dag dig dug

Menyusuri jalanan kota dengan sepedaku adalah hal yang menjadi kebiasaanku sekarang. Terkadang aku takut jika ada teman-teman sekolahku yang memergokiku dalam keadaan seperti sekarang ini. Seberapa keras pun aku mencoba agar bisa bersikap biasa saja seperti saat aku bertemu dengan teman-teman sekerjaku, nyatanya aku belum siap jika harus bertemu dengan teman-teman sekolahku sekarang.

Aku memakai topi di atas jilbabku untuk mengurangi sengatan panas matahari juga agar tak dikenali. Teriknya sang Surya sudah agak berkurang karena sekarang sudah pukul dua siang. Aku mencoba mengintip sinar matahari dari balik topiku. Mencoba menantang silaunya.

Ternyata aku tak sanggup, mataku yang sipit ini, keduanya langsung saja memejam rapat.

Baru segitu saja sudah tak kuat, bagaimana kalau nanti di padang mahsyar yang katanya matahari akan berada di atas kepala kita dengan jarak hanya sejengkal saja.

Dengan dosaku yang sepenuh lautan sebanyak pasir yang ada di bumi tentu aku tak akan bisa menahan panasnya kecuali aku mendapat syafaat dari Nabi dan mendapatkan ampunan dari Yang Maha pengasih yang kasihnya tiada henti.

Ku benarkan letak topiku agar mengahalau sinar matahari dari wajahku.

Kemarin aku dan mama baruku sudah datang ke sekolah untuk membayar semua biaya administrasiku yang menunggak. Aku melihat semua orang sedang sibuk mempersiapkan acara perpisahan sekolah. Aku hanya melihatnya sekilas tak ingin beerlama-lama di sana karena tatapan penuh pertnyaan dari mata-mata mereka yang kebanyakan sipit sepertiku.

Yah.... aku akan melewatkan acara perpisahan itu meski aku sangat ingin hadir dan merasakan euforianya. Tapi keadaan sudah tak seperti dulu lagi. Apa boleh buat. Di dunia ini tidak semua yang kita inginkan bisa kita realisasikan. Dan di kemudian hari mungkin kita akan tahu makna di balik semua kejadian yang kita alami dan barulah kita sadar dan bersyukur karena Alloh memberikan jalan yang terbaik untuk kita.

Setelah dari sekolahan aku langsung di ajak ke tempat kursus dan mengenalkanku secara khusus pada orang-orang yang dipercayanya di sana.

Sudah seminggu ini aku mengikuti kursus untuk belajar menjadi sekretaris dan aku berusaha untuk menyukainya. Bagaimanapun aku harus berterimakasih pada orang yang sudah membantuku meski itu bukan bidang yang kusukai.

Aku baru saja pulang dari kursus yang di sediakan oleh calon mertuaku. Karena hari ini aku merasa jenuh sekali aku memutuskan untuk mampir dulu ke Boliem bakery.

Setelah memberi kabar pada mami kalau aku akan pulang terlambat aku pun membelokkan sepeda ku menuju tempat yang selama beberapa bulan terakhir ini menjadi tempat kerjaku. Tempat mengais rupiah dan melepaskan penat juga lelah dengan bercanda tawa sekaligus bekerja.

Sesampainya di sana aku langsung menuju tempat di samping jajaran para pembeli di yang paling dekat dengan meja kasir.

"Cici..... boleh masuk nggak?" Aku mengedip-ngedipkan mataku dengan suara mendayu-dayu untuk merayu mantan bos ku.

Ya, aku sudah resign dari sana. Calon mertuaku yang langsung pamit minta izin pada Ci Siska untuk berhenti bekerja di sana. Beliau juga menjelaskan alasannya kalau aku dimintanya untuk bekerja pada putranya sekaligus mengawasi nya.

"You itu apa-apa an?. Masuk ajah!! Tumben ke sini? I kira you udah lupa jalan ke sini...." Kata Ci Siska menyambutku.

Aku pun berlarian menuju pintu masuk khusus karyawan.

"Nonii....k makin cakep aja...." Kata pengawas toko yang membukakan pintu.

"Ibu juga makin cantik deh..."

"Gombal..... sayangnya sekarang belum gajian jadi nggak bisa kasih recehan nih...."

"Yang warna merah atau biru juga nggak papa kok bu. Akan saya terima dengan ikhlas...." Kataku sambil menaruh tas dan topiku di loker.

"Aku yang nggak ikhlas nik...."

"Hahaha....."

"Ehm.." Cici Siska berdehem karena kami bercanda dengan suara yang keras padahal suasana lagi pada sibuk sehingga hawanya jadi panas meski di atas kami sudah ada kipas besar yang bergerak bebas.

"Hehe... maaf ci...." Aku ngacir ke belakang menuju dapur yang sudah sangat kurindukan.

.

.

.

"Noniii.....kk!" Tari berteriak saat melihatku. Ia segera berlari kemudian memeluk tubuhku meski tubuhnya sudah penuh tepung tapi aku tak bisa menolaknya.

"Huhu kangen....." katanya sambil mengusap air matanya. Eh dia beneran nangis lho, duh jadi melted kan. Ternyata ada yang menyayangiku sampai seperti itu.

"Kangen karena nggak ada yang di bully lagi kan..?" Aku menggodanya.

"Ish... suudzon. Sering-sering datang kemari nik...." kata yang lainnya.

"Iya tenangh ajah...." jawabku sambil memakai celemek.

"Aku bisa bantuin apa nih....?"

"Hias tart ini aja nik!" Ibu ketua langsung memberi pekerjaan padaku.

Alhamdulillah aku masih dianggap di lingkungan ini.p

"Ini anaknya ulang tahun dan sukanya Superman. Bisa kan bikin karakter kayak ini?" Tanya bu ketua ketika aku sudah berada di sampingnya.

Aku mengangguk kemudian menggulung lenganku sampai siku dan mengikat kedua ujung jilbab ku di belakang leher . Kemudian aku pun mulai beraksi. Tanganku menari diatas kue tart yang rasa keju ini. unch..... yummy....

Setengah 4 kue dengan karakter superman yang di dominasi warna merah itu selesai sudah. Dimasukkan ke dalam box dengan hati-hati kemudian di bawa ke toko untuk di pajang sebentar sampai orang yang memesannya mengambilnya.

Setelah solat asar di masjid seberang jalan aku pun berpamitan pada mantan bos ku yang super baik itu.

"Ambilin nonik donat sama cake kelapa itu lima-lima.!" Perintahnya pada teman-teman ku.

"Kenapa ci...? Ngrepotin aja...?" Kataku sungkan.

"Nggak papa. You beneran mau dijodohkan sama putranya pak Adi?" Ci Siska sungguh cekatan. tangannya menghitung sama ngasih kembalian pada anak buahnya yang menyerahkan nota dan masih bisa bicara denganku dengan santainya.

Aku mengangguk ragu.

"You sudah pernah ketemu sama dia?"

Aku menggeleng, jujur aku juga bingung dan dag dig dug.

"Putra nya pak Adi itu terkenal playboy lho nik. Player....!! You musti hati-hati nik!!"

Aku tak sanggup menanggapinya. Aku shock mendengarnya. Playboy? player? Apa sebegitu burukkah diriku sampai punya jodoh orang yang seperti itu? Jerit hatiku.

"I am sorry i am sorry. Mungkin dia sudah tobat kali ya nik.... sudah you pulang saja. Hati-hati di jalan! Kalau you lagi jenuh you kesini aja!" Kata ci Siska yang melihatku mematung.

Temanku memberikan bungkusan kue kepadaku kemudian aku berpamitan dan mencium tangan cici Siska.

Di tengah perjalanan saat di jembatan yang menanjak aku menuntun sepedaku. Melihat air sungai yang tertimpa sinar matahari sore sungguh sedap di pandang mata. Seperti berlian kilaunya.

Aku harus melewati jembatan penyeberangan ini setiap hari karena itu adalah jalan yang menghubungkan desa abah dengan kota.

Aku masih bingung bagaimana kalau nanti bertemu dengannya. Aku harus ngapain, ngajak ngomong apa? kalau dia terus terang tidak menyukaiku lalu aku harus bagaimana?

"Aaaaa......." Aku berteriak menghadap ke sungai yang mengalir di bawah jembatan. Tak perduli meski orang-orang yang sedang lewat melihatku penuh keheranan. Yang penting aku ingin melepaskan sedikit gundah yang menyelimuti hatiku.

.

.

.

"Nanti malam Pak Adi sama bu Rosa mengajak kita makan malam", kata mami saat aku baru sampai di rumah.

"Nn.. nanti malam?"

"Iya...?"

"Dimana mi?"

"Di rumahnya. Nanti ada yang jemput kita...."

Aku menelan salivaku. Akhirnya ketakutan ku akan terjadi juga.

Bagaimana ini?

Terpopuler

Comments

Bagja

Bagja

lah kan itu aurat nik, mau bagaimana pun ttp aurat loh

2023-03-20

1

Meysa Lutfy

Meysa Lutfy

bagus Thor ceritanya

2022-08-29

2

lihat semua
Episodes
1 aku
2 ujian hidup
3 ujian
4 calon mertua
5 dag dig dug
6 kalah sebelum berperang
7 bersama
8 makan malam
9 01
10 02
11 03
12 Daniel
13 04
14 bamper
15 hari pertama
16 sekretaris
17 Horny
18 tatara
19 Titip Aya
20 tangannya halus
21 oh shiit
22 000
23 Basofi
24 Sofiyah
25 bingung
26 terbakar api
27 lepas kendali
28 Merajuk
29 rumah duka
30 solat jenazah
31 Pemakaman
32 Bung Hatta dan kisah cintanya.
33 Tahlil
34 Nyaman
35 tahlilan
36 wali songo
37 Gosip
38 sebal
39 thx all
40 semi
41 Terdesak
42 kayak kucing
43 anak tiri
44 Muallaf
45 Nostalgia
46 Bibir itu menyita perhatianku
47 Gagal fokus
48 Jum'atan
49 O ow
50 Cctv
51 Dunia sudah gilaaa
52 Pembalasan
53 iddah
54 Kak Rey
55 jeolusnya Babas
56 First time
57 Taubat
58 Berubah
59 Sofiyah
60 Mulai dari awal
61 Ngomong dong
62 Nonik bohong
63 Selingkuhan
64 koko nangis
65 Dilema
66 koko Babas
67 Seperti binatang
68 Kecewa
69 Sabar Bas!
70 dejavu
71 Cctv
72 Lamaran
73 Derita Babas
74 Aku memang pendosa
75 Rayhan
76 Mami....!!
77 Sah
78 Babas
79 Istri Basofi
80 suami istri
81 terus terang
82 Berdebar-debar
83 tak gadis lagi
84 Ehem
85 ekspektasi
86 Marah
87 Ingat papi mami
88 Sama-sama tahu
89 Jeolus
90 Mereka itu masa lalu
91 Mama
92 Papa
93 Maaf
94 Trenyuh
95 Talk
96 Mulai terbuka.
97 Mandi kembang
98 Lock
99 Terserah
100 Setan meratapi diri
101 uji nyali
102 Sofiyah
103 Aya
104 Babas
105 Tanda kehamilan
106 cosplay
107 Menapaki hari
108 Tingkeban
109 Mikail
110 Welcome
111 Koko
112 See you again
113 Cerbung baru
114 Draft
Episodes

Updated 114 Episodes

1
aku
2
ujian hidup
3
ujian
4
calon mertua
5
dag dig dug
6
kalah sebelum berperang
7
bersama
8
makan malam
9
01
10
02
11
03
12
Daniel
13
04
14
bamper
15
hari pertama
16
sekretaris
17
Horny
18
tatara
19
Titip Aya
20
tangannya halus
21
oh shiit
22
000
23
Basofi
24
Sofiyah
25
bingung
26
terbakar api
27
lepas kendali
28
Merajuk
29
rumah duka
30
solat jenazah
31
Pemakaman
32
Bung Hatta dan kisah cintanya.
33
Tahlil
34
Nyaman
35
tahlilan
36
wali songo
37
Gosip
38
sebal
39
thx all
40
semi
41
Terdesak
42
kayak kucing
43
anak tiri
44
Muallaf
45
Nostalgia
46
Bibir itu menyita perhatianku
47
Gagal fokus
48
Jum'atan
49
O ow
50
Cctv
51
Dunia sudah gilaaa
52
Pembalasan
53
iddah
54
Kak Rey
55
jeolusnya Babas
56
First time
57
Taubat
58
Berubah
59
Sofiyah
60
Mulai dari awal
61
Ngomong dong
62
Nonik bohong
63
Selingkuhan
64
koko nangis
65
Dilema
66
koko Babas
67
Seperti binatang
68
Kecewa
69
Sabar Bas!
70
dejavu
71
Cctv
72
Lamaran
73
Derita Babas
74
Aku memang pendosa
75
Rayhan
76
Mami....!!
77
Sah
78
Babas
79
Istri Basofi
80
suami istri
81
terus terang
82
Berdebar-debar
83
tak gadis lagi
84
Ehem
85
ekspektasi
86
Marah
87
Ingat papi mami
88
Sama-sama tahu
89
Jeolus
90
Mereka itu masa lalu
91
Mama
92
Papa
93
Maaf
94
Trenyuh
95
Talk
96
Mulai terbuka.
97
Mandi kembang
98
Lock
99
Terserah
100
Setan meratapi diri
101
uji nyali
102
Sofiyah
103
Aya
104
Babas
105
Tanda kehamilan
106
cosplay
107
Menapaki hari
108
Tingkeban
109
Mikail
110
Welcome
111
Koko
112
See you again
113
Cerbung baru
114
Draft

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!