjadi bulan purnama penuh. Darah suci dari tubuh anak kamu akan menjadi penyempurna untuk Bu Arum."
Wanita itu menitikkan air mata. Tangannya bergerak mengusap perut yang sialnya semakin lama terasa semakin ngilu.
"Aku harus bagaimana, Andin? Aku tidak mau anakku dijadikan tumbal."
"Karena itulah kamu harus pergi dari sini dan menyelamatkan anak kamu."
"Bantu aku, Ndin!"
"Aku akan bantu kamu. Ayo, kita pergi sekarang sebelum ketahuan sama Bu Arum."
Mbak Andin membantu Icha berdiri. Melewati lorong-lorong panjang sekolah hingga tiba di pintu bagian belakang gedung sekolah. Andin mengeluarkan deretan kunci yang tadi ia ambil dari penjaga sekolah secara diam-diam, dan akan digunakan untuk membuka gerbang belakang.
Namun, saat akan menuju gerbang, kaki Icha tersandung, membuatnya kehilangan keseimbangan. Detik itu juga, ia terhuyung dalam posisi perut membentur lebih dulu.
Jeritan Icha pun memecah kesunyian malam itu. Sementara Vega yang berdiri tak jauh dari Icha dan Mbak Andin tidak dapat berbuat apa-apa, selain menjadi penonton. Kakinya seperti terpaku di Bumi. hanya matanya yang mengeluarkan cairan bening yang semakin lama semakin deras.
Bahkan saat beberapa wanita membawa Icha memasuki sebuah ruangan, Vega tak berbuat apa-apa. Seolah orang-orang di sekitar tak menyadari keberadaannya.
Seorang wanita dengan pakaian putih datang dan membantu persalinan. Icha meraung kesakitan dengan mencengkram kuat tangan Mbak Andin. Wanita itu tetap setia berada di sisi sahabatnya hingga akhirnya terdengar suara tangisan melengking dari sosok bayi yang baru saja menyapa dunia.
"Anaknya perempuan," seru wanita berpakaian putih yang dapat ditebak Vega adalah seorang bidan persalinan.
Suasana mulai tenang setelah beberapa saat kemudian.
Vega mengusap cairan bening yang membasahi pipi. Ada kepingan rasa aneh melihat Icha memeluk dan menciumi bayi kecil dalam pangkuannya.
******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments
Hera Imoet
Vega putrinya Icha yaa...
2024-05-03
0
Wati_esha
Vega ... itu dirimu kala baru lahir.
2023-11-08
0
Wati_esha
Arum ... pemuja setan. 😢
2023-11-08
0