Bab 4 - Ia Pergi dari Savana

“Dar! Aku mau bicara,” tumben sekali Tomi sudah ada di kantor begitu pagi. Ia sengaja datang untuk menemui Dara sepagi itu. Mereka terbilang akrab belakangan. Dara beberapa kali meminjamkan sepeda motornya dan mengantarkan Tomi sampai ke indekosnya.

Dara berhenti dari aktivitasnya. Ia dapat melihat Tomi akan memberitahukannya sebuah hal yang serius. Ia mengikuti Tomi dari belakang dan bersama menuju pantry. Jam itu, tidak ramai karena belum jam kerja.

Tomi menutup pintu pantry dan memastikan sekali lagi jika tidak ada yang mendengar pembicaraan mereka.

“Aku akan segera berangkat. Lusa aku pergi ke Samarinda,” ternyata itu yang ingin ia sampaikan kepada Dara.

“Pergi? Tapi kenapa? Ada apa?” Dara tampak tak memahami keputusan Tomi. Ia baru saja bergabung selama lima bulan, dan menurut Bima hotel akan segera buka dalam dua bulan kedepan.

“Ceritanya panjang. Good story, aku dapat posisi lebih tinggi di salah satu hotel di sana. Bad story, aku ada cekcok dengan GM” Tomi tampaknya tak sanggup harus menjabarkan semuanya.

“Bima? Cekcok soal apa?” Dara tak paham mengapa dua orang yang berteman itu terlibat cekcok hingga salah satu dari mereka harus pergi.

Tomi memegang pundak Dara. Ia tahu bukan hal yang tepat untuk menceritakan semuanya kepada Dara. Bukan itu tujuannya.

“Aku punya posisi yang bagus untuk kamu, Dar. Kamu tulang punggung. Gaji di sana lebih lumayan. Kamu bisa ikut dengan aku, kalau ibu kamu mengizinkan,” kali ini Tomi akan mengajak Dara pergi dari Savana bersamanya.

Tomi mengambil ponselnya dan menunjukkan sebuah pesan. Seseorang yang tersimpan dengan nama kontak Aswar, memberitahu posisi yang cocok untuk Dara dengan gaji dua setengah kali lipat dari apa yang diberikan Savana.

Hati Dara seakan ombang-ambing seketika. Tentu itu kesempatan yang baik bagi dirinya. Lagi pula di industri ini, orang memang sering berpindah dari satu tempat ke tempat lain untuk mendapatkan upah yang lebih tinggi.

Dari beberapa bulan terakhir, ia menangkap kesimpulan bahwa Tomi adalah orang yang cukup berpengalaman dalam industri ini, dan bisa dipercaya.

Tapi ... Bagaimana dengan Bima jika ia tahu Tomi-lah yang mengajak Dara pergi dari Savana?

Biasanya otak Dara akan selalu fokus pada pekerjaan yang menanti di kantor, akan tetapi pagi ini Tomi telah berhasil mengalihkan itu semua.

Adiknya akan segera berpindah ke bangku SMA. Tentu akan lebih banyak pengeluaran nantinya, dan apa yang Tomi tawarkan, tentu saja bisa menjadi kunci menyelesaikan kendala keuangannya saat ini.

Dara berpikir cepat. Bagaikan mesin pompa, ia terus memaksa pikirannya untuk cepat memutuskan apa yang seharusnya ia lakukan.

“Enggak usah jawab sekarang. Kabarin kalau kami tertarik. Flight-ku lusa.” Tomi menghentikan Dara dari lamunannya.

“Lusa? Kenapa begitu cepat?” masih saja semua ini tidak dapat Dara pahami.

“Panjang ceritanya. Tapi aku harap kamu menyusul” Tomi sekali lagi menepuk pundak Dara dan pergi dari pantry yang telah mendengar obrolan mereka sedari tadi.

Dara mengetuk-ngetukkan ujung kuku-kukunya di meja kerja. Pekerjaannya hari ini telah 90% rampung, dan kini ia tinggal menunggu waktu tepat untuk pergi ke kantor personalia.

Campur aduk dan tak bisa diungkapkan ... Dadanya tentu bergejolak ke sana kemari.

Tok, tok!

“Masuk!” sahut suara seorang wanita dari dalam kantor personalia. Ia menatap Dara, dan menyapa dengan hangat. Mery memang sangat menjadi idola bagi para pegawai. Ia tidak seseram apa yang orang-orang kira mengenai bagian personalia.

Tak berpanjang kata, amplop berisikan surat pengunduran diri, diletakan di meja Mery.

“Alasan Dara apa? Saya hanya mau tahu agar bisa menjelaskan jika Pak Bima bertanya nanti,” dengan bijaksana ia menanggapi surat yang sudah ia ketahui apa isinya.

“Saya dapat pekerjaan baru, bu. Saya juga harus ambil karena butuh tambahan untuk keluarga saya. Semoga diproses,”

Meri mengangguk tersenyum. Ia tentu paham dengan posisi Dara, sedikit atau banyak ia tahu apa yang dihadapi Dara.

“Saya proses segera, Dara. Setelah ada persetujuan Pak Bima.” Mery mengakhiri percakapan mereka di sore itu.

Bima meletakan cangkir kopinya yang masih panas di sudut kanan mejanya. Matanya tertuju pada map bersampul transparan di atas mejanya. Ia sudah menduga apa isinya. Benar saja ...

Ia tahu Dara sudah tidak ada di kantornya. Sayang sekali, bisa terlihat beberapa tulisan Mery mengenai alasan Dara ingin berhenti, dan terbubuhkan tanda  tangan bagian personalia di situ. Ini berarti hanya menunggu satu lagi tanda tangan yaitu dari Bima.

Pikirannya mulai sedikit kacau. Gadis ini, begitu ia damba-dambakan, dan sebenarnya ia ingin agar Dara ikut bersama beberapa koleganya dalam proyek pembukaan hotel yang lain.

Untuk kali ini, Bima memutuskan untuk menjadi kekanak-kanakan dan tidak profesional.

Ia mengeluarkan ponselnya dan memanggil kontak Dara.

“Kamu mau ke mana?” ia menyambar dengan pertanyaan begitu telepon itu dijawab.

Pertanyaan ini disampaikan dengan nada yang serius, dan Bima tidak dapat menyembunyikan nada kesal, bercampur sedih, dan perasaan tak menentu.

“Aku mau pergi kerja, mas ...”

“Aku tahu. Ke mana? Kota apa?”

Dara terdiam sejenak memegang ponselnya. Orang seperti Bima tahu segala sesuatu yang terjadi di area kerja. Ia bisa saja tahu bahwa Dara akan pergi dengan Tomi.

“A ... aku ikut ke Samarinda, mas ...” akhirnya ia menjawab dengan jujur, dan menanti entah respons apa yang akan diberikan Bima.

Bima terdiam sesaat, menggigit bibir bawahnya sembari menarik nafas panjang. Tomi ... Ia sudah tahu gadis ini akan diincar oleh temannya itu.

“Kamu yakin? Ini pertama kamu akan pergi merantau. Kamu yakin dengan dia? Tomi, ‘kan?” Bima meyakinkan bahwa ini benar-benar Tomi.

“Aku akan jaga diri, Mas Bima. Kami satu kota, tapi beda tempat kerja,” Dara berujar untuk meyakinkan atasannya itu.

Tampaknya tekadnya sudah begitu bulat. Bima tahu dalam hal ini ia tidak akan bisa berbuat banyak.

Tidak berubah ... Tomi memang seorang pria yang ulung memutarbalikkan pikiran wanita. Setidaknya ia berhasil menikahi beberapa perempuan sebelum ini.

“Jangan sama dia. Itu saja pesan aku. Aku masih ada di sini. Jangan ganti nomor ponsel kamu.” Bima memutuskan untuk menelan kopi pahit hari ini. Ia mematikan panggilan itu, dan duduk setengah berbaring di kursinya.

 

Terpopuler

Comments

Meymey

Meymey

ini dara punya masalah apa sih kenapa pindah. 😏😡😤 ngeselin

2022-06-28

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Bandung
2 Bab 2 - Dara dan Savana
3 Bab 3 - Namanya Bima
4 Bab 4 - Ia Pergi dari Savana
5 Bab 5 - Separuh Lengan Dara
6 Bab 6 - Pemain Pengganti
7 Bab 7 - Menjadi yang Kedua
8 Bab 8 - Menjadi Anak Durhaka Kepada Ibu
9 Bab 9 - Aku Harus Bertahan
10 Bab 10 - Bukan Menantu Idaman
11 Bab 11 - Tak Mau Kalah!
12 Bab 12 - Yang Tak Terduga
13 Bab 13 - Cintaku Tiba!
14 Bab 14 - Langkahi Dulu Aku!
15 Bab 15 - Yang Tak Terduga 2
16 Bab 16 - Memegang Kendali!
17 Bab 17 - Kabar Baik atau Buruk?
18 Bab 18 - Yang Tak Dinantikan
19 Bab 19 - Bangkai Yang Ditemukan
20 Bab 20 - Selamat Datang, Anggota Baru!
21 Bab 21 Tak Akur
22 Bab 22 - Langkah Yang Terhenti
23 Bab 23 - Cerita Lampau Tomi
24 Bab 24 - Rencana Tersembunyi
25 Bab 25 - Pergi Ke Puncak
26 Bab 26 - Mengantar Anak-Anak
27 Bab 27 - Pelukan Mama
28 Bab 28 - Harus Memilih
29 Bab 29 - Gelagat Aneh
30 Bab 30 - Hari-hari Terakhir
31 Bab 31 - Memulai Lagi
32 Bab 32 - Anna dan Mereka
33 Bab 33 - Pengganti Cecil
34 Bab 34 - Tim Baru
35 Bab 35 - Terjadi Lagi
36 Bab 36 - Kesempatan Yang Kesekian
37 Bab 37 - Edisi Baru
38 Bab 38 - Ibu Dua Anak
39 Bab 39 - Tempat Baru Kio & Kayla
40 Bab 40 - Ingat Kata Ibu!
41 Bab 41 - Melewati Batas
42 Bab 42 - Buru-buru!
43 Bab 43- Pengaduan Pertama
44 Bab 44 - Akhirnya Dara Membara
45 Bab 45 - Terima Kasih Ummi!
46 Bab 46 - Aku Punya Ide!
47 Bab 47 - Harmonis
48 Bab 48 - Empat Mata
49 Bab 49 – Selangkah Lagi
50 Bab 50 - Meeting Dadakan
51 Bab 51 - Kehidupan Baru
52 Bab 52 - Tuntutan Seorang Ibu
53 Bab 53 - Prasangka Mertua
54 Bab 54 - Tak Peduli Lagi!
55 Bab 55 - Tempat Curhat Baru
56 Bab 56 - Ini Salahku
57 Bab 57 - Pasti Salahku!
58 Bab 58 - Perang DIngin
59 Bab 59 - Ultimatum Pertama
60 Bab 60 - Reyhan Lagi
61 Bab 61 - K's Berjaya
62 Bab 62 - Tomi Mencoba Lagi
63 Bab 63 - Pelajaran Pertama
64 Bab 64 - Senjata Andalan
65 Bab 65 - Teguh
66 Bab 66 - Melangkah
67 Bab 67 - Maafkan Mama, Kay ...
68 Dariku, Dara
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Bab 1 - Bandung
2
Bab 2 - Dara dan Savana
3
Bab 3 - Namanya Bima
4
Bab 4 - Ia Pergi dari Savana
5
Bab 5 - Separuh Lengan Dara
6
Bab 6 - Pemain Pengganti
7
Bab 7 - Menjadi yang Kedua
8
Bab 8 - Menjadi Anak Durhaka Kepada Ibu
9
Bab 9 - Aku Harus Bertahan
10
Bab 10 - Bukan Menantu Idaman
11
Bab 11 - Tak Mau Kalah!
12
Bab 12 - Yang Tak Terduga
13
Bab 13 - Cintaku Tiba!
14
Bab 14 - Langkahi Dulu Aku!
15
Bab 15 - Yang Tak Terduga 2
16
Bab 16 - Memegang Kendali!
17
Bab 17 - Kabar Baik atau Buruk?
18
Bab 18 - Yang Tak Dinantikan
19
Bab 19 - Bangkai Yang Ditemukan
20
Bab 20 - Selamat Datang, Anggota Baru!
21
Bab 21 Tak Akur
22
Bab 22 - Langkah Yang Terhenti
23
Bab 23 - Cerita Lampau Tomi
24
Bab 24 - Rencana Tersembunyi
25
Bab 25 - Pergi Ke Puncak
26
Bab 26 - Mengantar Anak-Anak
27
Bab 27 - Pelukan Mama
28
Bab 28 - Harus Memilih
29
Bab 29 - Gelagat Aneh
30
Bab 30 - Hari-hari Terakhir
31
Bab 31 - Memulai Lagi
32
Bab 32 - Anna dan Mereka
33
Bab 33 - Pengganti Cecil
34
Bab 34 - Tim Baru
35
Bab 35 - Terjadi Lagi
36
Bab 36 - Kesempatan Yang Kesekian
37
Bab 37 - Edisi Baru
38
Bab 38 - Ibu Dua Anak
39
Bab 39 - Tempat Baru Kio & Kayla
40
Bab 40 - Ingat Kata Ibu!
41
Bab 41 - Melewati Batas
42
Bab 42 - Buru-buru!
43
Bab 43- Pengaduan Pertama
44
Bab 44 - Akhirnya Dara Membara
45
Bab 45 - Terima Kasih Ummi!
46
Bab 46 - Aku Punya Ide!
47
Bab 47 - Harmonis
48
Bab 48 - Empat Mata
49
Bab 49 – Selangkah Lagi
50
Bab 50 - Meeting Dadakan
51
Bab 51 - Kehidupan Baru
52
Bab 52 - Tuntutan Seorang Ibu
53
Bab 53 - Prasangka Mertua
54
Bab 54 - Tak Peduli Lagi!
55
Bab 55 - Tempat Curhat Baru
56
Bab 56 - Ini Salahku
57
Bab 57 - Pasti Salahku!
58
Bab 58 - Perang DIngin
59
Bab 59 - Ultimatum Pertama
60
Bab 60 - Reyhan Lagi
61
Bab 61 - K's Berjaya
62
Bab 62 - Tomi Mencoba Lagi
63
Bab 63 - Pelajaran Pertama
64
Bab 64 - Senjata Andalan
65
Bab 65 - Teguh
66
Bab 66 - Melangkah
67
Bab 67 - Maafkan Mama, Kay ...
68
Dariku, Dara

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!