Hideo menatap punggung Fayza yang sedang asyik bermain piano miliknya. Hideo memang bisa bermain piano tapi dirinya sangat jarang sekarang memainkan alat musik itu.
Dua hari dia meninggalkan Fayza, sudah banyak kejutan yang diperolehnya. Fayza yang bisa memasak, Fayza yang bisa bermain piano, Fayza yang bisa menerbangkan helikopter, Fayza yang bisa beladiri, Fayza yang cerdas, Fayza yang asal njeplak. Apalagi kejutannya?
Perlahan pria itu menghampiri gadis yang sedang memainkan lagu Radical Dreamers dari game Chrono Cross. ( lagunya bisa dicari di YouTube atau Spotify ). Usai memainkan lagu itu, Fayza mematung ketika sepasang lengan kekar memeluk dirinya dari belakang dan harum parfum maskulin yang semakin dihapalnya tercium di hidungnya.
"Kamu kenapa, darling? Tidak bisa tidur?" bisik Hideo di sisi telinga Fayza.
"I...iya" jawab Fayza gugup.
"Kenapa? Apa karena aku tidak ada di sisimu?" suara Hideo terdengar parau di telinga Fayza yang membuat gadis itu merinding. "Aaddduuuhhh!" Hideo memekik ketika jari Fayza mencubit tangannya.
"Kamarmu terlalu suram dan aku ingin kembali ke kamar ku!" sungut Fayza sambil manyun.
Hideo melepaskan pelukannya lalu meraih tangan Fayza dan menggandengnya. "Yuk tidur. Ini jam tiga pagi dan aku sangat lelah."
Fayza baru sadar melihat grandpa's clock yang terdapat di ruang tengah kalau dia sudah dua jam bermain piano.
"Kamu kenapa berantakan? Apa kamu mabuk?" selidik Fayza sembari memicingkan matanya.
Iya, aku mabuk dengan harum tubuhmu, Fay. Sialan! Aku salah membelikan parfum dan sabun yang sama dengan apa yang aku temui di dalam tas kamu. Harumnya memabukkan.
Na-eun dan Yumi memang diminta Hideo untuk memindahkan semua peralatan make up, parfum dan peralatan mandi Fayza ke dalam kamarnya.
"Kamu beneran nggak mabuk?" tanya Fayza lagi melihat betapa berantakannya Hideo.
"Aku bukan tipe pria yang gampang mabuk, Fay. Aku kuat minum." Hideo dan Fayza tiba di kamar pria itu dan keduanya pun masuk ke dalam. Hideo segera mengunci pintu kamarnya.
Fayza melepaskan kimono yang menutupi kaos hitam dan celana merah kotak-kotak yang merupakan outfit tidurnya.
Hideo menatap baju tidur yang dipakai gadis itu dan mengernyitkan dahinya.
"Kenapa tidak memakai lingerie yang aku belikan?"
Fayza melotot. "Modus! Enak saja!! Itu kan mau kamu!"
Hideo tersenyum smirk. "Siapa juga yang tertarik sama cewek kurus seperti kamu?"
Fayza tertawa. "Gitu kok bilang aku istrimu? Kalau memang kamu suka yang gempal, aku bukan tipemu, Mister!"
Hideo melongo. "Gempal?"
"Iya. Kan kamu suka yang berdaging sedangkan aku bertulang."
Hideo terbahak. "Oh astaga! Kamu tuh benar-benar deh!" Pria itu pun masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri sedangkan Fayza naik ke atas tempat tidur dan tak lama matanya pun terpejam.
Lima belas menit kemudian Hideo keluar dengan mengenakan handuk di bawah pinggang nya dan tersenyum melihat Fayza sudah terlelap di balik selimut.
Pria itu melepaskan handuknya asal dan mengambil boxer Calvin Klein hitamnya dan memakainya. Setelahnya Hideo naik ke atas tempat tidur dan mencium pipi Fayza lalu memeluknya dari belakang.
Sialan! Jangan-jangan ucapannya Jin benar. Bisa-bisa aku tertarik dengan gadis cablak satu ini.
Hideo meletakkan hidung mancungnya di ceruk leher Fayza yang selalu membuatnya mabuk dan nyaman. Tak lama dirinya pun ikut terlelap bersama gadis itu.
***
Fayza mengerjapkan matanya ketika merasa dua buah tangan kekar memeluk dirinya posesif dan mata birunya pun membelalak ketika melihat wajah Hideo sangat dekat dengan dirinya.
Oh Astaga! Dasar pria modus!
Fayza berusaha melepaskan diri dari pelukan Hideo tapi pria itu sepertinya semakin mengencangkan pelukannya.
"Hideo..." bisik Fayza di dekat leher Hideo karena wajahnya hampir menempel di wajah pria itu.
"Shut up Fay! Aku masih mengantuk! Biarkan begini dulu" gumam Hideo sambil terpejam.
Fayza hanya bisa pasrah dipeluk sedemikian rupa karena dia tahu rasanya pasti akan pusing jika dibangunkan dengan paksa.
"Tahu sih kalau lagi enak-enak tidur dibangunin paksa bakalan vertigo tapi aku pengen lepas. Kalau vertigo, kan aku jadi bersalah. Eh tapi sebenarnya kalau bikin si tukang modus tukang maksa vertigo, nggak dosa kan?"
Hideo tersenyum tipis ketika dirinya melirik ke arah Fayza yang masih ngomel sendiri namun tampak tidak tega membangunkannya. Dirinya semakin durjana dengan menyerukkan wajahnya di leher Fayza.
"Eh...eh...kok makin menjadi? Ah bomat lah kalau si mafia sontoloyo ini vertigo." Fayza menggelitik pinggang Hideo yang membuat pria itu terjengkat.
"Astagaaa! Fayza!" teriak Hideo terkejut dengan ulah gadis itu.
"Salah nya modus! Sudah baik aku tidak mendorong dirimu jatuh dari tempat tidur!" omel Fayza sambil turun dari tempat tidur dan menuju kamar mandi.
Hideo hanya memandang gadis tinggi itu sembari memegang pinggangnya. Benar-benar deh!
***
Hideo dan Fayza menikmati acara brunch aka breakfast-lunch karena untuk sarapan kesiangan, untuk makan siang kepagian jadilah brunch.
Seperti biasa Hideo mengenakan kemeja putih tapi kali ini dirinya mengenakan celana jeans sedangkan Fayza pun mengenakan kaos putih dan celana jeans.
"Kok kita jadi couple begini sih bajunya?" ucap Hideo sambil memakan sandwichnya.
"Mana aku tahu. Soalnya aku ambil saja yang ada di lemari" sahut Fayza yang sebelumnya sudah berada di dapur untuk membuat teh wasgitel yang cocok komposisinya.
"Habiskan makanan mu. Nanti ikut aku."
Fayza menatap Hideo dengan wajah terkejut serta mulut penuh. "Mammhh keknvbbann?"
"Hah? Kamu bilang apa?" Hideo menoleh ke arah gadis yang masih susah payah menelan sandwich nya.
"Mau kemana?" ucapnya setelah menelan sandwich tunanya.
Hideo mati-matian untuk tidak mencubit pipi mulus itu. "Jalan-jalan ke pantai. Bukankah kamu ingin melihat rumahku?"
"Apa kamu tidak takut aku kabur?" kerling Fayza.
"Paling kalau kamu kabur, aku bopong kamu macam kemarin dan aku akan memukul pan*tatmy macam anak nakal!"
Fayza melotot. "Pelecehan!"
"Makanya jangan nakal, anak cantik" kekeh Hideo sambil mencium pipi Fayza.
"HIDEO! Modus!" teriak Fayza namun pria itu sudah kabur.
***
Fayza berjalan dengan digandeng oleh Hideo menuju ke halaman belakang dengan turun tangga dari rumah pria itu menuju pantai yang terletak dibawah rumah mewah itu.
"Waaaahhhh!" seru Fayza ketika melihat birunya lautan namun ada rasa takut seperti teringat saat kecelakaan.
"Kamu suka?" tanya Hideo sambil tersenyum. Kacamata hitam bertengger di atas hidungnya yang mancung.
"Suka tapi aku takut laut."
Hideo hanya terdiam.
Manisnya
***
Yuuuhhuuu Up Pagi Yaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Lina RA
kek@ visual fayza agak jompang dgn abg lee,
cewek@ lbh cocok jd cast pemeran kedua 🙏🙏
2023-01-23
0
97 ⁷⟬⟭💜❄ʰᶦᵃᵗ☑︎
wes oleng aku angkat tangan
2022-06-23
1
97 ⁷⟬⟭💜❄ʰᶦᵃᵗ☑︎
lha emang udah otewe bang
2022-06-23
1