Berkedut

Jessy baru saja keluar dari area mansion dan tiba-tiba dia teringat akan ponselnya yang ternyata tertinggal di meja.

"Dia pasti akan berpikir jika aku sengaja meninggalkan ponsel hanya untuk bisa kembali mengganggu nya" gerutu Jessy.

Mau tak mau Jessy pun kembali ke mansion dan saat membuka pintu saat itu juga Daffin yang akan pergi menangkap basah Jessy.

"Ck, sudah kubilang kau kalau kehadiran mu tidak di harapkan, dasar tidak tau malu" Daffin berkata tanpa perasaan.

"Lagi pula siapa yang ingin berlama-lama di sini" ketus Jessy kesal.

Jessy melangkah dan itu di salah artikan oleh Daffin yang langsung menghalangi jalan Jessy.

"Sudah aku katakan, jangan mencoba membuat aku kesal nona Jessy" menekan nama Jessy.

Jek !!

Awww !

Dengan santai Jessy menginjak kaki Daffin, dan setelah itu Jessy mendekati meja tapi belum sempat melihat ponselnya tangan Jessy sudah ditarik oleh Daffin.

"Pergi!" ketus Daffin mulai geram.

"Aku akan pergi, tapi sebelum itu aku akan mengambil ponsel ku dulu Om tua yang terhormat" Jessy menatap tajam wajah Daffin.

Dan seketika itu juga Daffin dan Jessy berpandangan, Daffin melihat mata dan bibir Jessy seketika dia teringat akan Jeje, wanita gila yang dia ambil kesucian nya.

Bukan hanya Daffin yang teringat akan sosok Wanita yang bermalam bersama nya, Jessy yang melihat mata tajam Daffin di tambah bewok di area dagu Daffin membuat dia teringat akan sosok pria yang berbagi ranjang bersama nya di Amerika.

Tidak mungkin. batin keduanya kompak.

"Lepaskan tangan ku" sinis Jessy.

"Cepat bawa ponsel mu dan enyah dari rumah ku" ketus Daffin sambil menepis tangan Jessy kasar.

Jessy dengan langkah cepat langsung mengambil ponselnya, tapi saat akan pergi Jessy malah melihat pintu rumah yang terbuka dan memperlihatkan sepasang suami istri.

"Jess, jangan dulu pulang Aunty akan memasak untuk mu sayang" kata Mom Tara yang mengandeng tangan suaminya dengan mesra.

"Sayang kamu mau makan apa biar sekalian aku buatin" lanjut Mom Tara sambil tersenyum pada suaminya.

"Apa saja, asalkan masakan istri ku yang cantik" sahut Dad Darrel cepat.

Jessy melongo melihat keromantisan sepasang suami istri itu, orang tuanya bahkan tak pernah sekalipun memperlihatkan keromantisan mereka padanya.

"Jess, kau mendengar aunty?" tanya Mom Tara yang kini ada di dekat Jessy.

"Maaf, tapi aku harus pergi aunty" balas Jessy tersenyum kikuk.

"Padahal aunty akan memasakan daging asap dan perkedel kentang goreng loh" sahut Mom Tara lagi.

Perkedel kentang, seketika Jessy tersenyum senang dia sangat menyukai makanan itu, apalagi masakan Mom Tara.

"Baiklah Aunty, aku akan tinggal beberapa saat lagi" akhirnya Jessy luluh dengan bujukan makanan kesukaan nya itu.

Daffin melongo mendengar ucapan Jessy, dia menatap tajam pada Jessy dan untuk yang di tatap dia hanya acuh tak merespon.

"Aunty lihat lah Daffin melotot pada ku" adu Jessy santai.

"Daff!" Dad Darrel mengeluarkan suara nya.

"Begitulah kalau jomblo kelamaan sayang, lihat Daffin dan Daddy nya sama-sama begitu mereka memang sama-sama tidak memiliki jiwa ke pria an yang baik hati" timpal Mom Tara yang membuat Dad Darrel melongo mendengar nya.

Dengan santainya Mom Tara mengajak Jessy ke dapur, meninggalkan suami dan putranya yang menatap nya dengan wajah sebal.

"Ingat ke poin pertama Dad" kata Daffin sambil tersenyum meledek.

"Ya wanita selalu benar, dan pria selalu salah" sahut Dad Darrel dengan wajah kesal nya.

"Dan berhadapan dengan Mommy bukan lah pilihan tepat, ayo" Daffin memilih mengajak Daddy nya ke teras belakang, karena dengan begitu keduanya terhindar dari kebawelan Mom Tara.

Sedangkan di dapur Jessy melihat Mom Tara memasak, dia cukup merasa takjub akan tubuh ramping Mom Tara yang punya empat anak tapi tubuhnya sangat ideal.

"Apa aunty diet?" tanya Jessy.

"No, aunty tidak punya waktu untuk itu" balas Mom Tara.

"Really?" tanya Jessy.

"Ya sayang, Aunty hanya olahraga di ranjang setiap hari dan uh.. kau tau sayang Aunty selalu kelelahan setiap bermain" celetuk Mom Tara tak terkontrol.

Dan ucapan itu membuat tubuh Jessy memanas, seketika milik nya berkedut dan Jessy merasakan jika dia juga ingin merasakan sensasi bermain lagi.

Sekarang siapa yang akan melayaniku, hiks ternyata apa yang Ambar katakan benar aku akan selalu candu akan rasanya. batin Jessy menggerutu.

🌹

Minal Aidin Wal Faizin mohon maaf lahir dan batin 🙏

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***