...📖 Sebelum membaca,...
...Jangan lupa klik like, vote dan rate....
...Kasih komentar yang positif agar semangat menulis....
...Happy Reading...
...----------------...
"Haikal, kamu apa-apaan main di sini? Nanti saja saat di villa saja. Kita pulang duluan saja kalau begitu deh," ujar Restu dengan raut wajah panik. Dia melihat ke kanan dan kiri saat melihat tingkah tidak sabaran dari Haikal. Kekasihnya itu bahkan sudah membuka resleting celananya. Astaga!
"Haikal!"
"Sayang, sudahlah, jangan berisik! Kalau kamu segera lakukan tidak akan ada orang yang tahu."
"Tapi nggak di sini juga kan..."
"Ayolah sayang, cantik... aku sudah tidak tahan lagi.." bujuk rayu Haikal kepada sang kekasih.
Bahkan Haikal sudah mengarahkan tangan Restu kepada sang adik kebanggaannya itu. Haikal terus merayu dan mencumbu sang kekasih agar menuruti kemauannya yang sudah ada di ubun-ubun. Mereka berdua sudah mencari tempat yang sepi menurut keduanya. Saat mereka berdua berada di antara pepohonan di hutan. Lokasi tersebut memang dekat dengan hutan jadi mereka dengan mudah bisa menemukan tempat yang menurut mereka sudah jauh dari jamahan manusia. Akan tetapi, tanpa mereka sadari perbuatan mereka itu dilihat oleh makhluk yang lain. Dan tindakan keduanya membuat para makhluk itu menjadi geram karena keduanya telah mengotori tempat tinggal mereka.
Itulah manusia jika sudah dibutakan oleh hawa nafsu. Mereka menjadi lupa akan tempat dan waktu. Yang ada di otak mereka hanya tersalurkannya hasrat yang sudah menggelora dalam jiwa.
Sementara itu di tempat yang lain.
"Lain kali beritahu saudara sepupumu itu untuk menjaga omongannya. Kekasihnya benar-benar bikin mas sebel mendengar ucapannya yang ngelantur itu," kata Burhan sambil duduk di salah satu batu besar di sana.
Wulan menghela napasnya kasar. Sudah sedari tadi dia mencoba meredakan emosi dari sang kekasih akibat ucapan sompral dari kekasih saudarinya tersebut.
"Sudahlah mas, namanya juga orang kota, kalau disuguhi kayak begini mereka berpikirnya tidak akan percaya. Mereka menggunakan logika mereka. Di sana juga tidak akan mereka menemukan hal-hal mistis seperti kita yang tinggal di kampung seperti ini mas," ujar Wulan menenangkan. Dia hanya ingin kekasihnya itu bersabar dalam menghadapi ketiga teman dari sepupunya tersebut.
"Tapi ya nggak begitu juga dong ngomongnya, kayak nggak pernah sekolah saja. Nggak ada aturannya banget. Sok-sokan nantangin dan meremehkan tempat ini. Nanti kesambet dedemit di sini baru tahu rasa dia," sungut Burhan dengan emosi.
"Husssttt! Mas, jangan sembarangan begitu ngomongnya. Jangan ngelantur juga kayak dia begitu mas. Kok malah mas Burhan jadi ikutan panas begini sih? Kalau ada apa-apa dengan dia, apa nggak kita juga nanti yang kerepotan mas ngurusinnya," tutur Wulan memperingatkan sang kekasih yang sudah terlanjut kecewa dan kesal.
"Biar ngerti itu anak kota! Nggak sok jagoan lagi dan sadar diri dimana dirinya sekarang berada," gerutu Burhan yang masih belum hilang rasa kesalnya.
"Sudahlah mas, kita pulang saja kalau begitu. Kalau lama-lama di sini yang ada justru makin panas suasananya. Aku nggak mau ya diantara kita nanti kena tulah gegara ngomong sembarangan di sini. Ayo!" ajak Wulan sambil menarik tangan Burhan agar segera pergi dari tempat tersebut. Mereka yang merupakan penduduk asli di sana tentu tahu pantangan apa saja yang tidak boleh mereka lakukan.
"Vin, ayo pulang," ajak Tia menarik lengan Vino yang tampaknya masih penasaran dengan lokasi yang katanya viral tersebut.
"Kamu nggak pengen lihat ke sendang itu Tia?" tanya Vino. Namun, Tia menggelengkan kepalanya. Entah mengapa dia merasa pusing sejak dia menginjakkan kakinya di tempat tersebut. Dan dia juga merasakan hawa dingin yang aneh. Padahal cuaca saat itu begitu cerah dan terik.
"Nggak usah, aku kayaknya nggak enak badan deh," ujar Tia sambil memeluk tubuhnya sendiri seperti orang kedinginan.
"Kamu sakit, Tia?" tanya Vino sambil mengecek suhu tubuh Tia ternyata memang sedikit demam. Vino pun segera melepaskan jaket jeans yang dia kenakan terus memakaikannya kepada tubuh kecil Tia.
"Kamu agak demam, Tia. Ya sudah kita cari keberadaan mereka dulu," ajak Vino sambil menggenggam jemari tangan Tia lalu mengajaknya menemui teman-teman mereka yang lain.
TBC 🍵
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Sambil menunggu update episode terbaru PIMOY, mampir juga ya ke karya novel kakak author SENJAHARI_ID24 ☺️ selain novel sudah ada Audiobook nya juga dengan PIMOY sebagai pengisi suaranya 💕
Terimakasih 🌸
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments