Setelah semua yang mereka lalu mereka berdua memutuskan untuk berpisah karena apa yang mereka lihat. Untuk menjaga dimasa yang akan datang mereka menjadi penghianat kata Hizam dan Marko yang sudah memberitahukan kalau kami berdua adalah penghianat yang telah melukai bawahan. “Apa kalian tidak apa-apa?,”kata Roki.
“Kami tidak apa-apa biarkan mereka mengatakan apa yang mereka dengar,”ucap Rendi. “Sampai waktunya tiba kami akan datang menolong mereka saat membutuhkan uluran tangan,”kata Mizuki. “Ucapan kalian berdua terlalu mendalami peran,”kata Mio.
Mereka berdua yang sedang asik meminum dan mengobrol sambil melihat ketua mereka yang sedang asik bermain. Dari tatapan mereka kalau mereka saling bermusuhan tapi mereka menyembunyikan kebencian mereka dihadapan Roki yang tidak tahu apa-apa.
“Kalian berdua kenapa tidak seperti biasanya kalian saling menatap satu sama lain,”kata Roki yang melihat. “Tidak ada hanya merasa kalau diantara kita berdua ada penghianat,”ucap Izam.
“Apa maksud kamu ada penghianat, bukannya itu kamu sendiri,”kata Martin. “Kalian berdua rebutan cewek ya,”ucap Roki dengan santai.
“Siapa yang bilang,”kata mereka berdua sambil melihat kearah Roki yang menikmati kuenya. “Dari Dokter Mio, katanya kalian memiliki orang yang kalian sukai tapi pada orang yang sama,”kata Roki dengan santai.
Sedangkan Mio yang ada di tempat terlalu syok sampai menyembur minum yang dia minum. “Apa maksud kamu Roki,”kata Mio dari samping. Mereka bertiga menoleh kearah suara dan melihat dokter Mio bersama dengan dua temannya. “Tunggu bagaimana dokter ada disini,”kata Roki yang berpura-pura tidak tahu.
“Mustahil kamu tidak tahu. Kamu sudah tahu kalau aku sedang ada janji dengan temanku disini bukan, anak nakal,”kata Mio. “Sudah...sudah hanya ucapan anak kecil kamu urus,”kata Remon(Rendi). “Itu benar,”Mui(Mizuki).
“Kalian berdua... aku tidak perduli lagi,”kata Mio. “Tapi kebetulan sekali dokter Mio ada disini,”ucap Izam yang menghampiri sambil memindah tempat duduk.”Kenapa kamu ada di sini,”kata Mio.
“Kayaknya bagus kalau kita berkumpul bersama biar pasti apa yang terjadi,”kata Roki yang juga memindahkan tempat duduk. “Iya juga,”ucap Martin yang juga sama.
“Tunggu siapa mereka berdua,”kata Roki yang melihat kearah Rendi dan Mizuki yang sudah mengubah nama mereka menjadi Remon dan Mui. “Mereka berdua adalah teman kuliahku dulu. Yang kebetulan mereka ingin mengucapkan kata perpisahan,”kata Mio menjelaskan.
“Kemana kakak akan pergi sampai harus mengucapkan perpisahan seperti ini,”kata Izam. “Kami akan pergi keluar negeri,”kata Mui.
“Kenapa kalian pergi keluar negeri apa disini tidak ada yang cocok dengan kalian berdua,”kata Martin. “Tidak kami akan menjalankan bisnis di luar negeri kami berpamitan karena mungkin kita tidak akan bertemu lagi untu beberapa tahun yang akan datang,”ucap Remon.
“Perpisahan pasti akan ada pertemuan bukan,”kata Roki. “Apa yang kamu katakan itu benar akan ada pertemuan yang tidak disangka dan tidak terduga sama halnya dengan perpisahan yang tidak diinginkan,”ucap Mio.
“Kenapa kalian dramatis seperti itu hanya ke luar negeri jika kalian rindu kalian bisa menghubungi kontak kalian masing-masing,”kata Martin. “Apa yang kamu katakan mungkin benar, jika....,”kata Remon yang terhenti karena satu panggilan masuk.
“Aku angkat telepon dulu,”ucap Remon. Remon berdiri dan mengangkat telepon yang memberitahukan kalau semua anggota yang sudah dia kumpulkan dan dia percayai sudah dihabisi oleh Marko dan Hizam. “Biarkan saja tapi jangan lupa berikan kompensasi pada orang yang ditinggalkan apa kalian mengerti dan tetap sembunyi,”ucap Remon.
“Apa yang terjadi kenapa wajah kamu kusut seperti itu,”kata Mui. “Seperti biasa mereka mulai bergerak lagi,”kata Remon. “Kayaknya akan sulit untuk memulai bisnis baru,”ucap Mui.
“Belum tentu,”kata Remon. “Ada masalah apa sampai kalian tegang seperti itu, jika kalian membutuhkan bantuan aku bisa membantu kalian,”kata Mio. “Tidak ada terima kasih bantuan yang kamu buat,”kata Remon.”Iya,”ucap Mui.
Mereka saling mengobrol sampai waktu keberangkatan tiba. “Kami harus pergi sekarang sudah waktunya,”ucap Mui.
“Iya terima kasih untuk semuanya,”kata Remon. Setelah mereka berpisah tanpa mengungkapkan identitas asli mereka. Rendi dan Mizuki pergi keluar negeri untuk menjalankan tugas masing-masing membangun sistem pertahanan yang akan melawan dan melindungi tuan mereka masing-masing.
“Kenapa kalian berdua menatap temanku seperti itu,”ucap Mio.
“Tidak hanya saja tidak asing saja mereka berdua, seperti aku mengenal mereka,”kata Martin. “Aku juga merasakan yang sama,”kata Izam. Sampai mereka berdua teralihkan dengan kembali mengingat apa yang terjadi dengan teman mereka Mizuki dan Rendi.
“Apa yang kalian pikirkan?,”kata Roki yang merasa kalau temannya tidak dalam kondisi yang baik. “Tidak ada. Kenapa memangnya?,”kata Izam.
“Aku merasa kalian menyembunyikan sesuatu yang kalian tidak bisa katakan,”kata Roki.
“Aku akan pergi sekarang kerena ada sesuatu yang harus aku selesai,”kata Mio sambil meninggalkan mereka bertiga. “Kamu mau kemana,”ucap Martin.”Urusan yang harus diselesaikan,”kata Mio. Setelah Mio pergi mereka mulai kembali ke suasana yang menegangkan. Roki hanya menghela nafas,”Jika kalian punya masalah kalian boleh cerita. Aku akan membantu kalian jika itu bisa aku membantu,”kata Roki.
Mereka kembali terdiam hingga salah satu dari mereka mengatakan,”Aku merindukan Mizuki.” Semua terdiam,”Apa maksud kamu?.” Karena mereka tidak mengerti apa yang dimaksud dengan Izam. “Bukannya Mizuki sedang menjalankan tugas dari kamu,”kata Martin. “Tugas seorang penghianat,”ucap Izam. “Ceritakan apa maksud kamu biar kami mengerti dengan jelas apa yang kamu bicarakan,”kata Roki. Martin hanya menganggukkan kepalanya.
Setelah Izam menceritakan apa yang terjadi dengan apa yang dilakukan Mizuki kepada bawahannya. Martin merasa kalau apa yang diceritakan sama dengan apa yang dia alami. Tapi bedanya kalau yang mereka melakukannya dengan orang yang ada didepannya. Martin dengan jernih memikirkan apa yang dikatakan Izam,”Apa mungkin ada orang luar yang mencoba untuk memisahkan persahabatan ini.”
“Apa yang kamu pikirkan Martin kenapa kamu terdiam,”kata Izam. “Apa kamu menyadari sesuatu kalau kamu pernah melakukan kesalahan denganku,”kata Izam kembali.
“Apa maksud kamu berkata seperti itu, aku merasa tidak melakukan apa yang kamu katakan. Jangan mengambil kesimpulan yang tidak pasti bukannya itu kamu yang memulai perselisihan ini,”kata Martin yang berdiri.
“Apa ini salahku bukan salah kamu,”kata Izam. “Stop kalian bisa tidak diam dulu,”kata Roki yang menangani perselisihan yang ada. “Tadi kamu perkata kalau orang kamu dipukuli sampai rumah sakit dan pelakunya adalah Rendi dan Mizuki. Apa itu yang kamu maksud?,”kata Roki yang mencoba mencari titik tengah masalah keduanya.
“Itu benar,”kata Izam. “Tapi mustahil kalau Rendi yang menghasut Mizuki untuk mengkhianati kalian. Pasti itu kalian yang memulai duluan,”kata Martin.
“Tunggu dulu kenapa ceritanya agak aneh ya,”kata Roki. “Apa yang aneh,”ucap mereka berdua. “coba kalian perhatikan apa yang aku katakan. Tadi kamu bilang kalau Rendi menghasut Mizuki sedangkan kamu tadi mengatakan kalau itu tidak mungkin Rendi menghasut tapi sebaliknya Mizuki yang menghasut. Begitukan?,”ucap Roki.
“Itu benar,”kata Izam. “Apa yang kamu katakan tidak salah tapi yang mana yang aneh,”ucap Martin.
“Apa kalian tidak ada yang aneh seperti dari kalian ada yang menghasut dengan mengorbankan teman berharga kalian yang sampai sekarang belum ketemu keberadaannya,”ucap Roki.
“Sekarang aku bertanya dari mana sumber itu kalian dapatkan?,”kata Roki. “Hizam,”ucap Izam. “Marko,”ucap Martin.”Mereka berdua dapat info itu dari siapa?,”kata Roki lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 215 Episodes
Comments