Pagi harinya Joaquin yang sedang berada disamping Noura melihat tangan Noura bergerak. Disusul matanya yang mengerjab pelan.
" Sayang. " panggil lirih Noura
" Syukurlah kamu sudah sadar. Aku panggil dokter dulu ya. " Joaquin memencet tombol berwana merah di atas nakas samping ranjang pasien.
" Apa ada yang sakit? Atau kamu mau minum dulu? " Joaquin terlihat kebingungan.
" Aku mau minum. Haus. " pinta Noura.
Joaquin mengambil gelas yang berisi air di atas nakas kemudian membantu Noura meminum air itu. Dengan telaten Joaquin merawat Noura.
Tak lama beberapa dokter datang keruangan Noura. Salah satu dokter yang hadir meminta dengan sangat sopan Joaquin untuk keluar ruangan. Kini Joaquin hanya melihat Noura diperiksa dari jendela besar di ruangan itu. Nampak Noura tersenyum kala pandangan mereka bertemu.
Ceklek
Suara pintu dibuka, Nyonya Robinson mendekati Joaquin. " Noura sudah sadar Nak? " tanya nyonya Robinson
Joaquin hanya mengangguk, dia berkonsentrasi penuh memperhatikan para dokter itu memeriksa kondisi Noura terkini..
Para dokter itu keliat dari ruangan ICU dengan mengulas senyum. Para dokter mendekat ke Joaquin dan Nyonya Robinson.
" Anda tidak perlu khawatir. Nona Noura sudah melewati masa kritis dan menurut pemeriksaan tidak ada yang berbahaya. Pasien bisa dipindahkan ke ruang rawat. " setelah mengatakan hal itu para dokter itu satu per satu meninggalkan ruangan Noura.
Siang itu juga Noura dipindahkan ke ruang rawat VVIP atas perintah Joaquin. Dalam ruang VVIP ada dua brankar untuk tidur, satu untuk pasien dan satu untuk yang menjaga juga ada sofa dan lemari pendingin.
Saat jam makan siang Tuan Robinson datang menjenguk Noura. Nampak mereka saling berbincang sambil menyantap makan siang.
" Nou, orang tuamu besok sampai di kota ini. " paman Lucio memberi Noura kabar kedatangan orang tuanya.
" Kenapa uncle mengabari mereka, pasti daddy dan mommy akan membuat keributan jika datang. " protes Noura
" Mereka menelfon menanyakan keadaanmu. Jadi aku bercerita saja kau mengalami insiden. Kedua orang tua mu langsung panik dan berangkat kemari untuk melihat kondisimu. " terang uncle Lucio
" Oh ya Joaquin apa kau tidak sibuk? " tanya aunty Mira
" Perusahaan diurus Daniel dan Gilbert bibi, saya hanya memantau dari jauh. " jawab Joaquin
" Kamu hebat Nak, kamu bisa keluar dari trauma kamu bahkan sekarang sudah bisa mendirikan perusahaan besar. " uncle Lucio memuji kemampuan Joaquin dalam berbisnis.
Joaquin yang dipuji hanya tersenyum saja.
" Tentu saya hebat uncle kekasih siapa dulu. " Noura mengangkat dagunya sedikit menyombongkan diri.
" Kak Joaquin bisa mendirikan perusahaan sebelum kalian jadi sepasang kekasih lalu kenapa kamu yang sombong. " ledek Rein
" Rein... " pekik Noura
Semua di sana tertawa karena polah tingkah Rein dan Noura yang seperti kucing dan tikus.
" Eh tapi kak kenapa ganti nama? " tanya Rein setelah berhasil menghentikan tawanya.
" Kalau orang itu tahu aku masih hidup dia pasti akan berbuat jahat lagi. Seharusnya akulah yang mewarisi semua hal yang kakek miliki. " jawab Joaquin.
" Maksudnya gimana ini? " uncle Lucio dibuat binggung
" Saya menemukan surat wasiat kakek yang lain saat paman Nobles membawa saya ke mansion tempat saya tinggal sekarang. " Joaquin menjeda sebentar untuk mengambil nafas
" Menurut surat wasiat yang saya temukan semua kepemilikan kakek akan jatuh ke tangan saya. Bahkan ada surat kuasa dari kakek untuk saya di sana. Jadi dengan kata lain surat wasiat yang dulu dimiliki daddy Vincent hanya sementara sampai saya cukup usia untuk mengelola itu semua. " terang Joaquin.
" Karena hal itulah paman Nobles menghapus semua jejak kehidupan Jonathan Cassano dan mengganti nama saya menjadi Joaquin de Niels. de Niels adalah nama marga ayah angkat daddy Vincent. "
Semua orang yang ada di ruangan itu dibuat terkejut mendengar penuturan Joaquin. Ternyata semua yang terjadi tidaklah sesederhana pikir mereka. Kasus ini sangat rumit karena Kakek Joaquin memiliki dua surat wasiat.
" Kita akan diskusikan lagi saat kakakku, daddy Noura datang kemari. Kami akan berusaha semampu kami membantu kamu Joaquin. " uncle Lucio menawarkan bantuan
" Tidak perlu paman, jangan melibatkan keluarga anda dengan masalah ini. Saya sudah memiliki rencana untuk menghadapi orang itu. Jika kalian ingin membantu tolong lindungi Noura karena dia bisa menjadi sasaran dari orang itu untuk menyakiti saya. " tolak Joaquin
Joaquin hanya tidak ingin orang yang tidak ada hubungannya dengan masalahnya harus terseret dalam rencananya. Dia lebih tidak ingin keluarga Noura mengalami apa yang dulu dialamu keluarganya. Tidak ingin ada Jonathan lainnya. Biar dia saja lagipula ini adalah dendam keluarganya. l
" Saya tidak kalian terluka karena saya, maka saya tidak akan pernah bisa memaafkan diri saya bila itu benar terjadi. " Joaquin menyebutkan alasannya tidak ingin ada orang lain yang membantunya
" Baiklah Nak bila kau memerlukan bantuan kami siap membantumu. Tidak perlu sungkan untuk meminta bantuan kami. " uncle Lucio menepuk pelan pundak Joaquin.
Kini mereka hanya mengobrol ringan menceritakan kenangan masing-masing saat mereka tidak saling bertemu. Joaquin melihat Noura tersenyum dan tertawa bersama keluarganya. Dalam hatinya yang paling dalam dia merasa bahagia. Seharusnya mereka bertemu saat semua urusan dendam Joaquin selesai jadi tidak akan ada yang membahayakan Noura.
Joaquin pamit untuk keluar sebentar. Joaquin mendatangi Dan yang sedari kemarin menunggu di depan kamar inap Noura.
" Tuan. " Dan langsung bangkit berdiri. " Ada yang bisa saya bantu tuan. " tanya Dan kemudian
" Dan kita ke taman, aku ingin menghirup udara segar. " pinta Joaquin.
Dan langsung mendorong kursi roda Joaquin membawanya ke taman rumah sakit. Banyak pohon- pohon rindang, taman bunga dan kursi taman di sana. Joaquin memilih duduk di kursi taman di bawah pohon rindang.
Dia memandang ke depan banyak pasien dan keluarganya yang menikmati suasana bersama di taman rumah sakit.
" Dan, seperti itu kah sebuah keluarga? " tanya Joaquin. Saat melihat Noura dan keluarganya dia merasa iri. Sudah lama sekali dia tidak tahu apa itu sebuah keluarga. Karena itu dia meminta untuk ditemani ke taman melihat keluarga yang lain.
" Ya tuan seperti itulah kelurga. Bukankah saya, Gilbert dan juga Theo adalah keluarga anda? ".
Joaquin langsung melihat ke arah Dan yang tersenyum tulus. " Kau... " Joaquin menghentikan perkataan nya.
Dia memandang ke depan sambil mengulas senyum tipis. Benar kata Dan bahwa mereka adalah saudara, jika saudara bukankah sudah pasti keluarga.
" Kau benar Dan, kita adalah keluarga. " kata Joaquin.
" Tentu saja kita adalah saudara dan kau adalah kakak tertua kami. " Thoe mendekati keduanya saat tadi tanpa sengaja mendengar perbincangan keduanya tentang keluarga.
" Theo benar kau adalah Kakak kami dulu, sekarang dan selamanya. Kita keluarga jadi jangan iri pada mereka. " tunjuk Gilbert ke arah keluarga pasien yang berada di taman.
" Sebentar lagi keluarga kota akan bertambah satu, eh bukan satu tapi tiga. " ucap Theo.
Joaquin, Daniel dan Gilbert melihat ke arahnya.
" Aku akan menikah Vinda, kemarin saat aku memeriksakan kandungannya ternyata anaknya kembar. Jadi keluarga kita kan ke tambahan tiga orang lagi. Kak, apa kau merestui kami? " Theo berjongkok di depan Joaquin. Mereka saling pandang kemudian Joaquin mengulas senyum.
" Kau yakin bisa menerima anak yang ada dalam kandungan Vinda? " tanya Joaquin.
Theo mengangguk mangap sebagai jawaban. " Maka menikah lah aku merestuimu. Asal kau bahagia. "
Theo langsung bangkit dan memeluk Joaquin diikuti Gildert dan Daniel.
" Kita adalah keluarga layaknya mereka kak. " Gilbert Daniel dan Theo berucap bersama.
Maaf ya agak telat ceritanya. Di ganggu sama si adek.
Terus beri dukungan ya untuk Noura dan Joaquin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments