Semua orang sudah kembali pada kegiatan masing-masing setelah pernikahan Theo dan Vinda usai beberapa hati yang lalu.
Hari ini adalah jadwal Joaquin melakukan terapi, hanya saja Noura tidak bisa ikut karena harus ikut kedua orang tuanya ke negara S.
Joaquin nampak ditemani oleh Dan dateng ke rumah sakit tempat dia melakukan terapi. Dokter Stevano dan beberapa perawat nampak sudah menunggu Joaquin.
Dokter Stevano memberikan kabar yang baik pada Joaquin. Melihat kemajuan Joaquin sangat pesat, tidak sampai tiga bulan Joaquin akan kembali bisa berjalan.
" Semangat dengan itu kau akan bisa berjalan lagi. Bukankah kau ingin menyusul Theo dengan menikahi kekasihmu itu. " dokter Stevano berjalan di samping Joaquin yang duduk di kursi roda.
" Iya dok. " Joaquin berucap singkat.
Setelah berganti pakaian Joaquin memasuki ruangan yang bisa dipakainya untuk terapi. Berjalan selangkah demi selangkah dengan tangan bertipang pada penyangga.
Dan masih setia menunggu tuannya sambil sesekali bermain ponsel. Dia tengah chatting dengan Gilbert membicarakan tentang perusahaan.
Empat puluh menit berlalu, Joaquin sudah berganti dengan pakaian yang dibawa oleh Dan tadi karena baju Joaquin penuh dengan keringat.
" Tuan kita harus ke perusahaan, Gilbert berkata pihak dari HN grup sudah datang. " Dan melaporkan jadwal Joaquin.
Joaquin hanya menjawab dengan anggukan. Dia terlalu lelah untuk menanggapi Dan. Joaquin kembali duduk di kursi roda dengan Dan yang mendorongnya. Tampaknya dari kejauhan ada seorang pria yang usianya mungkin sudah setengah abad berjalan ke arah Joaquin.
Degh... Degh.. Degh..
Jantung joaquin seperti berhenti berdetak saat menyadari pria tua yang baru saja melewatinya adalah orang yang sangat ingin dihancurkannya.
Dada Joaquin sudah naik turun berusaha menahan emosi. Tangannya masih bergetar mengingat penyiksaan yang dilakukan oleh pamannya sendiri. Joaquin memang masih ketakutan dan trauma tapi dendam dan benci lebih mendominasi pada dirinya.
" Dan selidiki kenapa pamanku ada di kota ini. " titah Joaquin
" Apa tuan? " Dan memilih bertanya karena takut apa yang dia dengar salah.
" Pamanku ada di kota ini, kau selidiki apa yang membuat pamanku ke kota ini. " Joaquin mengulangi perintahnya.
" Tuan Joshua ada di kota ini. Gawat aku harus meminta Theo kembali. " ucap Dan dalam hati.
Theo dan Vinda kini tengah berbulan madu ke Hawaii. Mereka ingin menikmati indahnya pernikahan itu seperti apa. Joaquin mengijinkan mereka menginap di resort miliknya yang ada di Hawaii.
Mobil Joaquin sudah membelah jalanan menuju JN Corp, perusahaan milik Joaquin. Ada meeting dengan klien dan Joaquin sendiri ingin memeriksa beberapa proyek yang ditangani oleh pegawainya.
Tinggg..
Suara pintu lift terbuka, Joaquin serta Dan memasuki kotak besi itu menuju ke ruang rapat yang ada di lantai dua puluh lima.
Kini Joaquin sudah berada di dalam ruang rapat nampak sedang berbincang serius dengan rekan bisnisnya. Mereka berencana berkolaborasi dengan produk baru yang akan diluncurkan bulan depan.
" Senang bekerja sama dengan anda Mr Joaquin. Semoga anda tidak jera bekerja sama dengan saya. " Rekan kerja Joaquin menyalaminya
" Baik tuan. Semoga ini awal yang baik untuk kerja sama kita berikutnya. " Joaquin menyambut salaman rekannya itu.
Joaquin masih di ruang rapat tapi kali ini dia bersama Gilbert juga Dan. Joaquin ingin mereka menyelidik pamannya yang baru dilihatnya saat di rumah sakit.
" Iblis itu ada di kota ini. Cari tahu tujuan dan awasi dia 24 jam. " titah Joaquin.
" Kau yakin yang kau lihat itu adalah pria itu? " Gilbert bertanya.
" Aku tidak akan pernah bisa melupakan wajah iblis yang menghancurkan hidup. " Joaquin memalingkan wajahnya.
Waktu sudah menunjukkan jam makan siang, karena masih banyak yang perlu dibicarakan Joaquin dan yang lain memilih makan siang di ruang rapat.Dan meminta tolong pada seorang OB untuk menyediakan makan siang untuk mereka betiga.
Tak jauh dari perusahaan milik Joaquin nampak ada seorang gadis yang tengah makan siang bersama seorang pria tua. Mereka duduk diruang VIP agar lebih nyaman menikmati hidangan pesanan mereka tanpa harus bercampur dengan pengunjung lainnya.
" Daddy kapan datang? trus kenapa nggak ngabarin aku kalau daddy mau datang. " Gladis mencerca daddynya
" Daddy ada urusan sayang. Ini urusan kantor, ada rekan bisnis daddy berada di kota ini. " terang daddy
" Siapa dad? " tanya Gladis penasaran.
" Keluarga Robinson yang perusahaannya di bidang properti telah merajai Asia. " jawab daddy
Gladis adalah anak yang digadang gadang akan mewarisi semua milik daddynya. Dengan alasan itu Gladis memilih bekerja di perusahaan lain untuk menambah pengetahuannya di dunia bisnis.
Keduanya kini mulai menikmati makan siang bersama. Tidak ada lagi pembicaraan hanya terdengar suara denting alat makan saja di ruangan itu. Rasanya sudah lama sekali bagi Gladis tidak bisa satu meja dengan daddynya selain karena kesibukan daddynya juga karena dirinya memilih kerja di luar kota.
Gladis diantar oleh daddynya kembali ke perusahaan tempat putrinya bekerja. Saat keduanya sedang berpelukan, Joaquin keluar dari lift yang ada di lobby. Matanya membulat sempurna melihat paman yang dibencinya itu ada di liat lobby kantornya.
Joaquin berusaha bersikap biasa agar tidak membuat pamannya itu curiga. Joaquin dan Daniel berjalan melewati kedua orang uang sedang berbincang di depan lobby.
" Pak Joaquin tunggu dulu. " Gladis memanggil Bosnya.
Joaquin berhenti dan berbalik ke arah seseorang yang memanggilnya.
" Tuan mari saya kenalkan pada daddy saya. " Gladis menggandeng daddynya mendekat pada Joaquin.
" Tuan ini adalah daddy saya, pemilik Globe corp." Gladis mengenalkan daddy pada Joaquin
" Perkenalkan saya Joshua daddy Gladis. " Joshua membungkukkan sedikit tubuhnya.
" Saya Joaquin. " ketus Joaquin.
Joaquin melirik ke arah Dan, seolah memberi isyarat untuk meninggalkan tempat itu.
" Maaf tuan, kami undur diri ada beberapa jadwal yang harus kami selesaikan. " Dan menundukkan kepalanya lalu membawa Joaquin pergi dari sana.
Tangan Joaquin terkepal, rahangnya mengeras. Kini dia bisa menunjukkan kebenciannya pada orang tadi setelah berada dalam mobilnya. Dan sesekali melihat tuannya dari kaca spion, nampak Joaquin sedang menarik nafas lale membuang nafasnya.
Dan tidak berani bicara, takut Joaquin lepas kendali lagi. Siapa saja yang ada di posisi Joaquin pasti akan melakukan hal yang sama malah mungkin sudah mengamuk di depan Joshua tadi.
" Dan kita ke markas. Hubungi Gilbert aku menunggunya di markas. " Joaquin bicara tapi tidak melihat Dan. Tatapan nya fokus melihat jalanan yang mereka lewati.
Kring... Kring.. Kring...
Handphone Joaquin berbunyi, nampak nama Noura terlihat di layar handphone miliknya.
" Halo Nou. " sapa Joaquin
" Kenapa dengan suaramu? Kau tidak apa-apa kan? " Noura bertanya saat menyadari suara Joaquin seperti orang yang sedang frustasi.
" Aku hanya lelah tadi terapi laku harus ke kantor" Joaquin beralasan.
" Kalau ada sesuatu yang terjadi tolong kabari aku ya. Aku akan langsung ke sana. "
" Really. Jika sekarang aku bilang aku merindukanmu apa kau akan datang. "
" Of course aku akan bersiap sekarang. "
" Aku hanya bercanda sayang. Aku baik-baik saja. Baik aku masih sibuk akhirnya tutup telfunnya. "
" Okey. Be careful. I miss u." setelah mengatakannya itu Noura menutup telfunnya.
Joaquin masih fokus melihat jalanan, pikirannya berkecamuk membuatnya pusing sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments