"Dingin sekali!" Susan menggigil kedinginan
Gadis itu segera menyilangkan kedua tangannya di depan dada untuk mengurangi rasa dinginnya.
Melihat Susan kedinginan membuat Arkan langsung memeluknya.
"Apa kau baik-baik saja??" tanya Arkan
Susan hanya mengangguk pelan dan memeluknya erat.
Saat Mario melirik kearah Indira, gadis itu langsung berlari-lari kecil untuk menghalau rasa dingin yang menderanya.
Dasar gadis aneh!
Mario kemudian menaikkan kerah bajunya, dan kemudian berjalan mengelilingi ruangan itu.
Saat semua talent sedang sibuk menghalau rasa dingin tiba-tiba ruangan itu berguncang seperti ada gempa membuat semuanya saling berpegangan.
"Sepertinya ada gempa, kita harus buru-buru meninggalkan tempat ini," ujar Arkan menggandeng lengan Susan
Mereka kemudian menuju ke pintu keluar, saat Mario membuka pintunya tiba-tiba sesosok mahluk tinggi besar muncul dihadapan mereka membuat semuanya menjerit ketakutan dan berlari meninggalkan tempat Itu.
Hanya Indi yang tetap tak bergeming dari tempatnya. Gadis itu terus menatap mahluk menyeramkan di hadapannya.
Saat mahluk itu akan mencoba menakutinya, namun reaksi Indi masih tetap sama yaitu datar. Ia tidak menunjukkan reaksi takut apalagi sedikitpun hingga membuat crew yang menyamar begitu frustasi karena gagal menakutinya.
Para penonton tertawa terbahak-bahak melihat reaksi datar Indi saat melihat hantu. Bagaimana tidak para crew yang putus asa kembali menakutinya dengan pura-pura akan memakannya. Melihat mahluk itu akan memangsanya membuat Indi segera melepaskan tendangan bebas kearahnya hingga membuat mahluk itu roboh kelantai.
"Awww!!"
Lagi-lagi para penonton dibuat tertawa saat melihat hantu itu meringis kesakitan dan penyamarannya hampir ketahuan.
Indi tersenyum simpul saat melihat crew yang menyamar berusaha mengambil gigihnya yang terlepas setelah terkena tendangannya.
Dasar amatir, bagaimana bisa mereka ketahuan secepat itu,
Indira kembali mendekati mahluk itu dan mengancamnya.
"Sebaiknya cepat pergi dari sini sebelum mematahkan kakimu!" ancam Indi
Ia sengaja menakut-nakutinya agar mahluk itu segera pergi dari tempat itu. Benar saja mendengar ancaman Indi sang crew yang menyamar segera lari tunggang langgang meninggalkan tempat itu hingga lupa memakai kostum hantunya.
Tentu saja kejadian itu kembali membuat penonton yang menyaksikan acara live malam itu tertawa terpingkal-pingkal melihat kekonyolan hantu itu.
Indi kemudian keluar dari ruangan itu menyusul ketiga talent lainnya.
Sementara itu Arkan, Susan dan Mario terus berlari menyusuri terowongan hantu.
Lelaki itu begitu histeris saat melihat sosok kuntilanak muncul didepannya. Karena begitu takut membuat Arkan berlari meninggalkan Susan. Tak mau ditinggal Susan berusaha menghentikan Arkan agar lelaki itu mau melindunginya. Satu persatu hantu muncul memenuhi lorong itu membuat para talent semakin ketakutan.
Arkan yang begitu ketakutan segera melepaskan Susan yang terus memeluknya dan mendorong gadis itu hingga menimpa salah seorang crew yang menyamar menjadi hantu.
Melihat sosok pocong di sampingnya membuat Susan menjerit histeris dan memanggil Arkan berkali-kali agar menolongnya.
"Arkan tolong aku, Arkan jangan pergi!!" seru Susan berharap Arkan akan kembali dan menolongnya
Namun Arkan terus berlari tanpa menghiraukan Susan yang terus memanggilnya.
Kenapa kau justru meninggalkan aku disaat aku begitu membutuhkan dirimu, mana janjimu yang akan selalu setia menemani ku dan melindungi aku,
Susan begitu gusar saat menyadari jika Arkan ternyata begitu egois dan hanya mementingkan dirinya sendiri tanpa peduli dengannya.
Ia baru merasa jika lelaki itu tidak benar-benar mencintainya.
Susan semakin ketakutan saat mahluk itu mencoba bangun hingga membuatnya seketika jatuh pingsan.
Indi yang melihat Susan tergeletak sendirian langsung membangunkannya.
Ia kemudian menepuk-nepuk pipinya agar gadis itu bangun. Tidak lama Susan membuka matanya perlahan-lahan.
"Indi??"
"Cepat bangun, waktu kita tidak banyak," jawab Indi langsung memapah Susan
Ia segera keluar dari lorong itu sambil memapah Susan. Mario yang melihat Indi segera bergabung dengannya.
Indi berhenti sejenak saat melihat sebuah pesan yang ditulis di kaca jendela.
Sebuah tulisan dengan warna merah khas seperti sebuah teror menarik perhatian Indi.
Gadis itu membaca pesan itu dengan seksama. Ia kemudian tersenyum lebar saat mengetahui makna yang tersirat dalam pesan itu.
"Sepertinya kita harus menemukan bos kita agar bisa keluar dari asrama hantu ini," ucap Indi
"Bos??" tanya Mario mengernyitkan keningnya
"Benar, jadi intinya kita harus menemukan bos pemilik asrama hantu ini agar bisa keluar dari tempat ini," jawab Indira
Mario yang sudah paham kemudian berusaha mencari petunjuk di ruangan itu.
Mario menemukan sebuah pintu keluar yang tergembok. Ia kemudian memberitahu Indi tentang gembok itu.
"Sepertinya kita harus mencari sandi gembok ini agar bisa membukanya," ucap Mario
"Benar, tapi kita tidak punya banyak waktu untuk mencari tahu password-nya. Apalagi aku bukan seorang ahli matematika yang bisa memecahkan angka-angka dengan mudah," jawab Indi
Ia kemudian meminta Mario untuk menjaga Susan.
Indi mencari kemudian memeriksa gembok itu.
Gembok ini terbuat dari material baja, aku harus mencari yang lebih kuat untuk menghancurkan gembok ini.
Gadis mengelilingi ruangan untuk mencari sesuatu yang bisa dijadikan senjata untuk menghancurkan gembok tersebut.
Ia kemudian mengambil sebuah kursi dan mematahkannya.
"Apa kau akan menghancurkan gembok itu?" tanya Mario
"That's right baby, tidak ada cara lain untuk keluar dari sini selain menghancurkannya," jawab Indi dengan entengnya
"Tapi bukankah kau bilang kita harus mencari pemilik asrama ini jika ingin keluar dari sini?"
"Yups, tapi bagaimana kita bisa mencari bos jika terkurung dalam ruangan ini, so tenang saja serahkan semuanya padaku," jawab Indira penuh percaya diri
Mario kemudian melarang Indi merusak gembok itu dan meminta Indi memberinya kesempatan untuk mencari tahu password-nya.
Indi menyetujuinya dan mempersilakan pemuda itu mencoba mengotak-atik password gembok itu.
Hampir satu jam Mario mencoba membobol password gembok itu namun tidak berhasil.
Melihat Mario yang sudah menyerah membuat Indi langsung menarik pemuda itu.
"Menjauhlah jika kau tidak ingin terluka," ucap Indi kemudian berdiri tepat didepan pintu
Ia kemudian mengambil sebuah balok kayu dan menghancurkan gembok itu.
Selesai menghancurkannya ia menemukan sebuah surat didalamnya. Indi tersenyum kecut saat membaca isi pesan itu.
Sial, aku harua mencari cara agar tidak perlu mengganti rugi karena telah merusak gembok ini,
"Apa kita harus menggantinya?" tanya Mario setelah membaca pesan itu
Indi kemudian mengambil gembok itu dan memeriksanya.
Jika gembok ini terbuat dari baja, seharusnya tidak akan mudah rusak seperti ini. Tapi kenapa gembok ini cepat sekali rusak hanya sekali tebas???
Indi mencoba meraba material gembok itu. Senyumnya seketika mengembang saat menemukan sesuatu.
Aku yakin gembok ini bukan terbuat dari baja asli, materialnya yang begitu halus membuktikan jika material yang digunakan untuk membuatnya sudah dicampur. Bagi orang awam mungkin tidak bisa membedakan,
Tidak lama seorang lelaki bertubuh kekar memasuki ruangan itu dan meminta Indi untuk mengganti rugi kerusakan gembok itu.
"Gembok ini sekilas memang terbuat dari baja, tapi itu tidak benar. Mungkin. seseorang sengaja membelinya untuk mengambil keuntungan dari bos kalian karena bagi orang awam mereka tidak akan pernah bisa membedakan baja asli atau campuran. Jadi secara tidak langsung aku sudah membantu bos kalian untuk memeriksa kulaitas gembok ini sekaligus menemukan karyawan culas yang suka mengambil keuntungan pembelian benda ini. Jadi dengan kalian harusnya berterima kasih bukan malah meminta ganti rugi bukan?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 198 Episodes
Comments
Rihan Jamaien
Tuh kaya Indira pinter
2023-08-05
0
Heru Dwiyantono
lanjutkan
2023-05-03
0
Yuli Eka Puji R
jd nglantur kemana" 🤣😂
2023-01-26
0