Bab 14

Lombok, Nusa Tenggara Barat

“Sampai juga kita di pulau seribu masjid ini ya gaes setelah perjalanan panjang bahkan ada sedikit guncangan sumpah demi apa pun tadi gue syok banget udah kayak tinggal 5% aja hidup gue”. Ucap Nesta saat mereka turun dari pesawat

“Iya bener lo Nes gue cuma bisa berucap doang tadi”. Jawab Rena yang juga sangat takut

saat terjadi guncangan tadi

“Gak usah terlalu dipikirin yang penting kita udah nyampe sekarang, lagian kalau udah waktunya juga pasti kita semua akan mati”. Saut Aileen yang memang lebih dewasa dari 2 sahabatnya ini dan inilah yang disukai oleh banyak lelaki pada nya

“Nah bener tuh Ay kalo mau mati ya mati aja, tapi kalo abang bisa memilih abang akan korbanin nyawa abang buat dedek Nesta seorang”. Ucap Radit yang membuat teman – teman nya itu tertawa

“Jijik adek bang”. Jawab Nesta yang mempraktekan dirinya seolah akan muntah

“Hahaa sabar ya bro, cinta memang serumit itu. Lo cuma harus yakin sama cinta lo, lo yakin eh dianya gak hahaaa”. Saut Vano sambil menepuk bahu sahabatnya

“Sialan lo sahabat macam apaan lo”. Tukas Radit yang menepis tangan Vano dari pundaknya

“Oh ya ini kalian bedua aja, Elvan gak ikutan ya ?”. Tanya Nesta yang mewakili pertanyaan Aileen yang sebenarnya ingin bertanya namun merasa malu

“Elvan lanjut S.2 di Amerika baby, jadi kali ini dia gak bisa ikut kita liburan. Lagian ngapain nyari el sih kan disini sudah ada abang”. Ada sedikit kecewa dihati Aileen saat Radit mengucapkan hal itu namun dia mencoba terlihat biasa saja

“Najis banget gue sama lo, lagian kenapa lo yang jawab sih”. Saut Nesta yang sebenarnya berharap Vano yang menjawab pertanyaan nya

“Ya terus siapa yang jawab kalo bukan gue ? Lo gak liat Vano gak ada niatan buat jawab pertanyaan lo itu?”. Kembali Radit menyentak hati Nesta yang sadar jika memang Vano tidak pernah meliriknya sedikit pun

“Udah gak usah kelahi mulu bantuin gue sini angkatin barang ke mobil dit”. Radit langsung bergegas membantu Vano mengangkat barang bawaan mereka keatas mobil di bantu dengan sopir yang menjemput mereka tadi. Sedangkan ketiga gadis lain nya memilih untuk segera naik ke atas mobil memilih tempat duduk mereka masing –

masing

“Gue duduk di depan ya gaes. Gue mau liat pemandangan pulau Lombok di malam hari”. Mereka memang sampai disini malam hari dan tentu saja Rena sengaja duduk di sebelah sopir agar di belakang sana Aileen bisa duduk dengan kakak nya

“Yaudah kalo gitu kita duduk bareng ya Nes”. Saut Aileen yang ingin duduk di sebelah Nesta namun di terobos oleh Radit begitu saja

“Lo duduk sama Vano aja ya Ay, biar gue yang duduk bareng Nesta hehee”. Ucap Radit sambil melebarkan senyumnya.

Melihat hal ini tentu Aileen jadi tidak enak harus melarang Radit karena dia tau Radit memang menyukai sahabatnya Nesta. Sebenarnya dia tidak enak jika harus duduk di samping Vano, tapi dia harus gimana lagi ? hanya itu kursi yang kosong saat ini. Karena bagian belakang mobil sudah dipenuhi dengan barang – barang bawaan mereka

“Oke deh”. Jawab Aileen yang kemudian duduk di kursi sebelah dan beberapa menit kemudian Vano duduk di sebelahnya setelah dirasa semua barang bawaan mereka telah disusun rapi di atas mobil

“Hay Ay gue duduk sini ya”. Ucap Vano yang sudah duduk di samping Aileen

“Iya duduk aja Van”. Jawab Aileen sekenanya saja

Setelah mereka semua duduk di tempat masing - masing sopir pun melajukan mobil menuju Villa tempat mereka akan menginap. Hanya suara mesin mobil yang terdengar, mereka larut dalam pikiran masing - masing, begitu pun dengan Aileen yang hanya menyandarkan kepalanya ke jendela agar bisa melihat pemandangan diluar sana

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***