Tolong bangun jangan bikin saya kwartir

Citra yang sudah tahu alasan Luky panjat pinang dengan kasar, berusaha tetap melakukan panjat pinang dengan santai tanpa amarah dan tangisan. Luky yang melihat perubahan Citra sedikit engga suka engga ada lagi teriakan dan tangisan sisi lain Luky bahagia Citra sudah enggak merasakan kesakitan karena sikapnya yang sangat kasar.

" Kenapa sekarang diam hah? Mana teriakan dan tangisan kamu selama ini hah, apa perlu saya membawa kamu ke teman temen saya supaya suara kamu keluar lagi " Maki Luky dengan kesal melihat Citra bener bener tenang

" Aaaahhh, Lebih enak tenang seperti ini sayang, menikmati panjat pinang tanpa menyakiti jauh lebih luar biasa." Desa Han dan rayuan Citra , Citra sengaja meluk Luky sambil menggoda

" Tapi saya engga suka seperti ini, membosankan apa kamu mau dibuang hah?" Ancam Luky, Luky dengan kecepatan luar biasa memajukan dan memundurkan pinggangnya, sejujurnya Citra merasa sakit sekali tapi berusaha sekuat mungkin menahannya engga membiarkan Luky bahagia sama keingian buruk nya

" Memangnya boleh sama tuan Diego, sampai sekarang tuan Diego santai santai saja sayang, sudah nikmati saja panjat pinangnya sayang. aaaahhh luar biasa sayang" Goda dan desa Han Citra, Citra semakin mempererat pelukannya

" Ah sial, makannya bersuara lah j*l*Ng jangan diam saja. jangan bikin emosi saya terus" Lanjut Luky kesel, Luky lagi lagi menampar pipinya Citra, pipinya terlihat bengkak karena terlalu sering di tampar. Citra sejujurnya sudah enggak kuat menahan sakit akibat tamparan bertubi tubi dari Luky. Citra yang enggak kuat akhirnya enggak sadar kan diri dibawah Luky.

" Heh, kok justru tidur, bangun lah j*l*ng jangan sembarangan tidur." Bentak Luky kesel, Luky berusaha membangunkan Citra tapi enggak ada respon sama sekali, Luky akhirnya jadi kwartir melihat kondisinya Citra.

" Citra, Citra, bangun jangan membuat saya ketakutan Citra." Ucap Luky kwartir, Luky langsung mengakhiri panjat pinangnya

" Sial, kenapa ini perempuan kenapa pingsan sih." Bentak Luky kwartir, Luky memakai bajunya buru buru setelah selesai memakaikan Citra baju dengan lengkap. Luky menggendong Citra keluar dari kamar, Diego dan Melati yang melihat Citra yang digendong langsung memberondong banyak pertanyaan ke Luky karena kwartir.

" Cepat sekarang bawa Citra ke rumah sakit" Perintah Melati kwartir

" Iyah Mel hayo" Ucap Luky kwartir.

Diego mengantar Citra ke rumah sakit ditemani sama Melati, Luky berusaha membangunkan Citra tampak wajah kwartir Luky.

" Tolong Citra bangun jangan membuat saya kwartir, bangun lah Citra." Ucap Luky dengan lembut

" Berdoa saja Lucky kondisi Citra baik baik saja, jangan ada penyesalan dikemudian hari." Tegas Melati kesel melihat Luky

" Amin amin" Lanjut Luky kwartir, Luky meluk Citra yang enggak sadarkan diri

Mobil Diego akhirnya sampai di rumah sakit, Citra langsung dirawat di ICU, dokter yang sudah memeriksa kondisinya Citra langsung jalan menghampiri Diego, Melati, dan Luky.

" Kondisinya koma, karena ada pembengkakan di kedua pipi nya, dan ada pembengkakan di bagian sensitif pasien membuat pasien enggak kuat menahan rasa sakit sama sekali akhirnya engga sadar kan diri." Penjelasan dokter membuat Luky semakin ketakutan.

" Apa bisa diselamatkan?" Tanya Luky lemes dan takut

" Kita lihat beberapa hari sampai pasien sadar kan diri, pembengkakan sudah kami obatin. kami akan membawa pasien ke kamar perawatan dulu permisi."Penjelasan dokter langsung pergi

" Punya otak enggak? Sekarang lihat akibat kamu terlalu kasar mengajaknya panjat pinang, kalo mau kan bisa minta baik baik kalo sudah seperti ini bagaimana sekarang hah?" Bentak Melati kesel melihat Luky dengan penuh amarah

" Aaaarreggghhh" Lanjut Luky frustasi

Luky langsung jalan ke kamar perawatan Citra diikuti sama Diego dan Melati. Diego ikut ikutan kwartir melihat kondisinya Citra karena dirinya yang memaksa menjadikan Citra wanita j*l*ng dan sekarang kondisinya antara hidup dan mati.