Fayza tampak semakin menjauh dari laut yang bewarna biru meskipun Hideo sudah memegang tangannya.
"Aku tidak mau, Hideo" ucap Fayza yang mata birunya tampak agak takut.
"It's okay, Fay. Aku akan menemanimu." Hideo memegang tangan Fayza dan pelan-pelan mendekati bibir pantai. Tubuh Fayza bergetar merasakan takut yang luar biasa.
"No Hideo, jangan memaksa ku" bisik Fayza dengan wajah pucat pasi.
Hideo menatap wajah cantik yang biasanya memasang raut judes dan cuek tapi kali ini tampak ketakutan, ketakutan yang tidak bohong.
"Oke Fay, kita tidak akan dekat dengan laut." Hideo membawa gadis itu kembali ke daratan dan wajah panik Fayza mulai hilang.
"Maaf tapi aku lebih suka melihat laut dari jarak aman saja" ucap Fayza ke Hideo.
"It's okay Fay. Apa kamu mau kembali ke rumah?" tanya Hideo.
Fayza mengangguk. Padahal aku berpikir bisa kabur dengan cara menyelam tapi kenapa mendekati laut saja, aku sudah gemetaran seperti ini.
Hideo menggandeng tangan Fayza dan naik ke tangga menuju rumahnya dan gadis itu melihat banyaknya pengawal dan kamera CCTV dimana-mana.
Alamat tambah sulit ini - batin Fayza.
***
Fayza menyesap teh wasgitel nya dengan penuh nikmat dan entah ada zat penenang apa di dalam racikannya tapi rasa takut yang semula menderanya saat mendekati laut, perlahan mulai menghilang.
Siang ini gadis itu memilih duduk di tepi jendela kamar Hideo yang lebar sembari menikmati angin laut. Dalam sudut perasaannya, Fayza merasa bahwa dirinya dulunya penyuka laut tapi mungkin kecelakaan membuatnya trauma tanpa dia sadari.
Hideo sendiri setelah mengantarkan dirinya kembali ke kamar, memutuskan untuk masuk ke ruang kerjanya dan mulai pekerjaannya disana. Namun pria itu tetap tidak melepaskan pengawasannya ke Fayza.
Fayza tampak sangat trauma dengan laut. Apa mungkin dia terjun ke laut langsung saat kecelakaan itu terjadi? Hideo menatap layar monitornya yang menampakkan Fayza yang pergi ke walk in closet.
Mau n**gapain dia disana? Hideo mengganti tombol kameranya dan memperlihatkan gadis itu berganti celana jeans panjangnya dengan baju olahraga. Hideo memang menyimpan baju olahraga dan renang untuk Fayza.
Hideo mulai mengawasi melalui kamera lainnya dan menampilkan Fayza berbincang-bincang dengan pengawalnya lalu mereka bertiga menuju Dojo.
Dokter Daewoon bersama Na-eun pun mengikuti gadis yang bentuk badannya membuat Hideo panas dingin. Sesampainya di Dojo, gadis itu mulai melakukan pemanasan dengan pengawasan dokter Daewoon.
Diam-diam dirinya merasa marah melihat bagaimana dokter Daewoon tampak dekat dengan Fayza. Na-eun sendiri tampak setia menemani gadis itu.
Setelah melakukan pemanasan, Fayza mulai melakukan skipping dengan tali yang memang tersedia disana. Rambut pirangnya, diikatnya keatas.
Hideo menahan nafas melihat bagaimana Fayza dengan lincah melakukan skipping dan jakunnya tampak naik turun melihat bagaimana seksihnya bentuk tubuh gadis itu.
Astaga jantungku! Hideo menepuk-nepuk dada kirinya yang berdebar kencang. Gawat ini!
***
"Anda memang suka olahraga rupanya" komentar dokter Daewoon. "Lihat ini nyonya, kaki anda sudah bagus dan otot-otot Anda yang lain memiliki massa yang sudah mulai kembali seperti dulu."
"Tampaknya begitu dokter. Apakah anda tahu kehidupan saya sebelum mengalami amnesia?" tanya Fayza sambil mengelap keringatnya dengan handuk kecil yang dibawakan oleh Na-eun.
"Sayang sekali nyonya, saya pun sama dengan suster Na-eun baru datang kemari setelah nyonya mengalami kecelakaan jadi saya kurang tahu kehidupan anda sebelumnya." Maafkan saya nona Fayza, tapi demi nyawa saya.
Fayza menatap wajah dokter Daewoon dengan tatapan maklum. "Saya paham itu dokter. Mungkin benar pikiran saya, bisa jadi sebelumnya saya bekerja di SAR atau pekerjaan lain yang membutuhkan otot."
Na-eun tersenyum. "Saya pikir bukan itu, nyonya."
Fayza menoleh ke arah perawatnya. "Apa yang kamu pikirkan Na-eun?"
"Saya kira nyonya dulunya atlet atletik."
Fayza terbahak. "Aku lebih suka dikira guru olahraga atau instruktur senam."
"Nyonya semakin ngaco" kekeh Na-eun.
"Maklum kan lah wanita amnesia ini sekali lagi karena Hideo tidak membicarakan detail tentang siapa aku sebenarnya" senyum Fayza.
Hideo yang hendak masuk ke dalam ruang Dojo langsung menghentikan langkahnya saat mendengar ucapan gadis itu.
Maafkan aku, Fayza tapi kamu harus disini bersamaku tanpa harus mengetahui siapa dirimu sebenarnya.
***
Jakarta, Indonesia
Freya menatap langit malam kota Jakarta dari jendela apartemennya dengan perasaan sedih. Sudah hampir empat bulan adiknya dinyatakan meninggal dengan jasad yang tidak ditemukan.
Ibu dari kembar Gemini dan Gemintang selalu menolak kenyataan bahwa adik perempuan satu-satunya itu sudah meninggal. Haris yang melihat istrinya melamun lagi pun datang menghampiri.
"Sotong, kamu baik-baik saja?" tanya Haris sambil memeluk istrinya dari belakang.
"Tidak, cumi. Aku teringat Fayza" jawab Freya.
"Apakah kamu masih menganggap Fayza masih hidup?" Haris meletakkan dagunya di ceruk leher Freya.
"Aku selalu yakin Fay masih hidup diluar sana dan dia baik-baik saja."
"Kenapa bisa begitu, sayang?" tanya Haris.
"Karena sampai detik ini, aku belum ditemui hantu Fayza."
Haris menatap horor ke istri sintalnya.
***
Yuhuuuu Up Malam Yaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Chandra Dollores
baca silsilah keluarganya ribet aq.. sampe mabok.. tp kesah 2 sejoli Fay-Hideo pantang utk ditinggal
2023-03-18
1
Uniie Gentra
kenapa jafi hoshi thor?? 😂
2022-07-28
1
mamahe Lana
bener bener deh si Freya....gak bisa lepas dari yg berbau horor...😱
2022-07-23
1