Kantor

Tiga hari setelah kejadian itu Jessy tak bertemu lagi dengan Daffin, Jessy memutuskan untuk menolak perjodohan nya.

Dan hari ini Jessy bersama Ambar sedang ada di perusahaan X, keduanya sudah melamar kerja menjadi karyawan, dan untuk gaji baik Ambar ataupun Jessy tidak terlalu perduli karena keduanya hanya ingin memiliki kesibukan yang menghasilkan uang.

"Jess lihat bagaimana penampilan ku?" tanya Ambar.

"Perfect, ayo" ajak Jessy yang sudah tidak sabar untuk interview.

"Aku grogi" kata Ambar lagi.

"Santai saja, anggap saja kali ini kita sedang melewati jalan yang penuh buaya" bisik Jessy.

"Ya buaya darat, Astaga mereka tampan-tampan" balas Ambar yang juga bisik-bisik.

Matanya melihat banyak pria tampan, tentunya mereka adalah karyawan-karyawan di perusahaan ini.

Keduanya menunggu dengan pelamar lain nya hingga akhirnya tiba giliran Ambar, wanita cantik itu langsung berdiri sebelum masuk Ambar melihat pada Jessy.

"Doakan aku" kata Ambar.

"Pasti" sahut Jessy sambil mengangkat tangan nya, memberikan semangat untuk teman nya.

Sambil menunggu Jessy memilih ke toilet dulu, di dalam toilet Jessy terlihat membasuh tangan nya dengan sabun.

"Astaga aku menyemangati ambar tapi aku sendiri sangat gugup" gumam Jessy sambil menyalakan keran wastafel.

"Apa HRD nya galak? astaga aku sangat tegang" lanjut Jessy lagi.

Lama Jessy di kamar mandi dan dia cukup menghabiskan banyak sabun hanya untuk mencuci tangan nya, seperti itulah Jessy jika dirinya sedang gugup.

Ambar mencari keberadaan Jessy pun akhirnya memilih makan siang, karena jam makan siang sudah datang.

Sedangkan Jessy saat ini baru keluar toilet, sesampai nya di tempat tunggu tadi ia mengerutkan keningnya tidak melihat siapa-siapa.

"Apa mereka sudah pulang?" ucap Jessy bingung.

Karena tidak mau bersangka-sangka Jessy pun memilih masuk, dia melihat seseorang yang duduk di kursi dengan posisi yang membelakangi nya.

"Maaf pak, teman saya yang tadi sudah apa sudah keluar?" tanya Jessy hati-hati.

"Apa kau bodoh? ini sudah jam makan siang" ketus pria itu.

Jessy agak kaget, tapi dia mencoba biasa saja dan Jessy mendeuhem.

"Baik pak, terimakasih" Jessy dengan santainya ke luar ruangan itu.

Saat keluar Jessy bersugut-sungut kesal, dia baru tau kalau HRD nya sangat jutek dan juga kasar.

"Di kota ku kalah HRD jaya gitu udah aku tabok tuh muka nya, bikin naik darah aja" gerutu Jessy sambil berjalan mendekati lift.

Saat pintu lift terbuka Jessy melihat sosok yang sangat di kenal nya, yang mana membuat Jessy melotot sempurna.

"Sial kenapa ada dia" gumam Jessy sambil berbalik ke belakang.

Jessy mencoba ingin melangkah pelan-pelan, tapi baru saja beberapa langkah seseorang menarik tangan Jessy hingga tubuh Jessy menubruk tubuh sosok itu.

"Kau menguntit ku" kata Daffin sambil meniupkan nafas panasnya ke leher Jessy.

"Tidak sama sekali" tegas Jessy sambil mengigit bibir bawahnya karena Daffin tiba-tiba mencium leher nya.

Daffin melihat sekitar, setelah itu dia membawa Jessy ke ruangan meeting yang seharusnya dia mengerjakan meeting nya nanti setelah jam makan siang.

"Lepaskan aku!" kata Jessy kesal.

"Tidak sebelum kau menjawab pertanyaan ku" sahut Daffin sambil mendudukkan Jessy di pangkuan nya.

Daffin juga sudah menutup pintu ruangan meeting nya, kini tangan nya meraba perut rata Jessy dan perlahan tangan nya juga masuk ke rok span Jessy yang seksi.

"Kau ingin melamar kerja atau ingin open B*" kata Daffin dengan tangan yang masih mencoba masuk lembah Jessy.

Ough..

Jessy memejamkan mata nya merasakan lembah nya mulai terusik.

"Jaga bicaramu" kata Jessy mengingatkan.

"Hem, Mommy mengundang mu untuk makan malam, besok Mommy akan pulang dan aku rasa kita bisa tinggal satu rumah untuk satu bulan ini" kata Daffin santai.

"Ogah!" ketus Jessy sambil menjauhkan tubuhnya dari tubuh Daffin.

Tapi bukan nya menjauh Daffin malah semakin menjadi, dia mencium bibir Jessy dengan kasar dan menghisap nya.

Hemphh..

Jessy benar-benar kewalahan dengan apa yang Daffin lakukan, hingga tiba-tiba terdengar suara pintu yang akan terbuka.

Daffin dengan seribu langkah langsung menarik Jessy, dia menyuruh Jessy untuk bersembunyi di bawah meja tepatnya di bawah kaki nya.

"Hy Daff, lama menunggu?" tanya seorang pria yang bernama Choky.

"Tidak sama sekali" Sahut Daffin sambil menekan kepala Jessy yang ingin keluar.

Apa-apaan dia, apa dia ingin aku mengulum nya? dasar pria gila. batin Jessy bersugut-sungut.

🌹

Jangan lupa like coment and Vote ya kak ♥️🤗🙏

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***