Keesokan harinya di salah satu sekolah sihir desa suku Wildsand, upacara hari pertama murid baru di laksanakan Mathius dan Tobias pun ikut serta dalam upacara tersebut, meskipun tempat sekolah sihir suku Wildsand terpencil tetapi bangunan sekolahnya bisa dibilang cukup untuk menampung 1000 siswa sihir, banyak juga orang luar yang rela datang ke tempat itu untuk mengasah kemampuan sihir mereka, Mathius berjalan ke sekolah sihirnya sambil melamun memikirkan bagaimana dia dapat melakukan sihir sehebat itu lalu dia bertemu Tobias dijalan yang menyapanya.
"oi, selamat pagi, ada apa dengan dirimu?"
tanya Tobias.
"pagi, nanti saja aku ceritakan, omong omong bagaimana hari mu di Kerajaan? apakah menyenangkan? "jawab Mathius sambil bertanya.
"haaahhh, kau tau orang dewasa sangat membosankan, aku sangat membenci orang tua apalagi bangsawan, mereka selalu membicarakan perjodohanku," ujar Tobias.
"yahh bukankah itu wajar dalam keluarga kerajaan?" ucap Mathius.
"ahhh, kau sama saja Machi, aku hanya ingin menikmati masa muda ku tanpa akting layaknya orang bermoral, aku hanya ingin menjadi layaknya bocah seumuran ku." jawab Tobias.
Mereka berdua pun menuju sekolah sihir yang lumayan jauh dari tempat mereka bertemu, dikarenakan adanya upacara hari pertama, jam masuk sekolah di majukan , akibatnya mereka berdua terlambat pada hari pertama mereka, mereka di beri hukuman berlari memutari sekolah sebanyak 3 kali dan akhirnya di perbolehkan masuk walaupun upacara hari pertama hampir selesai.
Ketika upacara selesai para murid membubarkan diri dan masuk ke kelas masing masing, setiap kelas memiliki suatu tingkatan dari yang terkecil hingga terbesar dan nama kelas itu di tandai dengan angka seperti kelas 1, kelas 2 dan seterusnya hingga ke kelas yang paling tinggi yaitu kelas 10 di mana para siswa yang memiliki kapasitas sihir dan mana tingkat 7 ke atas yang akan di tempatkan ke kelas itu, Mathius dan Tobias di tempatkan ke kelas itu dikarenakan Tobias memiliki bakat sihir dan tingkat sihir yang mumpuni, tetapi mathius di tempatkan karena tingkat sihirnya masih misterius, mereka berdua belajar banyak hal tentang sihir, seperti tingkatan, kekuatan, dan cara mengontrolnya.
Nasib buruk bagi Mathius, dikarenakan dia mendapatkan diskriminasi di kelasnya, dia dianggap memanfaatkan pangeran Holy Kingdom yang memiliki bakat sihir setingkat penyihir kelas atas serta dia dihujat karena dia tidak dapat membuka matanya dan di juluki mata cacat, tetapi Tobias membantah akan hal tersebut dia sudah menganggap Mathius seperti teman masa kecilnya sendiri pada akhirnya Mathius merasa bersalah kepada Tobias sedikit demi sedikit menjadi anak penyendiri dan mulai menjauhi Tobias karena berpikir karena dirinya tidak layak menjadi teman masa kecil Tobias, setiap bertemu Tobias di jalan dia mulai menjadi canggung dan tidak mengajak Tobias bicara karena itu juga demi kebaikan Tobias
"Mathius? kamu baik baik saja?" tanya Tobias.
Mathius tidak menjawabnya karena itu akan menyebabkan rumor pangeran Holy Kingdom Tobi menjadi kesal dan memarahi Mathius
"aaahh sudahlah kau ini, jangan pedulikan anak anak sialan itu kau ini temanku, sahabatku, aku tidak peduli apa yang mereka katakan tentangmu, Mathius kau sudah ku anggap teman masa kecilku," ujar Tobias.
Mathius terharu akan kata kata Tobi dan memeluknya serta mengucapkan"Terima kasih Tobias, kau memang sahabat terbaiku."
lalu akhirnya mereka berbaikan dan menjalankan kehidupan layaknya sahabat sejati yang saling melindungi satu sama lain, mereka pun belajar banyak hal di sekolah sihir mereka dan suatu hari terdapat suatu turnament sihir di sebuah sekolah nasional kerajaan Holy Kingdom yang bernama Great Magic School
Di sekolah sihir Mathius dan Tobi pun menjalankan test seleksi siswa yang layak mengikuti turnament sihir nasional, Mathius dan Tobias pun mengikuti seleksi tersebut, seleksi dilakukan dengan cara mengadukan bakat siswa yaitu dengan duel 1 lawan 1, pada sesi eliminasi Mathius dan Tobias menang dengan mudah pada saat pertandingan yang sebenarnya Mathius di pertemukan dengan seorang bangsawan yang sangat berbakat, mereka berdua mengadu sihir dengan sangat sengit, sejujurnya mathius menahan diri agar kekuatanya tidak menyebabkan korban di seleksi tersebut dan hanya menggunakan sihir bertingkat kecil, dia bahkan tidak menggunakan sihir api yang berwarna hitam yang di kononkan sihir api yang di gunakan dewa api, tetapi dia dapat memenangkan seleksi tersebut dan masuk ke babak perempat final, begitu juga dengan Tobias dia juga masuk ke perempat final.
...****************...
Di perempat final musuh mathius semakin kuat begitu juga dengan musuh Tobias, yang menjadi musuhnya adalah kakak sepupunya sendiri yang masuk dalam sekolah sihir yang sama dengan dirinya, akan tetapi Mathius mulai membiasakan diri untuk menggunakan sihir tingkat tinggi dan akhirnya dapat mengalahkan musuhnya dengan mudah, akan tetapi nasib buruk bagi Tobias yang di kalahkan oleh kakak sepupunya sendiri dan pada babak final Mathius melawan kakak sepupu Tobias yang bernama Solid, dia sangat ahli dalam melancarkan serangan sihir petir, dan pada saat Mathius melawan Solid, dia sedikit kewalahan dan akhirnya memutuskan untuk tidak menahan diri dan melawan sihir petir dari Solid dengan sihir petir Mathius sendiri,
"petir bergemuruh lah." mathius mengatakan kalimat tersebut dan dia pun dapat mengendalikan petir.
dikarenakan sihir Mathius sangat besar, seluruh awan di tempat itu menjadi hitam pekat layaknya saat tengah malam dan petir yang sangat besar yang mungkin dapat menghancurkan sebuah gunung bergejolak di langit, membuat seluruh orang di seluruh tempat itu ketakutan bahkan ketua penyihir takut sekaligus kagum dengan sihir Mathius yang melebihi kekuatanya sendiri, Solid pun ketakutan dan memutuskan untuk menyerah dari pada menghabiskan tenaga nya untuk melawan sihir tingkat dewa itu.
Kemenangan pun di raih oleh Mathius, peserta yang akan di bawa ke turnament adalah peraih posisi 1, 2, dan 3, Mathius meraih posisi pertama, Solid meraih posisi ke dua, untuk yang ke tiga adalah Tobias, meskipun dia kalah di perempat final dia mendapatkan nilai lebih tinggi dari pada peserta yang mengalami kekalahan lainya dan mereka bertiga pun di putuskan mengikuti turnament nasional kerajaan Holy Kingdom.
...****************...
"hei bocah, kekuatanmu sangat besar, bagaimana kau bisa melakukan itu?" tanya Solid.
"entahlah aku tidak tau asal kekuatan ku, bahkan batu sihir tidak dapat mendeteksi kekuatan sihir dan kapasitas mana ku,"jawab Mathius.
"ohhh, jadi kau penyihir misterius, omong omong siapa namamu? dan kelihatanya kau cukup dekat dengan adik sepupuku" tanya Solid.
"namaku Mathius, Tobi adalah sahabat terbaiku, karena hanya dia yang mau berbicara padaku meskipun aku memiliki segel di mataku yang membuat mataku tidak dapat di buka," jawab Mathius.
"aku merasa sedikit kasihan kepadamu, yah sudahlah, teman Tobias teman ku juga, kau bisa menganggapku kakak juga kok," ucap Solid sembari menghibur Mathius.
"waaahhh Terima kasih kak Solid." jawab mathius dengan raut wajah bahagia.
Pagi berlalu, dan waktu pulang sekolah tiba, saat Mathius tiba di rumah dia mengabarkan pada ibu dan ayahnya
"aku pulang ayah, ibu ku tercinta," teriak Mathius.
"selamat datang kembali Mathius kecilku," sahut ibunya.
"ayah, ibu aku besok akan ikut turnament nasional loh," ucap Mathius.
sontak ayahnya memeluknya dan berkata
"wah kau sangat hebat meskipun di usia mu yang belum genap 2 tahun ini Mathius ku tak kusangka aku sangat beruntung menjadi ayahmu," sambil merasa terharu.
"Terima kasih ayah, ibu aku sangat sayang kalian berdua, aku tak ingin kehilangan kalian."
...****************...
Hari turnamen nasional pun tiba Mathius berangkat ke sekolah dan berkumpul dengan Solid serta Tobias untuk mempersiapkan fisik dan mentalnya untuk turnamen mereka pun berangkat didampingi oleh ketua penyihir sebagai pendamping dari sekolah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
★Ambil 5 Bayar 3★
bagus lah klo solid kagak sombong 👌
2022-08-16
1