"Perlu kamu ingat! aku Jhonatan tidak pernah mencintai mu."
Nafasnya terasa berat, dadanya teras panas. Jadi selama ini dia telah di bohongi. Selama ini hanya dirinya yang mencintainya. Cintanya bertepuk sebelah tangan.
Jhonatan menarik lengan Bella dengan kasar, lalu mendorongnya ke? pagar pembatas.
Bella tak mampu melawan, seluruh tubuhnya terasa lemas. Untuk menopang tubuhnya saja, ia harus berpegang kuat di pagar pembatas lantai dua itu.
Dia yang mencintainya, melebihi dirinya sendiri.
Tak hanya puas menyakiti Bella, Jhonatan memanggil beberapa pelayannya untuk memindahkan Bella ke kamar pelayan yang di berada di belakang rumah utama.
Sedangkan para pelayan hanya menatap iba, dia kasihan pada sang Nyonya. Entah masalah apa yang membuat sang tuan menyakiti sang nyonya. Namun mereka juga tahu, bahwa sang nyonya bukanlah satu-satunya.
Disinilah dirinya saat ini.
Bella berada di ruangan yang sempit, satu lemari dan satu kasur yang berada di lantai.
"Nyonya.."
Bella menghapus air matanya. Dia tersenyum pada wanita di sampingnya. "Aku tidak apa, kalian keluarlah. Aku ingin sendiri."
Kedua pelayan yang menuntun tubuh Bella mengangguk. Mereka tahu, nyonya mudanya butuh waktu.
Bella menutup pintu di belakangnya, perlahan tubuhnya merosot. Dia menenggelamkan kepalanya di antara kedua lututnya.
"Ayah, Bella merindukan Ayah."
Bella menangisi nasibnya, kenapa nasibnya berbanding balik? dia yang dulunya di sayang, kini di buang bagaikan sampah. Semua yang ia rasakan hanyalah kepalsuan.
"Jhoo..." Bella terus menggumamkan nama Jhonatan. Ia tidak bisa melupakan Jhonatan, pria itu telah menguasai seluruh hatinya. Ia hanya bisa menangis dalam kesedihan yang mendalam.
Waktu terus berputar, kini dua hari telah berlalu. Dulu dia bekerja keras di jalanan, berjualan membantu sang ayah, ternyata saat ini ia di jadikan pembantu oleh suaminya sendiri. Selama dua hari dia terus memikirkan Jhonatan, laki-laki itu tidak minta maaf atau menjemputnya kembali ke rumah utama.
Apa yang di katakan suaminya ternyata benar. Dia hanya dia jadikan mainannya saja. Selama dua hari ini dia bertekad, dia akan menjadi wanita yang menurut saja. Mungkin Jhonatan akan mencintainya.
Pagi ini dia akan membuatkan sarapan untuk Jhonatan, kesukaan Jhonatan adalah nasi goreng. Dia teringat Jhonatan yang memakan nasi gorengnya, katanya enak. Jhonatan sangat menyukai masakannya.
"Biar saya saja Nyonya."
"Tidak! Jhonatan sangat menyukai masakan ku. Jadi tidak perlu, kalian bantu aku hidangkan saja."
Setelah nasi goreng itu matang, Bella di bantu kedua pelayan menghidangkan di meja makan itu.
"O iya, aku membuatkan yang lebih. Jadi kalian bisa memakannya."
"Terima kasih Nyonya," ucap kedua pelayan bersamaan.
Kedua pelayan itu begitu dekat dengan sang Nyonya, mereka sangat kasihan. Mereka tahu, bahwa Bella wanita yang baik, lugu dan polos.
"Seperti itu suara mobilnya."
Bella melangkah lebar, dia membukakan pintu untuk suaminya. Selama dua hari itu, dia bertanya suaminya. Karena tidak menjenguknya, dan ternyata suaminya tidak pulang selama dua hari.
"Mas kamu."
Kedua mata Bella terasa panas, tidak ad seorang istri yang ingin melihat suaminya bersama orang lain.
"Honey, ayo masuk."
Jhonatan melewati Bella begitu saja dengan seorang wanita yang di klaim sebagai kekasihnya.
Wanita itu pun tersenyum sinis pada Bella, dia tahu, wanita di depannya adalah istri dari kekasihnya.
Bella memegang dadanya yang terasa berdenyut nyeri, panas, sakit. Hingga ia tidak bisa mengungkapkan kesakitan hatinya saat ini.
"Honey, kita sarapan. Nasi goreng,"
Wanita itu bergelanyut manja di tangan Jhonatan. Dia duduk dengan santai layaknya sebagai seorang nyonya.
Jhonatan tampak ragu, dia tahu nasi goreng itu adalah buatan Bella, gundiknya.
"Bi, bawakan aku roti." Titahnya dengan tegas. Apa pun yang di buatkan oleh Bella, dia tidak akan pernah memakannya atau menyentuhnya.
"Honey, kamu makan saja nasi goreng itu, kalau kamu suka, kalau kamu tidak suka kamu bisa membuangnya." Jhonatan mengelus pucuk kepala wanita itu.
"Iya Honey, sepertinya rasanya enak."
Wanita itu pun membuka piringnya, dia menyendok nasi goreng yang berada di baskom kaca itu.
"Ini enak sayang,"
"Siapa yang memasak ini?" tanya Jhonatan pura-pura tidak tahu.
"Nyonya Bella yang memasaknya tuan,"
Jhonatan mengangguk. "Mulai saat ini hilangkan panggilan nyonya, panggil saja dia Bella, statusnya sama dengan kalian."
Bella mengepalkan tangannya, ucapan Jhonatan bagaikan pisau yang mengiris-ngiris hatinya.
"Oh, dia datang. Mulai saat ini, buatkan nasi goreng atau apa pun yang di minta Selin. Karena Selin, tidak lama lagi akan menjadi nyonya di rumah ini."
"Jhoo, sampai kapan kamu akan seperti ini? aku istri mu,"
"Tapi aku tidak menganggap, kamu istri ku."
Kedua mata Jhonatan bagaikan iblis, setiap dia melihat wajah Bella. Dia selalu ingat istrinya yang terbaring lemah. Jhonatan bangkit, dia menyeret Bella menuju kamarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Arhieva Jimshoneysruwen
nnti kalau endingnya Bela sama Jonathan lagi ga suka aku Thor 😌
2023-12-04
1
Awan Mendung
baru juga baca²otak ku udh ngepul thorr hihi pengen nonjok s jojo
2022-09-03
0
Lee Shelin
jirrr nama gua selin jirrrr
2022-08-13
0