Fayza baru menyadari Hideo memeluk tubuhnya dan menciumi lehernya, segera menolehkan wajahnya yang membuat pria itu tidak melepaskan kesempatan untuk mencium bibir seksih itu.
Sejenak Fayza terpaku dan menikmati ciuman pria itu yang terasa lembut namun lima detik kemudian gadis itu melepaskan pagutan Hideo.
"Dasar modus!" umpat Fayza sambil mengusap bibirnya yang terasa bengkak.
"Modus sama istri sendiri tak apa Fay" bisik Hideo.
"Kenapa aku merasa kamu bukan suamiku?" gumam Fayza sambil melepaskan diri dari pelukan Hideo.
Hideo melepaskan pelukannya dan matanya hanya menatap gadis yang berjalan dengan santainya ke meja makan.
Kamu itu kok bisa feeling-nya kuat? Semoga amnesiamu tetap bertahan sampai aku bisa membuat keluarga mu berantakan.
Fayza duduk di kursi makan dan Hideo pun duduk di sebelahnya seperti biasa. Para pelayan menyiapkan makan siang ini dengan menu oxtail soup khas Korea dan secangkir teh wasgitel terdapat di sebelah piring gadis itu.
"Teh wasgitel?" Fayza menoleh tidak percaya setelah dia menyesap minuman itu.
"Kenapa? Bukankah kamu ingin teh wasgitel?" Hideo menatap Fayza sembari tersenyum smirk. Kamu tidak tahu saja bagaimana anak buahku harus ke Solo demi membeli banyak teh sialan itu!
"Hhhhmmmm. Komposisinya agak salah tapi tak apa. Nanti aku buat dengan komposisi yang pas."
"Fay, kamu itu bule kenapa suka teh seperti ini?" tanya Hideo sambil menatap intens gadis itu.
"Aku sendiri tidak tahu, Hideo..." gumam Fayza dengan wajah bingung.
Hideo menggenggam tangan Fayza dengan lembut. "Jangan terlalu dipikirkan sebab nanti akan membuat kepalamu sakit." Hideo mencium punggung tangan gadis itu. "Ayo makan."
Fayza pun mengangguk patuh.
***
"Boss!"
"Apa Jin?" Siang ini usai makan siang, Hideo dan Jin terbang ke Seoul untuk mengurus pekerjaan disana. Kini keduanya berada dalam mobil Bentley sedangkan pengawal Hideo berada di dalam mobil Mercedes yang berada di depan dan belakang.
"Hati-hati boss nanti tertarik serius dengan nona Fayza."
Hideo mengangkat wajahnya dari layar iPad.
"Apa maksudmu, Jin?"
"Saya takut Anda jatuh cinta dengan nona Fayza."
Hideo menatap keluar jendela mobil. "Aku yang akan membuat dirinya jatuh cinta padaku."
Jin hanya menoleh ke arah bossnya. "Apa yang boss rencanakan?"
Hideo melirik ke Jin dan tersenyum licik. "Tunggu saja tanggal mainnya."
Kok saya tidak yakin anda tidak akan tidak jatuh cinta dengan nona Fayza mengingat bagaimana gadis itu keluar aslinya yang tangguh dan bukan tipe cengeng.
***
Fayza celingukan di dapur dan menatap bingung melihat banyaknya bahan makanan disana.
"Nyonya Park" sapa seorang pelayan. "Nyonya mau apa?"
"Aku mencari ramen atau udon. Apakah ada?" tanya Fayza yang entah kenapa ingin makan ramen pedas.
"Nyonya mau saya buatkan?" tanya pelayan itu.
"Tidak usah. Biar aku masak sendiri. Beri tahu saja panci nya dimana?"
Pelayan itu menyiapkan semua permintaan Fayza dan gadis itu dengan lincahnya memotong semua bahan, lalu dia membuat telur dadar ala Korea.
Pelayan disana hanya melihat kesibukan Fayza tanpa ada keinginan untuk menginterupsi. Tak lama semua masakan sudah siap dan Fayza membawa nampan dan duduk di meja makan.
"Nyonya, makan malam ini saja?" tanya pelayan itu.
"Iya, aku makan ini saja. Hideo pasti pulang malam. Kalian makan saja dulu habis itu istirahat."
"Tapi nyonya..."
"Apa? Kalian takut aku kabur lagi? No, aku mau makan ramen. Kalian makan malam saja sekarang, bukankah kalian sudah bekerja seharian?" Nada suara Fayza terdengar tidak bisa dibantah.
Pelayan itu menatap ke kedua pengawal yang ditugaskan oleh Hideo untuk mengawasi Fayza dan keduanya mengangguk.
"Kalian berdua, makan dulu sana! Tenang saja, aku tidak akan kabur." Fayza menoleh ke arah dua pengawalnya.
"Tapi nyonya..."
"Hei, apa kamu tidak lihat? Tuh CCTV dimana-mana dan aku yakin tuanmu yang menyebalkan tukang modus tukang maksa dan super annoying itu pasti sedang mengawasi dari ipadnya." Fayza memberikan jari tengah ke arah kamera CCTV yang terdapat di ruang makan.
***
Hideo terkejut melihat gadis cantik itu memberikan tanda yang tidak sopan ke arah kamera CCTV di ruang makan namun sejurus kemudian pria itu tersenyum smirk.
Benar-benar menggemaskan!
Rasanya Hideo ingin segera pulang tapi kabar bahwa keluarga Bianchi masih mencari keberadaan Fayza membuatnya harus waspada.
"Boss" bisik Jin.
"Apa Jin?"
"Besok boss ditunggu bertemu dengan Joey dan Luca Bianchi."
"Dimana?"
"Four season hotel. Kedua cucu tuan Joshua Akandra sudah berada di Seoul tadi pagi."
"Oke. Jam makan siang."
"Baik boss."
***
Hideo dan Jin duduk di meja makan ruang VIP restauran di Four Season menunggu dua pria dari keluarga Bianchi, anggota klan Bianchi Italia.
Tak lama datanglah dua orang pria dengan berdarah Italia kental bersama dengan empat orang berpakaian hitam-hitam yang diperkirakan pengawal kedua mereka.
Dua pria tampan itu menghampiri Hideo yang berdiri menyambut.
"Signore Joey Bianchi, Signore Luca Bianchi" sapa Hideo.
"Mr Hideo Park" sapa Luca.
Introducing Jeoffree 'Joey' Fransesco Akandra Bianchi
Introducing Luca Alano Akandra Bianchi
"Bagaimana kabar anda Signore Bianchi?" sapa Hideo basa basi.
"Baik terimakasih."
"Silahkan duduk." Keempat pria itu pun duduk.
"Baru kali ini kami bertemu dengan ketua mafia Silver Shinning" senyum Joey yang seorang dokter bedah.
"Begitu juga saya, baru kali ini bertemu dengan anda." Hideo tersenyum kepada kedua saudara sepupu yang darah Italianya sangat kental.
"Terimakasih atas kiriman bunganya untuk Opa kami" ucap Luca. "Sejujurnya kami sudah melupakan soal Silver Shinning karena sejak Opa buyut kami lepas dari klan itu dan ditambah Opa Joshua juga sudah tidak mau berurusan dengan kalian."
"Ada maksud apa dengan anda mengirimkan karangan bunga itu?" Joey menatap tajam ke arah pria berdarah Korea itu.
"Saya ikut berduka cita dan sebagai penghormatan saya kepada tuan Joshua Akandra Kim, tidak ada niatan lain." Hideo tersenyum hormat.
"Apakah hanya itu?" Joey memicingkan matanya.
"Tentu saja."
Joey dan Luca saling berpandangan.
"Mari kita makan siang. Saya sudah siapkan" senyum Hideo.
"Bukankah kami yang mengundang anda?" kekeh Luca.
"It's okay. Santai saja."
***
Fayza terbangun karena merasa haus dan dirinya merasa engap karena harus tidur di kamar Hideo. Gimana enaknya tidur di kamar suram begini?
Gadis itu lalu keluar kamar dan melihat dua pengawalnya masih siap dengan cangkir kopi di meja.
"Nyonya mau kemana?" tanya salah seorang pengawal.
"Apakah disini ada piano?" tanya Fayza.
"Ada nyonya. Apa nyonya hendak memainkan piano?"
"Aku tidak bisa tidur. Dimana pianonya?"
Pengawal itu mengantarkan ke ruang tengah dan Fayza melihat sebuah grand piano bewarna hitam. Gadis itu tersenyum dan segera menuju piano itu dan membuka tutupnya. Pelan-pelan dia memencet tuts piano dan wajahnya bahagia melihat piano itu terawat dengan baik.
Fayza langsung duduk dan bermain lagu yang dia ingat. Ruang tengah itu pun menjadi semarak dengan permainan piano Fayza.
Hideo yang baru datang mendengar permainan piano Fayza hanya tertegun.
Apalagi kejutan darimu, Fay?
***
Yuhuuuu Up Siang Yaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
🍭ͪ ͩ✿⃝ᵀᴬᶠ♥︎🅐🅡...97 ⁷⟬⟭💜❄
biasanya bonusnya foto thoo ini kog dikasih kejutan y... mana dia senyum lagi...
bahaya lhoooo
2022-06-23
1
🍭ͪ ͩ✿⃝ᵀᴬᶠ♥︎🅐🅡...97 ⁷⟬⟭💜❄
yaaaaaa ampun gusti.... lama2 bisa oleng aku
2022-06-23
1
🍭ͪ ͩ✿⃝ᵀᴬᶠ♥︎🅐🅡...97 ⁷⟬⟭💜❄
alah2 bang ngono ya ttep kog lakoni😂😂😂
2022-06-23
1