Berdua Akhirnya

*Catatan Author

Fayza adalah warga negara Amerika Serikat sedangkan Hideo pemegang paspor Korea Selatan. Pernikahan di Korea adalah prosedur sipil, jadi upacara keagamaan tidak menciptakan pernikahan yang sah. Jadi berdua harus melanjutkan ke kantor Lingkungan setempat, dan kantor Lingkungan mana pun di Korea dapat menyetujui dan mendaftarkan pernikahan Anda ( sumber https://8tharmy.korea.army.mil/sja/assets/doc/marriage/Marriage-In-Korea(USFK-Civ-Foreign-National).pdf )

Jadi sampai disini paham ya karena seperti cerita di David dan Anandhita, Hideo nekad mengambil keuntungan dengan memanfaatkan amnesianya Fayza.

( Baca My Boyfriend is Not A Transgender, chapter Ada Apa Di Singapura? )

***

Hideo menatap Fayza yang sudah melepaskan gaun pengantinnya menjadi piyama bewarna pink sedangkan dirinya masih mengenakan kemejanya meskipun tuxedonya sudah dilepas dan jasnya entah kemana.

"Kamu kenapa lihat-lihat?" pendelik Fayza sambil mengambil sebuah novel yang ada di meja Hideo.

"Tidak, hanya suka saja lihat kamu."

"Mafia nggak jelas" gumam Fayza sembari mengambil novel karangan Shoji Shimada berjudul The Tokyo Zodiac Murders yang berbahasa Inggris.

"Aku pergi dulu" pamit Hideo.

"Ya sana" sahut Fayza cuek.

Hideo mencium sekilas pipi Fayza yang langsung melotot kesal.

"Tunggu aku" bisik Hideo seduktif.

"Ku tinggal tidur!"

Hideo tersenyum lalu berjalan meninggalkan Fayza di kamarnya. Iya, di kamarnya karena Hideo tidak mengijinkan Fayza tidur di kamarnya yang lama dengan alasan sudah resmi menikah lagi.

Fayza lalu melanjutkan acara membacanya.

***

"Bagaimana keluarga Bianchi?" tanya Hideo kepada Jin yang memantau perkembangan proses jual beli lahan Itaewon.

"Masih tetap sama boss. Menolak tawaran kita meskipun kita sudah menaikkan 40%."

"Brengsek! Alot sekali mereka!" umpat Hideo.

"Bahkan Signore Luca mengirimkan pesan suara untuk anda."

"Putar!"

"Hide-o, singyeong sseujima. Geunyang dangsin-eul pogi ( Sudahlah Hideo. Menyerah saja kamu )." Rekaman suara Luca Bianchi terdengar di speaker Hideo.

Hideo hanya tersenyum smirk. "Jin, jika mereka masih tetap tidak mau melepas tanah Itaewon, kamu tahu kan apa yang harus dilakukan?"

"Tentu saja boss."

***

Hideo baru masuk ke dalam kamarnya sekitar pukul dua malam setelah mengadakan pertemuan dengan para anak buahnya di Seoul melalui panggilan video. Mereka menyusun rencana supaya pihak klan Bianchi bersedia melepaskan lahan Itaewon ke klan Silver Shinning.

Dilihatnya Fayza sudah terlelap dengan buku di dadanya. Wajah gadis itu tampak damai dan membuat Hideo tidak tahan untuk tidak mencium bibirnya sekilas. Fayza tampak tidak terganggu bahkan semakin mengetatkan buku yang dipegangnya.

Hideo tersenyum smirk lalu berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Setelahnya hanya mengenakan boxer dan celana piyama, Hideo meletakkan tubuhnya di samping tubuh istrinya. Istrinya. Okaasan pasti akan terkejut mendengar aku sudah menikah.

Suara notifikasi ponselnya berbunyi dan Hideo mengambilnya dengan malas. Nama 'Yoora' tampak di nama si pengirim pesan.

Hideo, sayang. Kamu tidak ke Club? Aku rindu padamu.

Hideo mematikan ponselnya. Entah kenapa semenjak Fayza sadar dan membuat berbagai kejutan, dirinya tidak tertarik untuk menyalurkan kebutuhan biologisnya ke para wanita yang biasanya dia pakai.

Wajahnya menoleh ke arah Fayza yang lelap dengan bibir sedikit terbuka yang membuat bagian bawah dirinya senut-senut. Padahal Fayza memakai piyama tertutup tapi kenapa bisa seperti ini?

Hidoe mengambil bantal dan memeluknya sambil tidur miring memandangi Fayza. Fayza Minara Ruiz Sky, adalah nama lengkapmu. Tangan Hideo terulur mengelus pipi mulus istrinya. Benar-benar istrinya.

Hideo mengambil novel yang dibaca oleh Fayza lalu meletakkan pembatas buku halaman yang sedang dibacanya. Buku itu ia letakkan di nakas sisi Fayza. Hideo sekali lagi mencium bibir Fayza.

Bahaya ini bahaya! Hideo pun kembali ke wilayahnya di kasur lalu membalikkan tubuhnya membelakangi Fayza karena dirinya tidak yakin akan bisa menahan dirinya jika terlalu lama melihat gadis itu.

***

Seperti biasa Fayza bangun menjelang jam enam pagi dan hari ini dirinya merasakan tubuhnya terasa tidak tidur di kasur melainkan di tubuh seseorang.

Mata birunya terbuka sempurna ketika mengetahui wajahnya bersentuhan dengan dada yang bidang dan liat serta Shirtless.

Wait a minute! Fayza merasakan tangan kekar itu memeluk dirinya lagi. Jeez dasar mafia kampret!

Fayza menatap wajah khas Asia Hideo yang terlelap dengan sedikit dengkuran halus. Tampan sih nggak, menyebalkan iya! Lagian kamu ya pakai kecelakaan, amnesia pula! Jadinya nikah kan sama si pria paling menyebalkan di Jeju!

Mata biru Fayza memindai tubuhnya yang masih berpiyama lengkap. Duh! Mana kebelet pipis pula! Fayza berusaha melepaskan diri dari pelukan Hideo.

"Sayang...jangan seperti ini lah" gumam Hideo dengan suara serak khas orang tidur.

"Lepas, Hideo! Aku mau pipis!" desis Fayza yang kesal Hideo semakin mempererat pelukannya.

"Fay, nanti du... Aaddduuuhhh!" Hideo terbangun ketika sebuah jari menusuk pinggangnya. "Fayza!" teriaknya tapi gadis itu sudah berlari menuju kamar mandi.

Hideo hanya bisa mengusap wajahnya kesal. Lagi-lagi dibangunkan dengan gaya nyeleneh Fay.

***

Fayza mengendap-endap keluar dari kamar mandi hanya dengan mengenakan kimono handuk sedangkan piyama yang dipakainya tadi sudah diletakkan di keranjang baju kotor.

Dilihatnya Hideo masih terlelap dan Fayza bersyukur lalu melanjutkan jalannya ke walk in closet untuk mengambil baju.

Tanpa Fayza sadari, Hideo hanya berpura-pura tidur dan diam-diam mengintip di sela-sela bulu matanya kelakuan Fayza yang seperti maling kepergok. Bibir tipis Hideo tersenyum smirk.

Apa kamu aslinya seperti itu Fay? Cablak, reseh, menyebalkan.

Hideo pun membuka matanya dan menyangga kepalanya dengan kedua tangannya keatas sambil menunggu Fayza keluar dari walk in closet.

"Nona Fayza memang tidak bisa mengingat siapa dirinya tuan Park tapi soal sifat itu memang tidak bisa dirubah." Ucapan dokter Daewoon membuat Hideo berpikir kemungkinan memang aslinya Fayza seperti itu.

"Lho kok sudah bangun?" suara Fayza membuatnya membuyarkan lamunannya.

"Kenapa? Tidak boleh bangun?" balas Hideo. "Apa mau lihat sesuatu yang bangun lainnya?"

"Hah? Apa maksud mu?" Fayza bisa meraba tapi takut salah.

Hideo tersenyum lalu melirik ke arah bawah perutnya yang membuat Fayza memerah wajahnya.

"Bagaimana?"

Fayza menghampiri Hideo dan mendekati wajah pria yang baru saja menjadi suaminya 24 jam ini.

"Kamu pilih mana? Aku hajar wajahmu atau asetmu?"

Hideo tersenyum lalu meraih tengkuk istrinya. "Cium saja aku."

***

Yuhuu Up Malam Yaaaaaa

Cerita Hideo agak sedikit slow motion

Oh, Insyaallah besok ada upcoming novel baru

Menceritakan empat saudara sepupu dari Hoshi Reeves.

Direndra dan Alaric Al Azzam Blair adalah putra dari Aidan Blair dan Thara Al Azzam. Sebagai pewaris gelar Emir dari istana Al Azzam membuat kedua kakak beradik itu mau tidak mau membantu Eyang Kakung nya, Hasyim Al Azzam dalam mempertahankan keturunan Al Azzam. Kedua kakak beradik ini memiliki kisah cintanya sendiri.

Ayrton Al Jordan Schumacher adalah putra dari Sabine Al Jordan dan Karl Schumacher. Pria yang menjadi garis kedua penerima gelar Emir Al Jordan itu memiliki kisah cintanya yang cukup pelik dengan Mariana Hadiyanto, sepupu Bagas Hadiyanto yang merupakan suami Safira Pratomo. Perbedaan usia dan kondisi Mariana membuat Ayrton harus bekerja keras meyakinkan gadis itu bahwa mereka memang berjodoh.

Enzo Al Jordan, putra Reyhan Al Jordan dan Paradina Kusumo Hadiningrat, yang memiliki darah biru baik dari sang ayah maupun sang ibu. Pembalap Formula Satu seperti Opanya Senna Al Jordan. Pertemuannya dengan seorang gadis yatim-piatu pengelola penginapan yang bar-bar dan asal njeplak, membuatnya kelabakan.

***

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***