Cahaya bersinar seperti di padang pasir. Awan berkumpul di langit biru yang indah.Burung-burung berterbangan. Angin berhembus dedaunan berhamburan. Roki yang berjalan melewati lorong kelas menuju pintu gerbang sekolah. Saat ingin menuju gerbang sekolah, ia melihat laki-laki berambut panjang yang tadi di ruang kesehatan.
Tanpa ia sadari dia melihat dari jauh kakak kelas yang tadi memukul laki-laki tadi di pagi hari. karena penasaran mereka mengikuti keduanya sampai dibelakang gedung sekolah yang ada dibelakang gang. Ada beberapa orang yang menghadang Izam dari depan dan belakang dan Izam tidak bisa pergi kemana-mana. Roki yang melihat ingin membantu temannya tapi ia tidak bisa berkelahi. Karena pengetahuannya kurang tentang fisik tubuh dia hanya melihat temannya saja dari jauh.
Roki yang melihat dari jauh berpikir,”Apa aku harus ke sana membantu dia, atau tidak.” Sambil menimbang-nimbang ia melihat situasi yang ada disekitarnya. Karena kelamaan berpikir Roki ingin membantu temannya Izam. Tapi saat ingin keluar dari tempat persembunyian dan hendak berjalan Roki merasa ada aura negatif dan menakutkan yang berada disekitar Izam. Tidak lama kemudian setelah Izam hendak ingin memukul kakak kelas tapi gagal karena kedua kakak kelas menghindar dengan sombong. Izam yang hanya berpura-pura hanya tersenyum sampai kedua kakak itu melontarkan pukulan tapi dihadang oleh Izam dengan tangan kosong.
Setelah selesai perkelahian Izam membisikan sesuatu kepada kakak kelas. Yang membuat Roki penasaran apa yang mereka bisikan kepada kakak kelas tadi yang ingin membuat keributan. Dari tatapan Izam yang tajam seperti bukan percakapan yang enak untuk didengar.
Selesai perkelahian keduanya Izam pergi melanjutkan perjalananya dengan di ikuti Roki dari belakang. Tanpa disadari Roki, Izam melihat dia yang mengikutinya menghilang setelah persimpangan jalan yang ada. Membuat Roki melihat kanan dan kiri jalan mencari sosok teman kelasnya berada. Tapi ia tidak menemukan sosok temannya itu hingga Roki berjalan untuk beberapa langka, dari belakang seseorang muncul dengan menepuk pundak Roki dengan keras.
“Apa yang kamu cari,”kata Izam dengan bisikan ditelinga Roki.
“Aku tidak mencari apa-apa,”ucap Roki dengan nada yang takut dan tubuhnya bergetar karena bisikan Izam.
Roki perlahan berbalik menuju arah suara yang ia dengar dari belakang dia. Dengan pura-pura tidak terjadi apa-apa Roki berkata,”Sedangkan kamu sedang apa disini dan sedang mencari apa.”
Izam yang ada didepan dia kembali mundur satu langka dari Roki yang ada dihadapannya. Izam berjalan melewati Roki sambil melihat kearah Roki,”Tidak ada.”
Setelah mereka berdampingan Izam kembali membisikan sesuatu kepada Roki,”Apa yang kamu lihat jangan orang lain tahu dan lupakan semua yang kamu lihat tadi. Apa kamu mengerti?”
Izam pergi meninggalkan Roki sendirian yang masih berdiri disampingnya. Setelah Izam menjauh dari pandangan Roki barulah ia bisa bernafas dengan lega karena dia takut melihat tatapan Izam. Sambil berkata dengan suara kecil,”Dia menakutkan.” Seketika dia duduk di tanah karena takutnya tubuhnya lemas dan tidak bertenaga untuk mengangkat tubuhnya yang besar.
Tidak lama kemudian Martin datang dari belakang dan berkata,”Sedang apa kamu disitu. Tidak ada kerjaan saja kamu.”
Roki hanya mengulurkan tangannya kepada Martin meminta tolong untuk membantunya dia berdiri. Martin dengan senang hati mengulurkan tangannya membantu Roki berdiri. “Kamu sedang apa tadi di situ,”kata Martin.
“Tidak ada hanya merasa kecapean saja,”ucap Roki yang masih ketakutan.
“Serius tidak ada yang tejadi dengan kamu,”ucap Martin. “Iya,”kata Roki.
Martin yang tidak ingin membuat keributan degan Roki mengubah pembicaraan. “Apa kamu lewat jalan ini, pulangnya?”
“Tidak,”kata Roki. “Lah kenapa kamu lewat sini,”ucap Martin. “Hanya ingin pergi ke cafe yang ada diseberang sana,”ucap Roki sambil menuju cafe yang ada diseberang. Mereka berjalan beriringan bersama sampai di cafe yang dituju oleh Roki dan mereka kembali berpisah.
Setelah berpisah dengan Martin Roki masuk kedalam Cafe dan mencari tempat duduk yang kosong setelah pelayan datang dia memesan makanan penutup yang manis dengan eskrim di atasnya. Sambil menuggu dia melihat Izam bersama gadis kecil, karena takut dia memalingkan pandangannya dan berpura-pura tidak melihat dia sampai dia selesai menikmati pesanannya.
Sampai di rumah impian dengan kehangatan yang indah. Roki berjalan membuka pintu sampai didepan pintu masuk dia membuka pintunya sampai didalam ia melepaskan sepatunya dan menaruhnya ke rak sepatu yang sudah disiapkan.. Roki berjalan menaiki anak tangga dan menuju ketempat yang lembut dengan kehangatannya. Sampai di kamar ia berbaring di atas kasur yang lembut melepaskan lelah dan pikiran yang membuat dia tegang menuju rumah. Hingga ibunya memanggilnya dari bawah,”Roki bantu ibu belanja ya.”
Roki yang belum puas dengan berbaring di kasur didatangi ibunya,”Cepat bangun.”
“Kenapa sih bunda, aku masih lelah baru saja aku pulang,”kata Roki yang masih berbaring di kasur.
“Bunda tahu kamu lelah. Tapi nanti malam kamu tidak usah makan ya anakku sayang,”kata Ibunya.
“Iya aku pergi,”ucap Roki yang bangun dari kasur tempat dia berbaring. “Aku ganti baju dulu, nanti aku akan turun,”kata Roki yang melepaskan pakaian yang ia kenakan.
Setelah selesai berganti pakaian Roki turun menuju dapur. “Mana uang belanjanya dan catatan belanjaannya, bunda,”kata Roki.
“Ini catatan sama uang belanjanya sisanya bisa buat kamu sendiri,”kata ibunya yang memberikan catatan dan uangnya kepada Roki.
“Siap.Makasi uang jajannya,”kata Roki sambil mengambil catatan dan uang belanja. Sampai di supermarket Roki mengambil tas belanja yang sudah disiapkan toko dan menuju ketempat bahan makanan. Perlahan ia berjalan sambil melihat catatan belanja apa saja yang ingin dia beli di supermarket. Setelah selesai membeli barang yang ada dalam catatan belanja ia menuju kasir untuk membayar semua barang makanan yang ia beli. Tapi tidak disangka yang menjaga supermarket adalah teman sekelasnya yang ia ikuti di gang belakang gedung sekolah dan laki-laki yang membuat dia ketakutan.
Tapi anehnya temannya tidak menyadari kalau dia adalah teman sekelasnya yang mengikutinya. “Totalnya Rp 200.000,-,”ucap Izam yang sedang berjaga di supermarket.
Sambil menyodorkan uang belanja,”Kamu sedang kerja part time.”
“Iya kenapa,”ucap Izam sambil tersenyum dengan tidak lupa menyerahkan barang belanja kepada Roki.
“Terima kasih telah berkunjung,”ucap Izam. “Siapa nama kamu,”kata Izam lagi.
Roki hanya terdiam dan kemudian dia berkata,”Bukannya kita satu kelas bukan.”
“Iyakah. Aku tidak ingat dengan wajah kamu. Tapi kenapa kamu tidak asing ya,”ucap Izam yang pura-pura tidak kenal dengan Roki.
Roki keluar dari supermarket setelah pembeli yang mengantre yang membuat dia tidak bisa melanjutkan obrolannya. “Tapi aneh, kenapa dia tidak mengenalku. Bukannya seharusnya dia mengenalku karena aku sudah mengikuti dia di gang belang sekolah,”ucap Roki yang masih tidak percaya kalau dia bertemu dengan Izam lagi di supermarket dan dia menjadi pelayan toko.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 215 Episodes
Comments