Salah Faham

"M-mas,"

Ku lihat Alya sudah berdiri di ambang pintu. Dapat ku lihat, figura yang di pegang Alya terlepas begitu Saja. Sehingga pecahan kacanya bercecer di lantai.

Ya Tuhan, aku baru ingat. Tubuh Santi masih menempel dalam pelukan ku. Lebih tepatnya dia yang tiba-tiba memelukku. Buru-buru ku dorong tubuh Santi sehingga ia terjengkang ke arah sofa.

"Aw Mas, kenapa kamu malah dorong aku sih," rutuk Santi saat badannya terhempas ke sofa. Namun tak ku pedulikan dia. Aku segera berjalan menuju ke arah Alya.

"Al, kamu baru pulang?" Tanyaku pada Alya. Namun bukannya menjawab, dia malah melihat ku dengan tatapan tajam. Duh, alamat salah faham ini. Aku lupa jika Alya dan keluarga Bude ada disini. Dan tadi anak ini pamit untuk keluar sebentar untuk mengambil foto yang sudah selesai di cetak.

"Eh ada Alya disini. Kamu apa kabar Al?" Santi ikut bertanya pada Alya. Cih, sekarang saja dia mau berbasa basi dengan keluargaku. Dulu, jangankan bertanya. Jika di ajak untuk kumpul saja selalu ada alasan.

"Menjijikan!" Desis Alya pada Santi.

"Mas, untuk apa wanita gila ini datang kesini?" Tanya sinis Alya padaku. Alya memang orang pertama yang dulu mendukung keputusanku untuk berpisah dengan Santi. Karena dari awal memang ia tak menyukai Santi. Katanya dari gelagatnya sudah terbaca jika Santi bukanlah wanita baik-baik.

"Gak tau tuh. Minta sumbangan kali," jawabku sekenanya. Namun tatapan Alya masih mengintimidasi ku. Ya Allah, dasar bocah.

"Mas, ih kenapa kamu bilang gitu. Aku kan kesini mau silaturahmi, mau minta maaf sama kamu," ujar Santi dengan manja sambil memegang lenganku.

"Heh cewek tak tahu diri. Lepasin tangan Mas ku. Kalian bukan muhrim lagi," teriak Alya sambil melepas tangan Santi dengan kasar. Terdengar Santi merintih karena Alya begitu kuat menghempaskan tangan Santi.

"Kamu kok gitu sih Al. Aku ini Mbak mu loh,"

"Cih! Najis! Aku tak memiliki Mbak seperti mu. Kakak-kakak ku terhormat. Bukan wanita murahan sepertimu," ucap Alya penuh penekanan.

Dapat kulihat muka Santi merah padam. Mungkin dia tak terima dengan kata-kata Alya. Namun aku tak bisa mengelak itu, karena memang apa yang di katakan Alya benar adanya.

"Pergi kau dari sini. Dan jangan pernah menganggu Mas ku lagi. Atau kau akan tau akibatnya. Kau tidak lupa kan bahwa aku ini juara taekwondo tingkat provinsi?" Ujar Alya sambil mengarahkan tatapan tajam pada Santi.

"Lagian, Mas ku sebentar lagi akan menikah dengan wanita terhormat. Wanita yang mampu menjaga marwahnya sebagai wanita. Aku yakin, wanita ini akan bisa membahagiakan Mas ku ini," lanjut Alya lagi.

"A-apa? Menikah Mas? Kau akan menikah?" Tanya Santi terkejut.

"Hey, kau tuli atau apa? Sudah jelas kan aku bilang. Bahwa Mas Darto akan segera menikah lagi. Jadi sekarang lebih baik kau pergi dari sini dan jangan pernah menginjakkan kaki kotormu itu di rumah ini!" Teriak Alya pada Santi. Kini, muka Alya ikut merah padam. Aku tau pasti dia sangat kesal terhadap Santi.

"Heh bocah bau kencur. Jangan ikut campur ya kau ini. Dan kau Mas, akan ku pastikan pernikahan mu itu tak akan terjadi. Aku pastikan kau akan kembali bertekuk lutut padaku lagi," sentak Santi padaku dan juga Alya. Ku lihat dadanya naik turun. Sudah pasti dia sangat marah saat ini. Bagaimana tidak, ucapan Alya begitu menohok.

"Silahkan! Aku tak takut dengan ancaman mu itu. Kita lihat siapa yang akan kalah nantinya," jawab Alya dengan senyum mengejek.

Good job adikku, kau memang perempuan tangguh. Tak sia-sia kau tumbuh menjadi remaja keras kepala Al. Batinku.

Dengan langkah yang di hentakkan, Santi pergi dari rumahku. Tentu saja aku sangat senang. Tapi setelah ini Alya pasti akan mencecarku dengan banyak pertanyaan. Untunglah kejadian tadi tak membuat Papa terbangun dari tidurnya. Aku khawatir jika Papa melihat Santi keadaan Papa akan drop. Bukan hanya menorehkan luka padaku saja. Tapi Santi juga sudah menorehkan luka yang begitu dalam kepada kedua orang tuaku.

"Heh Mas. Seneng kamu ya di peluk sama modelan cewek kek gitu!" omel Alya padaku. Ya Tuhan, apa aku bilang. Alya mulai memarahiku akibat kejadian tadi.

"Ya nggak lah. Orang Mas aja kaget kenapa dia tiba-tiba Dateng kesini terus meluk Mas kek gitu," jawabku.

"Halah, bilang aja kau menikmatinya Mas. Ingat ya Mas, kalau kamu macam-macam, habis kamu di tanganku,"

"Ya Allah Al, ya nggak lah. Sumpah Mas juga gak mau kok di peluk sama Santi," ucapku lagi.

"Ingat Mas. Jangan jatuh di lubang yang sama. Jangan mengulang kesalahan yang sama pula. Ingat dulu bagaimana dia menyakiti Mas dan keluarga Mas," ujar Alya sambil duduk di sofa. Aku pun mengikutinya. Aku duduk di sebelah Alya.

"Iya, Mas tau Al. Lagian siapa juga yang mau lagi sama dia. Mas udah gak mau berhubungan apa-apa dengan dia. Sudah cukup dulu Mas di injak harga dirinya oleh Santi,"

"Bagus," ucap Alya. "Apa Mbak Tari tau tentang Santi Mas?" Tanya Alya lagi padaku. Sedangkan aku menjawab dengan gelengan kepala. Alya yang melihat responku hanya mampu mencebikkan mulutnya.

"Mas g*la ya? Masa Mbak Tari belum tau tentang Santi. Apa jangan-jangan Mas jugq belum memberitahu Mbak Tari jika Mas ini seorang duda?" Ujar Alya setengah berteriak.

"Ga usah teriak Alya. Berisik!" Jawabku kesal.

"Wah, kacau kacau. Kamu ini gimana sih Mas. Hal sebesar ini kamu sembunyiin dari Mbak Tari. Jangan mentang-mentang kamu itu lelaki Mas jadi tak ada bekasnya seperti perempuan. Mas dengarkan aku, sebuah hubungan itu harus dilandasi dengan kejujuran. Jika hal sebesar ini saja Mas sembunyikan dari Mbak Tari, itu artinya Mas tidak bisa menghargai Mbak Tari. Bagaimana jika nantinya Mbak Tari tau dari orang lain? Bukan kah itu akan tambah menyakitkan baginya," ujar Alya panjang lebar. Ya, apa yang di katakan Alya benar. Seharusnya aku tak boleh menyembunyikan ini.

Alya, gadis yang baru lulus SMA tapi punya pemikiran yang dewasa. Kadang aku yang notabene nya lebih tua dari dia, malah kadang pikirannya masih seperti anak kecil.

"Ya Mas tau Mas salah. Mas hanya merasa belum menemukan waktu yang tepat saja untuk berbicara dengan Tari,"

"Mas, tak akan ada waktu yang tepat jika kita tak membuatnya sendiri. Katakanlah semuanya pada Mbak Tari. Aku yakin, Mbak Tari orang yang bijak. Pasti dia akan menerima semuanya,"

"Baiklah. Insha Allah besok, Mas akan membicarakannya dengan Tari," ucapku. Alya pun tersenyum ketika mendengar ucapanku ini.

"Oh ya, Bude dan Pakde sudah sampailah?" Tanyaku pada Alya.

"Sepertinya pesawat baru sampai Mas. Masih butuh perjalanan satu jam lagi buat sampai rumah. Nanti juga Ibu nelfon kalau sudah sampai," jawab Alya.

Ya, setelah jalan-jalan tadi. Bude dan Pakde pamit kembali pulang. Katanya Doni, Kakak tertua Alya akan pulang dari perantauan. Sedangkan Alya akan memutuskan untuk berkuliah di Jakarta saja. Tentu aku menyambut baik Alya disini. Jadi Papa tak akan merasa kesepian jika Alya ada disini. Papa memang sudah menganggap Alya seperti putri kandungnya sendiri. Keinginan memiliki anak perempuan sedari dulu tak pernah kesampaian karena tiga tahun setelah aku lahir, Mama mengalami sebuah musibah yang mengharuskan rahimnya di angkat.

🍀🍀🍀

Setelah berbincang dengan Alya, kami pun memutuskan untuk beristirahat. Apalagi waktu sudah menunjukkan hampir tengah malam.

Besok aku akan mengatakan semuanya pada Tari. Tak adil juga rasanya jika aku mengetahui semua tentang masa lalu Tari, tapi aku malah menutup rapat tentang masa laluku.

Aku ingin hubunganku dengan Tari dilandasi dengan kejujuran. Karena aku ingin membina hubungan dengan baik dan langgeng nantinya. Sekarang aku hanya bisa berharap semoga hubunganku dengan Tari diridhoi oleh Allah SWT. Dapat bersama hingga menua. Amin.

Bersambung....

Hayo, siapa yang kemarin nyangkanya Tari yqng Dateng? Ternyata bukan yaaaaa.

Gimana ya reaksi Tari saat tau ternyata Darto itu seorang duda? Yuuuk stay tune terus cerita mereka. Semoga kalian semua suka yaaaa. Author lagi berusaha bisa Up sehari dua kali nih, mudah mudahan aja bisa ya dan bukan omongan belaka 🤭

Mohon dukungannya dengan cara like, komen dan subscribe ya teman teman. Terima kasih

Terpopuler

Comments

Lina aja

Lina aja

lanjut Thor semangat trus

2023-02-09

0

Ummi Sulastri Berliana Tobing

Ummi Sulastri Berliana Tobing

lanjut ......

2022-08-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!