Bab 20 - Selamat Datang, Anggota Baru!

“Ayo mah!” seru Tomi dari luar

pintu apartemennya. Siang itu sibuk sekali. Di sela-sela jam kerjanya, ia dan

Dara harus mengantar ibunya menuju bandara untuk kembali ke Indonesia. Hanya

beberapa koper yang mereka geret keluar, sebab hanya ibunya yang kembali ke

Indonesia.

Mengejutkan bukan? Adik Tomi

memutuskan untuk mencoba peruntungan nasibnya di negara orang bersama kakak dan

kakak iparnya. Sesuatu yang tentu tak bisa ditolak oleh Dara, karena itu adalah

keputusan dari suaminya secara sepihak dan tanpa diskusi. Strategi kali ini

yaitu membiasakan diri untuk hidup seatap dengan ipar, dan hal itu sepertinya

bukan hal yang terlalu sulit untuk Dara, sebab ia sangat pandai menyembunyikan

apa pun reaksinya.

Dara belum tahu sejauh apa kemampuan

iparnya itu, namun yang ia tahu bahwa Tami adalah seorang sarjana ekonomi dari

salah satu universitas swasta. Seharusnya iparnya itu memiliki banyak kemampuan

yang membuatnya lebih mudah diterima bekerja.

"Ayo. Tas mama sudah?"

mertuanya tergopoh-gopoh keluar sambil memperbaiki kerudungnya.

"Sudah sama Dara, mah,"

jawab Dara sambil membenarkan posisi Kio dalam gendongannya.

Nasib baik! Jalanan menuju bandara

tak macet seperti hari-hari lainnya. Taxi yang mereka tumpangi melesat dengan

cepat, dan tiba di bandara.

Tomi menuntun ibunya keluar dari

dalam taxi, lalu menurunkan koper-koper yang sebagian besar isinya adalah

oleh-oleh. Sekeluarga itu bergegas masuk ke dalam, dan menanti sebab pesawatnya

akan membuka konter check in dalam satu jam kedepan.

"Dar. Mama titip Tami, ya. Tolong bantu sampai dia dapat pekerjaan!" lengan Dara dipegang oleh

mertuanya. Sebuah amanat yang tentu bukan hal yang mudah. Permainan 'orang

dalam' mungkin sudah biasa di Indonesia. Titip menitip kenalan untuk dapat

masuk dalam sebuah pekerjaan. Namun di negara ini ... semua dilakukan secara

profesional. Mendapat pekerjaan di sini berarti berani masuk dalam sebuah

kompetisi.

"Dara usahakan, Mah ... Semoga ada rejekinya," jawabnya singkat, menyembunyikan rasa keberatannya. Hanya

itu jawaban yang pas bagi Tami untuk memberi rasa tenang pada mertuanya yang

akan pergi terbang.

Tomi datang menenteng beberapa

bungkusan makanan cepat saji di tangannya, dan sebuah tentengan berisi es kopi

kesukaan Dara. Lelaki itu menyodorkan es kopi yang terlihat sangat menggiurkan,

"kesukaan tuan putri."

Dara tersenyum sambil menerima es

kopi yang sangat dingin, cocok dengan cuaca Filipina yang sangat panas.

Slurrp! Seteguk es kopi dengan

takaran gula yang pas, tidak terlalu manis, masuk ke dalam mulut Dara. Matanya

tertuju pada konter check in yang mulai ramai.

"Itu sudah buka, Bi!" ia

menarik tangan suaminya yang sedang asyik bermain bersama Kio. Tomi menjemput

ibunya dari kursi, dan membawa koper-kopernya menuju konter check in. Sebuah

layanan yang baik dari anak kepada ibu, ia menyelesaikan proses check in, lalu

membawa ibunya kembali menemui Dara dan Kio untuk berpamitan.

"Mama berangkat ya, Dar. Titip

Tami baik-baik. Tom, jaga istri dan anak ya, awas kamu," mertuanya

berpamitan, dan Dara langsung mencium tangan mertuanya itu. Mereka mengantar

wanita itu hingga pintu keberangkatan menuju gate, lalu melambaikan tangan.

Akhirnya ... Misi selesai!

"Mau langsung pulang sayang?"

"Ayo. Kasihan Tami sendiri di

sana," jawab Dara singkat. Tomi tertawa kecil, lalumengejek,"Memangnya dia anak balita? Dia seumuran kamu, Ra. Biarin aja.

Kita keliling dulu. Kamu lapar?"

Dara tak dapat membohongi perutnya

yang terasa begitu lapar. Ia baru saja memakan ayam goreng dari restoran cepat

saji tadi, namun ia sudah merasakan asam lambungnya yang mulai menggerogoti

perut.

"Ayo. Aku lapar. Mulai enggak enak perut. Kopinya kayaknya pekat banget," ia mengiyakan ajakan suaminya

itu.

Keluarga kecil itu, menumpangi taxi ke sebuah restoran tempat Dara memakan sup sum-sum sapi biasanya. Itu adalah restoran favoritnya. Seperti biasa, ia duduk di meja paling pojok dalam

restoran itu. Aroma yang begitu sedap dapat tercium dari dalam dapurnya,

dan orang-orang terlihat menikmati semangkuk sup sum-sum tulang sapi. Restoran

terbaik itu tak pernah sepi, dan tak pernah gagal membangkitkan nafsu makan

Dara.

Yang ditunggu-tunggu akhirnya

datang! Dua mangkuk sum favorit Dara. Perutnya masih terasa sedikit aneh,

seperti penuh gas dan asam lambung.

“Kio. Bilang aaa” ia menyuapi balitanya sup hangat itu. Anak itu membuka mulutnya dan melahap sesendok sup

dengan daging sapi yang lembut.

“Kamu enggak makan?” perhatian Tomi teralihkan dari mangkuk supnya, kepada istrinya yang terus-terusan meminum tehnya.

“Iya. Aku agak kurang enak perutnya.

It’s okay ...” jawab Dara singkat sembari menyuapi anaknya sekali lagi.

 Ia mengumpulkan niatnya untuk dapat memakan sup yang sudah tersaji di depannya. Harusnya makanan berkuah hangat dapat meredahkan kembung pada perutnya. Tapi ... tak ada yang lebih hangat selain kebersamaan keluarga kecilnya di tempat favoritnya dengan makanan kesukannya.

***

"Sudah siap? Ayo!" Tomi memanggil istrinya yang masih sibuk membereskan tas bekal. Sebuah kemujuran di hari itu mereka akan berada pada satu shift ang sama.

Dara tampak masih sibuk membereskan beberapa kotak bekal ke dalam tas tentengnya, beserta beberapa buah yang sudah ia potong dari dalam kulkas.

"Sebentar ya. Aku pakai sepatu dulu," Dara mengambil sepatunya lalu menunduk untuk memakai sepatu. Ia dapat merasa pusing di kepala yang tiba-tiba menyerang. Ia berusaha cepat memakai sepatu agar tidak membuat suaminya itu menunggu lebih lama lagi.

"Boleh kita singgah nanti?" tanyanya singkat kepada suainya yang sedang menahan pintu elevator agar tidak tertutup.

"Ke mana?"

"Minimarket di samping kantor. Yah?" jawabnya singkat sembari tersenyum manja kepada suaminya. Senyumannya itu disambut dengan sebuah belaian gemas pada ubun-ubunnya.

Jalanan mulai ramai di pagi itu. Hari yang sibuk tentunya, karena beberapa hari lalu, semua perkantoran berlibur panjang.

Dara mendorong pintu minimarket. Aroma kopi yang begitu pekat, dengan cepat menyerang penciumannya di pagi itu. Aneh ... Aroma itu biasanya ia sukai, namun kali ini begitu mengganggu. Matanya sibuk menyisir sebuah rak berisi buah-buahan.

"Cari apa?" Tomi menghampirinya.

"Ini dia!" Dara girang mengambil sebuah paket berisi mangga hijau yang baru saja dipotong.

Tomi menggeleng kepala. Di waktu sepagi itu, istrinya memiliki selera makan yang mungkin akan menyakiti perutnya yang belum terisi apa pun.

Pasangan itu segera menaiki elevator dan berhenti di lantai lima tempat kantor mereka berada. Sudah ramai ...

"Pagi. Gila! Cin. Ada apa makan mangga sepagi ini?" Nino terbelalak melihat mangga yang masih hijau di atas meja Dara.

"Iya. Lagi enggak enak mulut. Hehe" jawabnya singkat kepada sahabatnya itu.

"Mau kopi?" Nino menawarkan.

Kopi? Ah! Bau itu belakangan ini tidak disukai Dara.

Drrrt! Ponselnya bergetar. Panggilan dari Tami rupanya.

"Kak! Punya pembalut enggak?" suara paniknya terdengar dari balik telepon.

Dara terkekeh,"Hahaha iya ada. Tanya sama Cecil, ya. Dia tau di mana."

"Oke kak. Kio sudah tidur. Bye!" Tami menutup percakapan itu.

Dara terhenti sejenak. Ia baru saja teringat akan suatu hal setelah percakapannya dengan Tami ...

***

Dara menanti dengan sabar namun diliputi cemas. Apakah ini benar? Feeling-nya mungkin saja benar ...

Toilet wanita itu begitu sepi ... Dara pun begitu hening menanti proses yang berjalan.

"Apa?" Dara bergegas keluar dari toilet dan menghampiri suaminya yang sedang serius bekerja.

"Bi ..." ia menahan tawa, sembari memanggil suaminya.

"Ada apa?" Tomi menjawab, lalu segera tertegun pada sebuah test pack di mejanya, dengan dua garis merah yang begitu terang.

"Alhamdulillah! Kio jadi kakak," ia terlihat begitu bersemangat mengetahui Dara berbadan dua lagi.

Anggota baru ... Babak baru ... Dara serasa tidak percaya, seperti sedang bermimpi di siang bolong. Ucapan syukur yang tiada henti. Ini bukan sesuatu yang ia prediksi sebelumnya, karena ia sedang mengonsumsi beberapa obat pencegah kehamilan. Namun ini ... sebuah mujizat.

Episodes
1 Bab 1 - Bandung
2 Bab 2 - Dara dan Savana
3 Bab 3 - Namanya Bima
4 Bab 4 - Ia Pergi dari Savana
5 Bab 5 - Separuh Lengan Dara
6 Bab 6 - Pemain Pengganti
7 Bab 7 - Menjadi yang Kedua
8 Bab 8 - Menjadi Anak Durhaka Kepada Ibu
9 Bab 9 - Aku Harus Bertahan
10 Bab 10 - Bukan Menantu Idaman
11 Bab 11 - Tak Mau Kalah!
12 Bab 12 - Yang Tak Terduga
13 Bab 13 - Cintaku Tiba!
14 Bab 14 - Langkahi Dulu Aku!
15 Bab 15 - Yang Tak Terduga 2
16 Bab 16 - Memegang Kendali!
17 Bab 17 - Kabar Baik atau Buruk?
18 Bab 18 - Yang Tak Dinantikan
19 Bab 19 - Bangkai Yang Ditemukan
20 Bab 20 - Selamat Datang, Anggota Baru!
21 Bab 21 Tak Akur
22 Bab 22 - Langkah Yang Terhenti
23 Bab 23 - Cerita Lampau Tomi
24 Bab 24 - Rencana Tersembunyi
25 Bab 25 - Pergi Ke Puncak
26 Bab 26 - Mengantar Anak-Anak
27 Bab 27 - Pelukan Mama
28 Bab 28 - Harus Memilih
29 Bab 29 - Gelagat Aneh
30 Bab 30 - Hari-hari Terakhir
31 Bab 31 - Memulai Lagi
32 Bab 32 - Anna dan Mereka
33 Bab 33 - Pengganti Cecil
34 Bab 34 - Tim Baru
35 Bab 35 - Terjadi Lagi
36 Bab 36 - Kesempatan Yang Kesekian
37 Bab 37 - Edisi Baru
38 Bab 38 - Ibu Dua Anak
39 Bab 39 - Tempat Baru Kio & Kayla
40 Bab 40 - Ingat Kata Ibu!
41 Bab 41 - Melewati Batas
42 Bab 42 - Buru-buru!
43 Bab 43- Pengaduan Pertama
44 Bab 44 - Akhirnya Dara Membara
45 Bab 45 - Terima Kasih Ummi!
46 Bab 46 - Aku Punya Ide!
47 Bab 47 - Harmonis
48 Bab 48 - Empat Mata
49 Bab 49 – Selangkah Lagi
50 Bab 50 - Meeting Dadakan
51 Bab 51 - Kehidupan Baru
52 Bab 52 - Tuntutan Seorang Ibu
53 Bab 53 - Prasangka Mertua
54 Bab 54 - Tak Peduli Lagi!
55 Bab 55 - Tempat Curhat Baru
56 Bab 56 - Ini Salahku
57 Bab 57 - Pasti Salahku!
58 Bab 58 - Perang DIngin
59 Bab 59 - Ultimatum Pertama
60 Bab 60 - Reyhan Lagi
61 Bab 61 - K's Berjaya
62 Bab 62 - Tomi Mencoba Lagi
63 Bab 63 - Pelajaran Pertama
64 Bab 64 - Senjata Andalan
65 Bab 65 - Teguh
66 Bab 66 - Melangkah
67 Bab 67 - Maafkan Mama, Kay ...
68 Dariku, Dara
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Bab 1 - Bandung
2
Bab 2 - Dara dan Savana
3
Bab 3 - Namanya Bima
4
Bab 4 - Ia Pergi dari Savana
5
Bab 5 - Separuh Lengan Dara
6
Bab 6 - Pemain Pengganti
7
Bab 7 - Menjadi yang Kedua
8
Bab 8 - Menjadi Anak Durhaka Kepada Ibu
9
Bab 9 - Aku Harus Bertahan
10
Bab 10 - Bukan Menantu Idaman
11
Bab 11 - Tak Mau Kalah!
12
Bab 12 - Yang Tak Terduga
13
Bab 13 - Cintaku Tiba!
14
Bab 14 - Langkahi Dulu Aku!
15
Bab 15 - Yang Tak Terduga 2
16
Bab 16 - Memegang Kendali!
17
Bab 17 - Kabar Baik atau Buruk?
18
Bab 18 - Yang Tak Dinantikan
19
Bab 19 - Bangkai Yang Ditemukan
20
Bab 20 - Selamat Datang, Anggota Baru!
21
Bab 21 Tak Akur
22
Bab 22 - Langkah Yang Terhenti
23
Bab 23 - Cerita Lampau Tomi
24
Bab 24 - Rencana Tersembunyi
25
Bab 25 - Pergi Ke Puncak
26
Bab 26 - Mengantar Anak-Anak
27
Bab 27 - Pelukan Mama
28
Bab 28 - Harus Memilih
29
Bab 29 - Gelagat Aneh
30
Bab 30 - Hari-hari Terakhir
31
Bab 31 - Memulai Lagi
32
Bab 32 - Anna dan Mereka
33
Bab 33 - Pengganti Cecil
34
Bab 34 - Tim Baru
35
Bab 35 - Terjadi Lagi
36
Bab 36 - Kesempatan Yang Kesekian
37
Bab 37 - Edisi Baru
38
Bab 38 - Ibu Dua Anak
39
Bab 39 - Tempat Baru Kio & Kayla
40
Bab 40 - Ingat Kata Ibu!
41
Bab 41 - Melewati Batas
42
Bab 42 - Buru-buru!
43
Bab 43- Pengaduan Pertama
44
Bab 44 - Akhirnya Dara Membara
45
Bab 45 - Terima Kasih Ummi!
46
Bab 46 - Aku Punya Ide!
47
Bab 47 - Harmonis
48
Bab 48 - Empat Mata
49
Bab 49 – Selangkah Lagi
50
Bab 50 - Meeting Dadakan
51
Bab 51 - Kehidupan Baru
52
Bab 52 - Tuntutan Seorang Ibu
53
Bab 53 - Prasangka Mertua
54
Bab 54 - Tak Peduli Lagi!
55
Bab 55 - Tempat Curhat Baru
56
Bab 56 - Ini Salahku
57
Bab 57 - Pasti Salahku!
58
Bab 58 - Perang DIngin
59
Bab 59 - Ultimatum Pertama
60
Bab 60 - Reyhan Lagi
61
Bab 61 - K's Berjaya
62
Bab 62 - Tomi Mencoba Lagi
63
Bab 63 - Pelajaran Pertama
64
Bab 64 - Senjata Andalan
65
Bab 65 - Teguh
66
Bab 66 - Melangkah
67
Bab 67 - Maafkan Mama, Kay ...
68
Dariku, Dara

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!