Part 7

Jingga yang mendapat kabar bahwa dirinya di pecat pun langsung terduduk lesu di atas lantai.Kenapa hari ini begitu sial baginya? sudah di mintai ganti rugi untuk mengganti jas yang harga nya pasti sangat mahal, dan kini ia harus kehilangan pekerjaannya satu-satunya mata pencaharianya.

"Jingga aku minta maaf tidak bisa membantumu untuk tidak di pecat." Prita memeluk Jingga dengan erat.

"Tidak apa-apa Prita, sekarang aku harus pulang." Jingga mengambil tas nya lalu berpamitan dengan Prita dan teman-teman yang lainnya yang ada di boutique Glamour.

Jingga melangkahkan kakinya dengan langkah yang gontai, dan perasaan yang campur aduk. "Kenapa semua ini terjadi padaku?" gumam Jingga meneteskan air matanya. "Kau tidak boleh lemah Jingga, kau harus kuat jangan menangis lagi." Gumam Jingga dengan lirih, menghapus air matanya lalu segera pulang ke rumah kontrakannya.

Tanpa di sadari oleh Jingga ada sepasang mata yang melihatnya sedari tadi, dengan duduk di dalam mobil mahalnya.

"Aku tidak tega melihatmu menangis, tapi ini satu-satu nya jalan agar kau bisa berada di dekat aku." Gumam Dave lalu melajukan mobilnya menuju perusahannya.

...🍀🍀🍀...

keesokan harinya jingga yang terbangun dari tidurnya, berharap semua yang terjadi pada nya kemarin hanyalah sebuah mimpi buruk. Tapi setelah ia terbangun dari tidur nya jingga pun menyadari kejadian kemarin memang benar benar terjadi

"Apa yang harus kulakukan hari ini?" gumam Jingga menatap buku tabungan miliknya yang berada di lemari. "Kalau untuk biaya makan satu bulan masih bisa, tapi uang dari mana untuk mengganti jas tuan Dave?" tanya Jingga pada dirinya sendiri.

Jingga pun menghubungi Prita untuk menanyakan berapa harga jas tuan Dave.

"Halo Prita."

"Jingga akhirnya kau menghubungiku, bagaimana keadaanmu kau baik-baik saja bukan?" tanya Prita dengan cemas.

"Aku baik-baik saja Prita." Jawab Jingga dengan tersenyum. "Oh ya Prita, aku ingin bertanya padamu berapa harga jas tuan Dave?"

"Harga jas milik Tuan Dave sembilan puluh juta." Jawab Prita.

"Hah, mahal sekali!" pekik Jingga dengan terkejut.

"Emm .. Jingga sebenernya aku ingin sekali membantumu, tapi uang di tabungan aku saja tidak ada separuhnya dari harga jas itu." Ujar Prita dengan sangat menyesal.

"Prita aku sudah cukup bahagia mendengar niatmu yang ingin membantuku, kau tidak perlu khawatir! Aku pasti bisa mengatasi masalah aku." Ucap jingga dengan penuh semangat, tidak ingin membuat Prita ikut pusing memikirkan masalahnya.

"Baiklah, tapi kalau kau butuh apa pun jangan sungkan untuk menghubungi aku, oke!"

"Oke, terima kasih Prita." Jingga langsung menutup ponselnya.

"Ya ampun uang dari mana sembilan puluh juta?" Jingga menghela napasnya. "Sekarang yang harus aku lakukan adalah mencari pekerjaan dulu, baru setelah itu aku memikirkan cara untuk mendapatkan uang untuk mengganti jas tuan Dave." Gumam Jingga lalu berjalan ke kamar mandi untuk bersiap-siap mencari pekerjaan.

...🍀🍀🍀...

Jingga mencari pekerjaan dari tempat satu ke tempat yang lain nya.jingga terus bersemangat walaupun hingga sore menjelang Jingga belum mendapatkan pekerjaan, jika pun duduk di taman kota.