Tak terasa hampir sebulan Fayza tersadar dari komanya dan selama itu pula kehidupan dan dunia Hideo menjadi lebih bewarna apalagi gadis itu makin hari semakin menunjukkan bahwa dirinya adalah tipe tangguh.
Pagi ini Hideo seperti biasa bertanding taekwondo dengan para pengawalnya setelah sebelumnya dia melakukan gym, hal yang rutin dilakukannya pada hari Jumat ini karena besok Sabtu, dia akan mengadakan pertemuan dengan beberapa letnannya.
Ketika Hideo sedang serius melakukan tanding, matanya melotot melihat Fayza dengan cueknya masuk ke dalam Dojo dan langsung masuk ke ruang gym yang terletak di sebelah dipisahkan dengan jendela kaca besar.
Hideo menatap tidak percaya dengan dandanan Fayza yang mengikat rambutnya tinggi dengan baju olahraga two piece nya. Perut milik Fayza tampak rata dan kencang hasil olah raga rutin setiap hari membuat otot-otot nya kencang.
Fayza mengacuhkan Hideo yang melongo dan masuk ke dalam ruang gym lalu memulai dengan pemanasan. Dokter Daewoon sendiri sudah kembali ke pekerjaannya di sebuah rumah sakit di Seoul karena Fayza sudah sehat meskipun dirinya masih amnesia.
Hideo mulai buyar konsentrasinya melihat bagaimana Fayza mulai melakukan skipping yang semakin menunjukkan bentuk tubuhnya yang liat. Hideo tidak menyangka gadis itu memiliki perut yang hampir kotak-kotak sepertinya.
BUGH!
Jae-Hee terkejut ketika dirinya sukses membanting bossnya yang wajahnya lebih fokus ke arah jendela kaca.
"Eh maaf Boss" ucap Jae-Hee yang sudah pasrah bakalan dihajar balik.
"Kalian! Pergi semua! Tinggalkan aku dengan istriku!" perintah Hideo.
"Baik boss!" Jae-Hee bersama dengan para pengawal lainnya pun keluar dari Dojo dan menutup pintunya.
Hideo membuka doboknya dan mendatangi Fayza yang masih konsentrasi dengan skipping nya. Gadis itu menatap bingung ke arah Hideo yang berdiri sambil menyenderkan tubuhnya di pintu dengan Dobok terbuka memamerkan perut kotak-kotak miliknya.
Fayza menghentikan skippingnya dan menghampiri Hideo. "Kamu kenapa?" Fayza celingukan. "Lho pengawal kamu kemana?" Gadis itu menyadari bahwa mereka hanya berdua di Dojo.
"Apa kamu tahu? Kalau olahraga, jangan pakai baju seperti ini!"
"Lha terus pakai apa? Piyama?" balas Fayza.
"Apa kamu tidak sadar? Itu perut kamu menggoda tahu!"
"Kan kamu doang yang tergoda, lainnya nggak!" balas Fayza yang berbalik hendak melanjutkan acara olah raga nya.
Hideo menarik tangan Fayza hingga tubuh langsingnya menubruk tubuh pria itu yang basah oleh keringat.
"Iiissshhh, Hideo! Kena keringat kamu!" protes Fayza.
"Terus kenapa?" goda Hideo dengan tatapan jahil sambil memeluk Fayza.
"Eeewww! Nggak suka!" Fayza berusaha melepaskan diri dari pelukan Hideo.
"Yakin tidak suka? Kita belum mencoba disini lho Fay" godanya semakin absurd.
"Mencoba apa?" pendelik Fayza curiga.
Hideo berbisik di sisi telinga Fayza. "Ber... cinta."
Mata biru Fayza membelalak. "Dasar meshum!" Gadis itu pun langsung menendang kaki Hideo yang tidak waspada hingga dirinya sedikit goyah dan kesempatan ini tidak dilewatkan oleh Fayza yang langsung mencengkeram Dobok pria itu dan membantingnya diatas matras dengan gaya judo.
"Akhirnya!" teriak Fayza puas melihat Hideo terbengong-bengong dirinya dibanting oleh gadis langsing itu. "Bye, Hideo!" Fayza langsung pergi meninggalkan pria itu karena moodnya untuk nge-gym hilang.
Hideo yang masih terkapar diatas matras hanya bisa tertawa miris, dalam waktu kurang dari setengah jam, dirinya sudah dibanting oleh dua orang.
Kamu mulai lembek Hideo!
***
Fayza menyelesaikan mandinya di kamarnya yang lama karena sejak peristiwa dirinya ke pantai, gadis itu bersikukuh kembali ke kamarnya dan menolak tidur bersama dengan pria itu. Meskipun penuh dengan perdebatan, akhirnya Hideo mengalah, toh kamar mereka pun bersebelahan.
Gadis itu sudah tampak segar dan keluar dari kamarnya lalu menuju ruang makan. Dilihatnya Hideo baru kembali dengan tubuh Shirtless, sedangkan doboknya disampirkan di bahunya.
Keduanya saling berpandangan dengan sorot mata berbeda. Hideo dengan sorot mata tajam sedangkan Fayza sorot mata geli dan puas bisa membanting pria itu. Gara-gara peristiwa pan*tatnya di pukul saat dirinya dipanggul, cukup lama gadis itu ingin membanting pria itu.
"Awas kau Fay!" desis Hideo penuh penekanan.
"Apa? Mau aku banting lagi?" tantang Fayza yang siang ini mengenakan kemeja dan jeans.
Hideo mendekati Fayza yang mode waspada. "Tunggu Sabtu depan Fay." Pria itu lalu pergi meninggalkan Fayza yang berdiri dengan wajah bingung.
Ada apa dengan Sabtu depan?
***
Sabtu ini Hideo mengadakan pertemuan dengan para letnannya dan dirinya meradang ketika mendengar klan Bianchi hendak mengakusisi gedung apartemen yang terbengkalai di dekat Itaewon padahal Hideo sudah mengincar lama lokasi itu tapi sang pemilik masih alot transaksinya dengan pihak Hideo.
Jangan serius-serius Oppa
"Berapa yang ditawarkan oleh klan Bianchi?" tanya Hideo kepada Jin dan Lee Chan, sang akuntan.
Jin menyebutkan nominal yang ditawarkan oleh klan Bianchi dibawah bendera AJ Corp yang merger dengan PRC group.
"Naikkan 20% dari penawaran klan Bianchi" ucap Hideo.
"Tapi boss, apa worth it?" bisik Jin ke Hideo.
"Nilai lokasi itu lima tahun kemudian bisa 1000% naiknya dari nilai sekarang. Dan aku yakin si pemilik sengaja menahannya karena value nya memang menguntungkan."
Jin dan Lee Chan memang mengakui lokasi itu sangatlah strategis untuk dibangun apartemen mewah maupun gedung perkantoran mewah. Break point dari modal yang dikeluarkan akan cepat kembali apalagi bila bisa dijadikan hotel.
"Kita ajukan penawaran seperti permintaan anda boss, menaikkan 20% dari penawaran klan Bianchi." Lee Chan mulai mengkalkulasi pengeluaran dan keuntungan jika lokasi itu menjadi milik Silver Shinning. "Masih masuk boss."
"Bagus! Jangan sampai Bianchi mendapatkan lokasi itu!"
***
Luca Bianchi tersenyum smirk ketika mendengar dari asistennya kalau Hideo Kojima Park juga mengincar lokasi di Itaewon itu. Pria tampan berdarah Italia itu hanya tersenyum tipis.
Luca Akandra Bianchi
"Jadi pria Korea Jepang itu menaikkan 20% dari tawaran kita?" tanya Luca ke Fabio, asistennya.
"Ya Signore Luca."
"Berapa sih total kekayaan Silver Shinning?" tanya Luca serius di ruang kerjanya di Tokyo.
Fabio Marchetti menyebutkan nominal nilai kekayaan Silver Shinning. Luca meletakkan kedua tangannya di wajahnya sambil berpikir.
"Kalau dilihat dari nilai nominal milik mereka sekitar 1/3 dari total kekayaan gabungan keluarga ku. Banyak juga" kekeh Luca.
"Mereka mendapatkan uang dari penjualan senjata ke negara-negara konflik, narkoba dan prostitusi high class yang menguasai pangsa Korea Selatan. Banyak pejabat yang tersandera akibat skandal yang sengaja mereka jebak agar para pejabat itu tidak menyentuh Silver Shinning."
"Tampaknya akan ada perang antara Silver Shinning dan PRC group." Luca tersenyum smirk. "Sudah lama aku tidak merasakan tantangan dan adrenalin seperti ini, Fabio."
"Sebaiknya anda juga berhati-hati, Signore meskipun dulunya opa buyut anda mantan pemimpin klan itu tapi sekarang kondisinya berbeda."
"Opa buyutku sendiri juga dikhianati oleh orang dalam, Fabio jadi keputusan Opa Yudhi dan Opa Joshua untuk menjauhi klan itu sudah tepat."
Fabio menatap boss tampannya. "Sepertinya akan bakalan alot, Signore."
"Tampaknya seperti itu, Fabio."
***
Yuuuhhuuu Up Pagi Yaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
nandayue
perang mau dimulai
2022-06-23
2
Nuril sofiyati
sudah dimulai....
2022-06-23
1
ꍏꋪꀤ_💜❄
mulai menegang
2022-06-23
2