Noura saat ini tengah ditangani oleh petugas medis di rumah sakit terbaik di kota M. Joaquin dan yang lainnya kini tengah menunggu di depan ruang operasi. Joaquin terus menatap pintu ruang operasi yang mana di dalamnya adalah kekasih hatinya sedang menjalankan operasi karena luka do kepalanya.
Tatapan mata Joaquin kosong, dia seperti kehilangan setengah jiwanya. Dia begitu terpukul dan ikut merasakan sakit yang sekarang menimpa Noura. Kalau bisa biar dia saja yang terluka, dia lebih kuat menerima luka itu dibandingkan Noura.
" Tuan ini pakaian ganti ada. Mari saya antar ke kamar mandi untuk mengganti baju anda. " Dan hendak menuntun kursi roda Joaquin tapi Joaquin menepis tangan Dan.
" Aku ingin menemani Noura. " Joaquin enggan meninggalkan tempat itu.
" Ganti bajumu dulu kak, Noura akan khawatir jika melihat tubuhmu penuh darah seperti ini. Kami akan menemani dan menjaga Noura. " Theo memberi pengertian pada Joaquin. Dia merasa tidak tega melihat Kakak angkat sekaligus tuannya itu nampak berantakan dan menyedihkan.
Joaquin menggerakkan sendiri kursi rodanya menuju kamar mandi dengan Dan yang mengikuti di belakangnya.
Sampai joaquin kembali dari berganti pakaian pun pintu ruangan itu belum terbuka.
" Dan apa kau sudah menghubungi paman dan bibi Noura.? " Joaquin bertanya tanpa mengalihkan pandangannya dari pintu ruang operasi itu.
" Tuan dan Nyonya Robinson dalam perjalanan kemari tuan. " Jawab Dan
Saat menemani Joaquin berganti pakaian tadi Dan langsung menghubungi keluarga Noura.
Beberapa menit kemudian terdengar suara langkah kaki mendekat, mereka semua menengok ke arah datangnya suara. Nampak Tuan dan Nyonya Robinson berjalan setengah berlari menghampiri kerumunan orang yang menunggu Noura.
" Apa yang terjadi pada Noura? " Tuan Robinson bertanya setelah menetralkan nafasnya.
" Nona Noura tadi mengalami kecelakaan, di mana ada seorang perempuan yang melempar batu tepat mengenai kepalanya. " Dan menerangkan detail peristiwa yang menimpa Noura.
" Bagaimana bisa sampai seperti itu, Apa motif pelaku, apa sudah melapor pada polisi? " Kini giliran Nyonya Robinson yang berbicara. Dia langsung mencerca Dan dengan banyak pertanyaan.
" Anda tidak perlu khawatir kami sedang menyelidiki hal ini. " Dan menenangkan Tuan dan Nyonya Robinson.
" Kalian ini teman Noura. " Nyonya Mira melihat ke sekeliling
" Saya dan Vinda teman kantor Noura, tante. " Sherly memperkenalkan diri.
" Perkenalkan Tuan dan Nyonya saya Daniel, dan yang di samping saya ini adalah Tuan saya, Joaquin de Niels kemudian dua orang yang di sana adalah Gilbert dan Matheo. " Dan memperkenalkan dirinya dan yang lain
" Joaquin de Niels CEO JN Corp. tapi bagaimana anda bisa mengenal keponakan saya. " Tuan Robinson dibuat kebingungan oleh kehadiran CEO JN Corp. di ruangan itu.
" Paman dan Bibi saya akan menjelaskan semuanya setelah kondisi Noura sudah dipastikan. Saya berjanji akan menceritakan semuanya. " Joaquin mendekat ke arah Tuan dan Nyonya Robinson.
Entah muncul darimana perasaan yang kini tengah dirasa Mira Robinson. Dia seperti tidak asing dengan pria yang memanggilnya bibi itu. Tapi lama berpikir pun dia tetap tidak tahu siapa pria ini.
Tiga puluh menit setelah kedatangan Tuan dan Nyonya Robinson, pintu ruangan operasi terbuka. Dokter muncul dari dalam ruang operasi didampingi dokter lainnya.
" Bagaimana kondisi pasien, dok? " Joaquin langsung melempar pertanyaan pada dokter itu.
" Operasinya berhasil, pasien dibawa tepat waktu kemari. Tapi sampai pasien sadar, pasien harus kami tempatkan di ICU untuk mendapat pantauan. " terang dokter.
Mereka semua bisa bernafas lega, walaupun Noura belum sadar dan perlu ditempatkan di ICU tapi setidaknya dia tidak berpulang.
" Kalian berdua antar teman Noura dan pulanglah. Aku akan disini. " titah Joaquin.
Gilbert dan Theo hanya mengangguk kemudian mengajak Sherly dan Vinda pergi dari sana. Mereka berdua juga memikirkan kondisi teman Noura apalagi Vinda yang sekarang mengandung. Takut terjadi apa-apa pada janinnya jika terlalu kelelahan.
Noura kini telah menempati ruang ICU khusus yang Joaquin minta langsung ke direktur rumah sakit tersebut. Ruangan ICU khusus itu di dalamnya juga ada ruangan tunggu diluar bagian ICU tapi masih di satu ruangan. Ruang tunggu itu dilengkapi sofa dan ranjang kecil yang dipesan untuk Joaquin. Dengan kondisi seperti itu tidak mungkin dia kuat duduk di kursi roda seharian.
Dan membantu Joaquin naik ke atas ranjang, kemudian pamit keluar untuk membeli makanan dan minuman. Setelah kepergian Dan, Tuan Robinson menatap Joaquin meminta penjelasan seperti yang dikatakan Joaquin tadi jika mereka akn bicara setelah kondisi Noura jelas.
" Apa kabar paman dan bibi? Lama tidak berjumpa. " sapa Joaquin
Tuan dan Nyonya Robinson sontak terkejut. " Apa kita saling kenal atau mungkin pernah bertemu sebelumnya? " tanya Tuan Robinson menyelidik
" Keduanya, kita pernah bertemu dan saling mengenal. Mungkin dengan kondisi saya saat ini anda pasti tidak dapat mengenali. Saya putra Vincent dan Liliana, yang pernah tinggal di depan kediaman anda. "
Nyonya Robinson menutup mulutnya dengan kedua tangan miliknya. Betapa sangat amat terkejutnya dia melihat anak sahabat baiknya yang ia pikir sudah tiada bersama kedua orangnya.
" Kamu Jo, Jonathan anak Liliana,? " tanya Nyonya Robinson.
Joaquin mengangguk. Nyonya Robinson langsung berdiri dan menghampiri Joaquin langsung memeluk tubuhnya. Sebuah keajaiban bahwa anak sahabatnya itu masih hidup.
Nyonya Robinson mulai menangis sambil memeluk Joaquin. Senang, sedih dan rasa syukur yang besar membuatnya menangis sejadi-jadinya. Setelah kembali tenang walau menyisakan is akan, Nyonya Robinson kembali bicara.
" Sungguh kau adalah Jo. Oh God Terima kasih kau selalu menjaganya selama ini. " Nyonya Robinson mengucap syukur.
" Bagaimana kau bisa hidup sedangkan mansion itu terbakar hingga meninggalkan hanya abu saja. " Tuan Robinson bertanya dengan suara serak karena menahan tangisnya.
" Saya diselamatkan paman Nobles, tangan kanan daddy paman. " terang Joaquin
" Ah Nobles, aku ingat dia. Syukurlah kau masih selamat. " Tuan Robinson kini ikut memeluk tubuh Joaquin.
" Iya paman, anda benar syukur aku selamat walaupun aku harus cacat dan lumpuh. Aku bersyukur masih bisa bertemu Noura kembali. "
" Kondisi kamu saat ini karena kejadian itu Nak. Betapa malangnya kau nak. kau pasti sangat kesakitan. " Nyonya Robinson kembali menangis.
Joaquin menceritakan semuanya, dari awal peristiwa itu bisa terjadi hingga pada akhirnya dia harus kehilangan kedua orang tuanya. Dia juga menceritakan penyiksaan yang diterimanya. Tuan dan Nyonya Robinson bahkan sampai menangis, apa lagi nyonya Robinson dia menangis sambil terus memanggil nama ibu Joaquin, Liliana.
" Jadi itu semua ulah Joshua? " Tuan Robinson tidak percaya bahwa Joshua tega melakukan semua itu. Apalagi sekarang dia hidup bahagia tanpa kekurangan apapun setelah membunuh keluarganya sendiri.
" Iya paman, ini semua karena warisan kakek. "
Joaquin meyakinkan Tuan Robinson
" Lalu selama ini kau tinggal di mana Nak? " tanya Nyonya Robinson
" Saya tinggal di mansion Niels, melakukan penyembuhan pada kondisi fisik dan mental saya. "
jawab Joaquin
Nyonya Robinson terus mengusap pucuk kepala Joaquin dengan sayang. Hatinya ikut hancur melihat anak sahabat baiknya itu harus menderita karena ulah pamannya sendiri. Tuan Robinson pin tak habis pikir Joshua nekat melakukan itu padahal Vincent tidak pernah mau menerima pemberian Ayah Istrinya.
Inilah yang paling menakutkan dalam diri manusia yaitu keserakahan dan iri hati. Dengan kedua hal itu dapat membutakan mata kita hingga tega menyakiti sesama. Jadikan ini sebagai pelajaran bahwa orang uang serakah dan iri pasti mendapat kehidupan yang penuh kebahagiaan tapi hanya semu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments