Dua hari cukup untuk membuat Noura uring uringan dari pagi sampai ke pagi lagi. Rindu yang tak bisa tersalurkan pada si empunya,seperti hidup neraka di neraka. Nerak itu juga dirasakan oleh Rein, karena
tempat Noura melampiaskan emosinya adalah Rein.
Seperti pagi ini, "Rein dimana kau.. keluar!! " panggil Noura.
""****.Dia itu memanggil atau menghakimi. Apa yang membuatnya jadi mirip dedemit begini. aku tersiksa" Rein menjambak rambutnya frustasi.
" Dimana anak itu, tidak mungkin kan dia sudah berangkat kerja. "Noura bergumam.
Rein berjalan pelan pelan menuju pintu garasi agar bisa segara meninggalkan kakak sepupu nya yang kerasukan dedemit itu.
Brumm.. Brumm.
Terdengar suara mobil dari arah garasi. Noura berlari mendengar bahwa itu adalah mobil Rein.
" Rein aku bilang berhenti. awas kau sampai pulang habis kau aku buat tempe penyet. "Noura berteriak di depan rumah.
Sepasang mata memandangnya penuh cinta. Saat hendak berbalik sosok yang memperhatikannya itu telihat.
Degh.
Tak ada jeda, Noura langsung lari ke arah sosok yang membuatnya uring uringan dua hari ini.
Grep.
" bau tubuh ini, aku benar benar merindukannya. "batin Noura.
Joaquin menyambut pelukan Noura tak kalah erat, dia juga merindukan kekasih hatinya itu. " aku merindukanmu" dia berbisik lirih ditelinga wanitanya.
"aku juga.Sangat... sangat rindu. " balas Noura.
Tak jauh dari sana ada sebuah mobil, di mana di dalamnya terdapat dua manusia kepo yang ingin melihat sosok Joaquin yang tak pernah mereka lihat. Siapa lagi kalau buka Matheo dan Gilbert.
"ya, lihat itu!! benarkah itu Joaquin bos kita?? " kata Gilbert yang terheran heran dengan perubahan bosnya itu.
"dia tersenyum, lihat bulu kuduk ku berdiri,, " Theo menimpali.
tok.. tok.. tok..
Aaarrghhh.
Keduanya terkejut mendengar kaca mobil yang diketuk dari luar. Dengan tangan gemetar Theo menurunkan kaca mobil samping supir.
"****, kau.. kau mengagetkan kami saja. Sialan kau Dan. " kesal Theo. Semua nama hewan dalam satu kebun binatang tak luput disebutnya lantaran kesal dan malu ketahuan menguntit.
Kini mereka berlima sudah berada dalam rumah Joaquin. Noura yang wanita satu satunya menuju dapur untuk membuat minum. Tak lupa beberapa camilan, sebagai teman mengobrol.
Joaquin datang kedapur mengambil nampan yang berisi minuman untuk mereka, diletakannua nampan itu di pahanya, kemudian dia membawanya ke ruang tamu di mana sahabat ya berada.
Wajah Gilbert dan Theo mendadak cengo melihat pemandangan yang tidak biasa itu. Bagi Dan ini bukan hal baru, dirinya tempo hari malah justru melihat pasangan kekasih itu sedang bercumbu di ruang keluarga, dengan posisi Joaquin memangku Noura.
" Ayo silahkan diminum! " Noura menawarkan pada sahabat kekasihnya itu.
Tidak ada pergerakkan maupun jawaban, mereka masih saja cengo menatap Joaquin lalu Noura dan terus seperti itu.
Ekhem..
Dan berdeham guna menyadarkan kedua sahabat sekaligus rekan kerjanya itu.
"Dia Noura" Joaquin memperkenalkan kekasihnya itu. " ini Gilbert dan ini Theo. "ganti Joaquin memperkenalkan temannya pada kekasihnya.
" Hai salam kenal. "sapa Noura.
Gilbert melirik Theo, sedang yang dilirik juga terlihat melirik dirinya. " Hai" sapa keduanya sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Selanjutnya mereka mengobrol hal-hal tentang pekerjaan, dan hal lainnya untuk mengakraban diri.
Gilbert menilai memang sosok seperti Noura lah yang dibutuhkan sahabatnya, Theo pun sependapat baginya mereka sudah saling melengkapi. Tapi tersirat ketakutan pada mereka berdua jika saja Noura tahu siapa Joaquin sebenarnya.
Rumah sakit terbesar di kota M.
Kelima orang tadi sekarang berada di sebuah rumah sakit terbaik di kota M yang terdapat fasilitas terapi untuk pasien mereka yang mengalami kelumpuhan. Dr. Stevano adalah dokter yang merawat Joaquin sejak awal kelumpuhan menimpanya. Dengan sangat hati-hati dan kesabaran yang begitu besar akhirnya usahanya tak sia-sia. Joaquin pasien yang mengenai di hatinya kini akan mulai terapi yang aka membantunya dapat berjalan lagi.
"Selamat siang dokter. " sapa Dan kalau melihat dokter yang menangani tuannya.
"Siapa wanita ini Joaquin? " Dokter Stevano menggoda pasiennya itu.
"Hai nona cantik, perkenalkan saya Stevano dokter Joaquin. " sapa Dr Stevano.
"Saya Noura dok. "
Mereka berjabat tangan, belum sampai 10 detik Jaoquin menghempaskan tangan Dr Stevano dan memberikan tatapan tajam.
Ketiga sahabat Joaquin terkekeh pelan melihat sahabat yang sangat mereka sayangi itu akhirnya bahagia.
Gilbert dan Matheo berpamitan untuk kembali ke tempat kerja mereka, tinggallah Joaquin, Dan juga Noura.
Seorang perawat dan ada juga terapis khusus membawa Joaquin keruangan yang ada banyak sekali alat-alat yang tidak Noura ketahui apa fungsinya.
degh..
Jantung Noura sejenak berhenti, saat melihat Joaquin melepas celana panjang dan hanya menyisakan celana selutut. Dapat Noura lihat dengan jelas di setiap inci kaki Joaquin terdapat banyak sekali bekas luka. Meski ditumbuhi bulu-bulu halus bekas luka itu masih sangat terlihat jelas.
Air mata Nuora sudah menggenang di ujung matanya. "Apa yang sebenarnya terjadi padanya Tuhan, seberapa besar rasa sakit yang harus ditanggungnya. Hal itu memenuhi isi kepala Noura.
Perawat yang kesemuanya laki-laki itu sudah selesai memasang alat pada tubuh Joaquin. Begitu alat itu dihidupkan. Joaquin berteriak dengan kecang saat merasakan sakit pada punggung dan lututnya.
"Dan hentikan itu Dan, Joaquin kesakitan apa kau tak dengat teriakannya Dan. " Dan menangkap tubuh Noura yang hendak masuk keruangan khusus itu. Dia sudah tidak tahan lagi mendengar teriakan Joaquin, apalagi teriakan Joaquin sama dengan di dalam mimpi buruk nya beberapa waktu lalu..
"Tenang nona, hal seperti adalah hal wajar. Joaquin sudah berada di kursi roda itu lebih dari 10 tahun. Jadi anda tidak perlu khawatir. " terang dokter Stevano.
Tak berselang lama, teriakan Joaquin sudah berhenti. Nafasnya tersengal akibat rasa sakit yang sangat menyakinkan, keringat dingin bercucuran., tapi seulas senyum tipis diperlihatkan nya saat matanya melihat gadis yang dicintainya menangis. Seolah dengan senyum itu dia ingin mengatakan 'aku baik-baik saja'
"Dan." Noura memanggil Dan. Tanpa melihat kearah Dan yang sekarang menatapnya, Noura bertanya"Jujur katakan padaku apa yang menimpa Joaquin sampai membuatnya jadi seperti ini"
Dan terdiam sejenak, apa yang harus dikatakannya untuk menjawab pertanyaan Noura. Apakah dia masih harus menutupi atau kah justru mengatakannya sekarang. Di saat dirinya sibuk dengan pikirannya terdengar Noura berbicara.
"Jika kau tidak mau jujur detik ini juga aku akan meninggalkan Joaquin. " ancam Noura.
Dan tak punya pilihan lain selain jujur, karena Joaquin akan lebih hancur jika harus kehilangan Noura.
Huh.. Dan menghela nafas pendek.
"Aku tidak tau pastinya apa yang terjadi. Sepuluh tahun yang lalu, jam 22.00 ayahku mengajakku ke suatu tempat. Sampai di tempat itu api sudah berkobar di bagian depan mansion mewah itu. " Dan menjeda.
"Ayahku langsung berlari kearah belakang dan membuka pintu rahasia yang menuju ke dalam rumah itu. Sayup-sayup aq mendengar teriakan anak laki-laki meminta ampun dan mengadih kesakitan. Mungkin sekitar 15 menit suara itu masih terdengar sampai keluar. Saat itu aku berfikir apa yang terjadi pada anak laki-laki itu. " Dan menghapus air matanya, mengingat hal itu mengingatkan nya pada sakit yang dirasa Joaquin.
"Tak lama ayahku keluar membawa tubuh seorang anak laki-laki. Saat aku melihat kondisinya tubuhku bergetar hebat karena ketakutan. Kaki anak itu hancur, dan darah tercecer sangat banyak belum lagi luka di wajahnya. "
Degh.. degh.. degh.. degh
Noura tak dapat mengontrol detak jantungnya yang berpacu dengan cepat. Cerita Dan adalah versi dari sudut pandang lain tapi masih sama seperti mimpi yang selalu diimpikannya.
"Kami membawa anak itu ke rumah sakit tapi kau kau tau apa yang dokter katakan.?? " Dan tersenyum miring, "Dokter itu bilang tulang kering kaki kanannya hancur, sedangkan yang kiri patah di tiga bagian. Begitu pula tulang paha, terdapat di beberapa titik yang patah. Lutut kanan hancur, walau usianya saat itu masih muda tapi untuk membentuk tulang itu seperti semula membutuhkan waktu yang sangat lama belum lagi dengan otot dan pembuluh darahnya. "terang Dan.
" Ayahku hidup dalam kubangan penyeselana karena tak dapat menyelamatkan keluarga Tuannya. Dengan merawat anak itu bisa sedikit menebus penyesalannya. Kejadian ini adalah pembantaian keluarga mafia yang menewaskan semua anggota keluarga. Berita ini adalah trending topik selama beberapa bulan. "
Degh.. degh.. degh.. Jantung Noura semakin bertalu-talu. Dia sudah yakin bahwa apa yang di ceritakan dan adalah hal yang sama dengan yang dipikirkannya.
"Nama anak yang selamat itu.. "
"Jonathan Cassano" potong Dan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments