Pagi itu hari yang membosankan buat Martin karena harus berangkat sekolah. Di tengah jalan yang basah dengan awan gelap dengan sedikit cahaya yang menyinari jalan. Martin berjalan melewati lorong-lorong gang di dekat rumah untuk sampai ke sekolah. Di gang yang sempit dengan beberapa genangan air yang menutupi jalan disetiap gang yang ia lewati. Martin yang mengenakan Erphone mendengarkan alunan musik sambil berjalan melewati setiap gang-gang untuk sampai ke sekolahan.
Tanpa disangka hari itu Martin melihat gadis cantik yang ada didepan dia. Karena tertarik ia melangkah maju kearah gadis cantik yang ada didepannya. “ Hai cantik,”ucap Martin dengan nada menggoda.
“Boleh kenalan tidak atau tukar nomor,”ucap Martin lagi sambil merangkul gadis cantik. Tapi gadis itu merasa tidak nyaman dengan perilaku Martin mencoba melepaskan rangkulan Martin. “Pergi sana kamu bukan tipeku,”ucap gadis cantik sambil melangkah kedepan untuk menghindar dari Martin.
Saat hendak ingin pergi gadis cantik dipegang tangannya oleh Martin yang membuat dia tidak bisa pergi jauh darinya. Tapi tindakan itu digagalkan oleh Roki yang menghadang Martin yang membuat gadis cantik itu bisa berlari meninggalkan mereka berdua. “Dia tidak ingin diganggu harusnya kamu mengerti bahasa manusiakan,”kata Roki.
“Kamu siapa menggangguku saja apa tidak ada kerjaan mengurus urusan orang lain. Pergi sana jangan ganggu urusanku dengan gadis itu,”ucap Martin yang melihat Roki yang menggangu. Tapi tanpa dia sadari gadis yang ia incar sudah pergi meninggalkan mereka berdua.
“Hai gadis cantik ayo kenalan lagi dan tukar nomor kamu..,”kata Martin sampai dia melihat kalau gadis itu sudah tidak ada ditempat.
“Bukannya gadis itu sudah mengatakan tidak mau, kenapa kamu masih memaksa. Karena kamu gadis itu takut dan meninggalkan kamu,”ucap Roki.
Martin melihat kearah Roki,”Apa mau kamu mengganggu urusanku?”
Martin yang memiliki sifat keras kepala menyusul gadis itu yang kebetulan larinya tidak jauh darai mata dia melihat. Martin mengejar gadis itu dan mendapatkan tangan salah satu gadis yang bersamanya dengan erat dia memegang tangan gadis itu. “Aku tidak akan melukai kamu asalkan kamu memberikan nomor kamu bagaimana?,”kata Martin yang masih masih memegang tangan gadis cantik.
Tapi lagi-lagi Roki mengganggu Martin dengan mencoba untuk melepasakan genggaman tangan Martin dari gadis cantik “Aku tidak mau kenapa kamu masih memaksa,”ucap gadis cantik.
Gadis cantik yang merasa tidak nyaman mendorong Martin sampai Roki bisa melepaskan genggaman Martin dari gadis cantik. Setelah genggaman bisa dilepaskan gadis cantik bisa mendorong martin menjauh darinya dan berlindung dari balik tubuh Roki.
~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~~ ~ ~
Sementara itu Roki yang melihat perilaku Martin merasa tidak suka dengannya. “Lepaskan tangannya,”ucap Roki dengan tatapan tajam dengan memegang tangan Martin.
“Kamu lagi, minta dihajar ternyata,”kata Martin dengan membalas tatapan tajam kepada Roki. Martin yang tidak suka diganggu orang lain melepaskan genggaman tangan gadis cantik sambil berkata,”Nanti kita bicara lagi setelah urusanku dengan orang ini selesai.
Setelah melepaskan genggaman tangan gadis itu ia memukul Roki yang masih memegang tangan Martin tanpa ampun sampai Roki melepaskan genggaman tangannya kerena pukulan Martin. Sedangkan gadi cantik yang berlindung dibelakangnya sudah lari setelah tangannya dilepaskan oleh Martin.
Roki yang mendapatkan pukulan telak oleh Martin terjatuh ke tanah. Martin yang belum puas memukul Roki lagi saat dia masih berbaring ditanah. Lagi-lagi Roki mendapatkan pukulan oleh Martin saat dia masih d tanah dan belum bisa terbangun dari dia berbaring ditanah. Roki yang mencoba untuk melawan tapi hasilnya ia mendapatkan pukulan lagi oleh Martin. Hingga akhirnya Roki mendorong Martin sekuat tenaga yang ia miliki.
Usaha Roki tidak sia-sia mendorong Martin hingga ia terdorong sampai dipinggiran jalan, belum sempat ia melawan lagi. Roki melihat mobil yang melaju kencang dari arah belakang Martin. Tanpa berpikir panjang Roki menarik tangan Martin langsung dengan kencang. Sampai kedua orang tersebut jatuh ditengah pinggiran perjalan kaki sehingga tidak ada kecelakaan yang menyebabkan luka berat.
Martin yang terkejut dan tidak menyadari kalau ada mobil melaju dari arah dia terjatuh saat dia didorong oleh Roki. Memukul Roki tanpa memikirkan apa yang baru saja terjadi barusan.. Tapi gadis itu yang kembali di tempat mereka berdua beradu melihat kejadian saat mobil itu ingin menabrak Martin. “Kamu harusnya berterima kasih karena dia telah menolong kamu dari kecelakaan yang akan membawa kamu ke rumah sakit,”ucap gadis cantik sambil berteriak.
Martin yang mendengar suara gadis cantik itu berkata yang tidak bisa dimengerti oleh dia. “Apa maksud kamu, berterima kasih kepada orang itu yang telah mendorongku dan menariku,”ucap Martin sambil menunjuk kearah Roki.
“Apa kamu tidak tahu kalau dia telah menolong kamu dari mobil yang melaju kencang dari arah belakang kamu saat kamu terjatuh. Jika dia tidak menarik kamu, mungkin saja kamu sudah terluka,”ucap gadis cantik menjelaskan. Martin yang melihat kearah Roki dengan tatapan bingung.
“Tadi... ada.. mobil yang melaju dari arah sana dengan kecepatan tinggi,”ucap Roki sambil menuju kearah jalan mobil itu melaju.
“Mobil tadi melaju sangat kencang makanya aku menarik tangan kamu agar terhindar dari kecelakaan yang merebut nyawa kamu,”ucap Roki lagi menjelaskan.
Martin hanya terdiam dan terbangun dari tubuh Roki, tidak lama Martin berdiri dia mengulurkan tangan kepada Roki. Roki membalas uluran tangan Martin.
“Maaf telah memukul kamu dan terima kasih telah menolongku,”ucap Martin sambil memalingkan wajahnya. Roki yang menerima uluran tangan Martin tersenyum dan memaafkan Martin serta menerima ucapan terima kasihnya.
~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~
Saat mereka berbaikan semua orang beralih pandangan melihat Izam dan kakak kelas yang hampir bertengkar karena masalah kecil. Saat hendak ingin melihat Roki dan Martin mendengar suara bel masuk yang membuat pertikaian itu terhenti. Karena suara bel berbunyi semua kerumunan bubar dan bejalan memasuki ruang kelas masing-masing.
Sementara Roki dan Martin bersama-sama menuju ruang kesehatan. Dijalan menuju ruang kesehatan mereka saling mengobrol satu sama lain. Sampai diruang kesehatan mereka beradu mulut lagi. Hingga suara pintu berbunyi, dibalik pintu muncul sosok laki-laki tampan yang wajahnya terdapat luka memar karena pukulan. Laki-laki itu berambut hitam agak gondrong atau panjang dengan tubuh agak tinggi.
Martin dan Roki yang melihat hanya terdiam. Saat Izam keluar dari ruang kesehatan mereka mulai saling memandang satu sama lain dan saling berkata satu sama lain.
“Bukannya itu orang yang tadi pagi di gerbang yang dipukul oleh kakak kelas,”ucap Martin yang melihat kearah Roki.
“Iya itu betul,”ucap Roki dengan singkat. “Kenapa kamu, apa masih marah?,”kata Martin sambil memegang bahu Roki.
“Tidak,”ucap Roki. “Kalau tidak marah kenapa kamu mengabaikanku,”kata Martin. Roki hanya terdiam tidak menjawab Martin. Martin langsung manarik tangan Roki dengan keras. “Sakit tahu tidak. Apa kamu bodoh,”ucap Roki.
“Makanya jangan mengabaikanku,”kata Martin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 215 Episodes
Comments