3

Saat terbangun dari tidur nya, Sella memegang perut nya yang kelaparan. Ia berjalan ke arah jendela, lalu melihat ke bawah. Sella berencana ingin kabur dari jendela, tapi jendela nya sangat tinggi, dia tidak berani melompat.

"Ci, ci, ci"

Sella merasakan ada sesuatu di kaki nya. Ia melihat ke bawah dan berteriak.

"Aaaa, pergi sana, menjijikan" Teriak Sella sambil berlari.

"Aku mau keluar! Buka pintu nya!"

Tikus dan kecoa adalah hewan yang paling di takuti Sella. Biarpun dia sering di kurung di gudang, dia tetap takut kepada tikus dan kecoa. Sella tidak berteman kepada kedua hewan itu.

"Berisik!!! Mama aku tidak sanggup mendengar suara wanita itu!" Ucap Crystal yang sedang sarapan.

"Dia sekarang sudah keterlaluan! Dulu dia tidak berani teriak-teriak! Dasar anak tidak tau di untung!" Ucap Tina, lalu pergi ke gudang.

Tina membuka pintu gudang, lalu menarik tangan Sella dengan kuat.

"Ikut saya!" Tegas Tina.

"Sella mau di bawa kemana? Sella ga mau ikut, lepasin, lepasin!!" Ucap Sella memberontak.

"Diam kau!"

Tina membawa paksa Sella ke ruangan cambuk. Tubuh Sella kini gemetar, dia tidak mau di cambuk. Keluarga nya memang sangat kejam.

"Aku tidak mau! Kenapa kau selalu memperlakukan ku dengan kejam?!" Ucap Sella kepada Tina.

Kesabaran Tina sudah habis, dia menampar Sella dengan kuat.

Plak.

"Hiks, hiks, hiks, sakit. Kenapa kau sangat kejam?!" Ucap Sella.

"Kejam? Kau saja yang tidak tau di untung!"

Tina memaksa Sella untuk berbaring di atas meja. Setelah itu Tina menyuruh kedua pelayan untuk mengikat tangan dan kaki Sella. Mereka juga menutup mulut Sella agar teriakan nya tidak terdengar sampai luar.

"Kalian cambuk dia secara bergantian sebanyak 50 kali! Mengerti?!" Ucap Tina kepada kedua pelayan itu.

"Mengerti Nyonya" Jawab mereka, lalu mulai mencambuk Sella dengan kuat.

Saat Tina keluar, mereka menutup pintu, lalu mencambuk Sella dengan sangat kuat.

"Rasakan! Makanya jangan melawan dengan Nyonya. Hahaha" Ucap pelayan itu.

"Dia tidak berarti di keluarga ini, bagaimana kalau kita menyiksa dia lebih dari cambukan?"

"Kamu benar juga, lagi pula dia sudah terbiasa di siksa"

"Baiklah, mari kita selesaikan cambukan ini terlebih dahulu"

"Tinggal dua hari lagi, aku pasti bisa melewati nya. Hukuman ini bukan apa-apa, aku sudah sering merasakan nya" Batin Sella sambil mengeluarkan air mata.

Di sebrang sana, Kinara sangat mengkhawatirkan Sella. Dia tidak bisa tidur semalaman karena terus memikirkan keadaan Sella. Dia ingin pergi melihat Sella, tapi Adrian selalu mencegah nya.

"Tapi aku sangat mengkhawatirkan dia Pa. Biarkan Mama melihat dia ya" Ucap Kinara kepada suami nya.

"Ma, kalau kita yang datang, mereka akan curiga, bisa saja mereka nanti malah membatalkan pernihakan Sella dan anak kita" Ucap Adrian.

"Apa kita bisa mengutus orang untuk melihat nya? Atau membawa nya ke sini?" Ucap Kinara.

"Ada apa ini ribut-ribut?" Tanya seorang pria yang duduk di kursi roda.

"Kamu mau ke perusahaan kan? Mama bisa minta tolong tidak?" Tanya Kinara kepada anak nya.

"Aku tidak akan menolong wanita itu" Jawab nya.

"Dia itu calon istri kamu, kenapa kamu tidak mau menolong nya?!" Ucap Kinara dengan kesal.

"Aku sudah telat, aku pergi dulu" Jawab nya, lalu pergi.

"Pa kamu lihat dia?! Dia bahkan tidak mau menyelamatkan calon istri nya sendiri! Padahal Sella sudah menerima kekurangan dia" Ucap Kinara dengan mata berkaca-kaca.

Adrian memeluk Kinara. "Sudahlah Ma, pasti Sella baik-baik saja kok"

"Tuan Muda" Ucap Haiden yang sedang mendorong kursi roda pria itu.

"Bawa wanita itu" Ucap pria itu, lalu masuk ke dalam mobil dengan bantuan Haiden.

"Baik Tuan" Jawab Haiden.

Haiden dan pria itu pisah mobil. Pria itu di antar oleh supir nya, sedangkan Haiden menyetir sendiri.

"Tidak lama Tuan muda akan jatuh cinta kepada Nona Sella" Ucap Haiden saat menyetir.

...***...

"Uhmmm!!"

Sella tidak kuat lagi menerima 15 cambukan. Badan nya sangat lemas, dia sama sekali belum minum dan makan.

"Hei kau wanita! Mana semangat mu? Bukan kah kau sangat suka di cambuk?!" Ucap pelayan itu lalu mencambuk Sella dengan kuat.

Kreekk

Pintu ruangan di buka. Tina, Marvin, Crystal, serta Evan masuk ke dalam ruangan cambuk.

"Selamat datang Nyonya dan Tuan" Sapa pelayan itu.

"Keluarlah, sisakan sisanya pada kami" Ucap Tina.

"Baik Nyonya"

"Tersisa berapa cambukan lagi?" Tanya Crystal.

"14 Nona" Jawab pelayan itu.

"14? Oh itu tidak seberapa, sepertinya perlu di tambah lagi" Ucap Crystal dengan senyuman licik nya.

"Kalian keluarlah, ini bagian kami" Ucap Tina.

"Baik Nyonya" Jawab pelayan itu, lalu keluar.

"Padahal aku belum puas melakukan nya" Bisik pelayan itu kepada teman nya.

"Aku juga belum puas"

"Lihat Sella, kau seperti manusia tidak berdaya. Sebenarnya kamu tidak cocok hidup di dunia ini. Kamu tenang saja, kami akan mengembalikan mu kepada ibu mu" Ucap Tina yang memulai cambukan pertama.

"Mereka akan menghukum ku seperti waktu itu. Aku tidak mau, aku tidak mau! Siapapun tolong selamatkan aku" Batin Sella.

Masih cambukan pertama dari Tina, ada seseorang yang datang dan memaksa untuk bertemu dengan Tuan rumah. Mereka sangat kesal kepada orang yang tiba-tiba datang, sungguh mengganggu hal yang bahagia saja.

"Bukan kah Anda kepala pelayan di kediaman Dirgantara?" Ucap Tina dengan ramah.

"Anda benar. Kedatangan saya ke sini untuk menjemput Nona Sella. Tuan muda kami ingin bertemu dengan Nona Sella" Ucap Haiden.

"Ee, ah, tunggu sebentar, saya akan panggil Sella" Ucap Tina dengan sedikit gugup.

Tina berlari ke ruangan cambuk, lalu menyuruh Sella cepat-cepat mempersiapkan diri.

Seluruh badan Sella sakit, ia tidak bisa bergerak dengan cepat. Tina geram melihat Sella, ia menarik tangan Sella, lalu memasukkan nya ke kamar untuk mengganti pakaian.

"Cepat sedikit! Jangan membuat Haiden menunggu!" Bentak Tina.

"I-iya" Jawab Sella dengan lemas.

Sella membersihkan dirinya, lalu mengganti pakaian nya. Setelah itu, ia keluar dari kamar. Tina menggandeng tangan Sella dan menyuruh Sella untuk merubah ekspresi wajahnya yang jelek.

"Karena Nona Sella sudah datang, kami pamit dulu" Ucap Haiden.

"Tidak usah terburu-buru, duduk saja dulu" Ucap Tina.

"Mau nya sih begitu, tapi Tuan muda tidak suka menunggu lama" Ucap Haiden.

"Kalau begitu kami pamit dulu. Ayo Nona Sella" Ajak Haiden.

"Kami pergi" Ucap Sella tanpa melihat keluarga nya.

Sampai di mobil, Sella berbaring di bangku belakang dengan tubuh yang lemas. Haiden yang menyetir bingung kenapa Sella seperti itu.

"Anda kurang sehat Non?" Tanya Haiden.

"Haiden, apakah Tuan mu juga kejam? Aku tidak mau di perlakukan seperti ini" Ucap Sella dengan mata berkaca-kaca.

Haiden menambah kecepatan mobil.

"Tuan tidak kejam Nona, dia sebenarnya pria yang baik" Ucap Haiden.

"Saya tau Anda sedang terluka, saya akan membawa Anda menemui Nyonya dan Tuan besar"

"Anda tidak perlu takut untuk menceritakan semuanya. Nona adalah bagian keluarga kami" Ucap Haiden.

"Aku sangat senang masih ada yang peduli pada ku" Ucap Sella yang meneteskan air mata.

Sampai di kediaman Dirgantara, Haiden menggendong Sella ke dalam rumah. Sella sudah tidak sanggup lagi untuk berjalan, badan nya sakit, dan perutnya kosong.

"Sella? Kamu kenapa Nak? Wajah kamu pucat" Ucap Kinara khawatir.

"Nyonya, dimana saya letakkan Nona Sella?" Tanya Haiden.

"Di kamar tamu saja, hanya itu kamar yang paling dekat" Jawab Kinara.

"Sudah Ma, kamu sudah bisa tenang kan? Sella sudah di bawa ke sini" Ucap Adrian.

"Aku tau, tapi keadaan nya parah Pa. Aku cek dia dulu ya" Ucap Kinara.

"Keluarlah Haiden, aku akan memeriksa dia" Ucap Kinara.

"Baik Nyonya"

Haiden keluar dari kamar, lalu menutup pintu.

Haiden mengeluarkan handphone nya, lalu membuka wa untuk memberi tau Tuan nya.

Tuan, Nona Sella sudah saya bawa, tapi keadaan Nona Sella tidak baik-baik saja, sepertinya dia baru saja di siksa.

Ya, kerja bagus. Balas nya.

"Sella, Mama buka baju kamu dulu ya" Ucap Kinara, lalu membuka baju Sella dengan perlahan.

"Pelan Ma" Ucap Sella dengan suara lemas.

"Iya, pelan kok sayang"

"Ma, punggung Sella sakit"

"Punggung? Berbalik lah, biar Mama obati"

Setelah Sella berbalik, Kinara terkejut melihat bekas luka di punggung Sella. Dia sangat sedih putri nya di perlakukan seperti itu. Yang melakukan itu sungguh kejam.

"Ini kenapa sayang?" Tanya Kinara sambil mengoles obat nya.

"Sssttt, di-di cambuk Ma" Jawab Sella kesakitan.

"Siapa yang melakukan itu?! Dia benar-benar jahat!" Ucap Kinara.

"Keluarga Sella" Jawab Sella singkat.

Kinara terhenti mengoles obat. Ia tidak menyangka keluarga sendiri tega menyakiti keluarga sendiri.

"Kamu kenapa tidak melawan?" Ucap Kinara.

"Percuma Sella ngelawan Ma, nanti hukuman nya tambah banyak. Sella masih mau hidup, belum mau mati" Jawab Sella sambil menahan rasa sakit.

"Apa Marvin tidak membela kamu?"

"Justru dia yang lebih senang kalau Sella di marahi" Ucap Sella dengan sedih.

"Yang sabar ya sayang, kamu pasti sanggup melewati nya. Sebentar lagi kamu menikah dan tinggal bersama suami kamu. Percaya deh, nanti kehidupan kamu jauh lebih baik setelah menikah" Ucap Kinara menyemangati Sella.

"Iya Ma. Ngomong-ngomong Sella lapar, Sella boleh makan dulu kan?"

"Kamu istirahat saja disini, Mama akan menyuruh mereka mengantar makanan kamu"

"Baik Ma terimakasih"

"Terimakasih Tuhan, karena Engkau masih memberikan aku keluarga yang baik. Semoga calon suami ku nanti tidak sekejam keluarga ku yang di sana" Batin Sella.

Terpopuler

Comments

Putra Senja

Putra Senja

sella ini putrinya kinara apa calon mantunya sh thor

2022-12-20

1

Indah Yanti

Indah Yanti

kenapa ga lapor polisi aja

2022-12-17

1

Niarnya Julfan

Niarnya Julfan

ayahnya sendiri aja bisa sadis gitu ...apalagi cuma ibu tiri dan adik tiri ...kejam semua

2022-08-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!