Hideo tiba di rumah Jejunya pukul tiga pagi dengan wajah lelah sebab acara pertemuan malam tadi banyak membahas perkembangan keuangan klan Silver Shinning yang semakin bertambah dengan banyaknya klien yang membutuhkan barang-barang black market yang bisa disediakan oleh klan pria itu.
Hideo melonggarkan dasinya dan segera naik ke lantai dua menuju kamar Fayza. Dipegangnya kenop pintu kamar gadis itu dan tampak tubuh langsingnya terbaring miring di atas kasur dengan nafas teratur.
Pria itu berjalan ke arah wajah Fayza yang terlelap dengan wajah damai. Hideo mengelus sekilas pipi mulus Fayza lalu mencium keningnya. Entah apa yang merasuki pria itu tapi dirinya ingin menyentuh gadis itu.
Setelahnya Hideo masuk ke dalam kamar mandi Fayza dan membersihkan tubuhnya. Bau rokok dan alkohol sangat menyengat dan Hideo tidak ingin Fayza mencium bau tubuhnya yang seperti ini.
Usai mandi dan hanya mengenakan handuk di bawah pinggangnya, Hideo berjalan menuju ke walk in closet Dan mengambil boxernya disana. Hideo sengaja meninggalkan beberapa barang pribadinya di lemari yang sudah ia isi dengan baju untuk Fayza.
Hanya dengan mengenakan boxer Balenciaga hitam, Hideo pun masuk ke dalam selimut dan merebahkan tubuhnya di samping Fayza. Hideo mati-matian untuk tidak menyentuh gadis itu karena dia tahu dia bisa kebablasan.
***
Fayza membuka matanya ketika sinar mentari menerpa wajah cantiknya. Diliriknya jam digital yang berada di atas nakas sisi kirinya. Pukul enam pagi tapi matahari sudah tinggi.
Gadis itu merenggangkan tubuhnya dan terkejut ketika tangannya menyentuh wajah seseorang. Hah? Siapa yang tidur di sebelah aku?
Mata birunya terbelalak melihat Hideo tidur di sebelahnya tanpa mengenakan baju. Astagaaa! Ini orang malah tidur disini?
Fayza menatap wajah pria khas Asia itu dengan mimik bingung. Memang dia masuk kamarku kapan? Kok aku tidak merasa? Fayza pun bangun pelan-pelan lalu mengikat rambut pirangnya tinggi yang menunjukkan leher jenjangnya.
Gadis itu pun menuju walk in closet lalu mengambil bajunya dan menuju kamar mandi. Dilihatnya Hideo masih terlelap membuat Fayza merasa harus cepat-cepat mandi dan keluar dari kamarnya.
Setengah jam kemudian Fayza selesai mandi lalu membuka jendela kamarnya dan tersenyum melihat cuaca cerah pagi ini.
Hideo yang terusik dengan suara debur ombak membuka matanya pelan dan melihat tubuh langsing dengan rambut pirang diikat buns keatas sedang menikmati pemandangan dari jendela besar kamarnya.
Pria itu pun terduduk dengan bersender di kepala tempat tidur sambil menyalakan rokoknya. Suara pemantik Zippo dan bau asap rokok membuat Fayza menoleh.
"Sudah bangun?" tanya Fayza dengan wajah datar.
"Menurut mu?" Hideo menghembuskan asap rokoknya.
"Kalau mau ngerokok, janganlah di kamarku. Aku tidak suka bau asap rokok!"
Hideo pun bangun dari tempat tidur dengan cueknya lalu menghampiri Fayza yang wajahnya memerah melihat seorang pria setengah telan*Jang mendekati dirinya.
"Ini rumahku jadi aku bebas berbuat apa saja, Fay" ucap Hideo dingin. Fayza yang sedikit mundur, merasakan punggungnya menempel kusen jendela. Hideo pun mengurung Fayza dengan tangan kirinya yang ditempelkan di kusen itu.
"Tapi aku tidak suka bau rokok di kamarku" ucap Fayza dengan wajah datar dan nada tegas meskipun Hideo bisa melihat sekelebat panik di mata birunya tapi pria itu salut dengan kemampuan gadis itu menguasai emosinya.
Hideo menghisap rokoknya lalu menghembuskan asapnya di sisi wajah Fayza. "Biasakan!"
Fayza menatap judes ke Hideo. "Tidak akan!" tantangnya.
"Kamu berani menantang aku, Fay?" Jujur Hideo masih lelah tapi gadis di hadapannya membuat emosinya naik.
"Kenapa? Aku membela prinsipku! Aku tidak mau ada bau asap rokok di kamarku jadi aku minta kamu jangan merokok disini."
"Suka-suka aku Fay. Kamu tinggal bersamaku, hidup bersamaku. Suka tidak suka, kamu harus terbiasa!"
"Apakah kamu dari dulu seperti ini?" tanya Fayza.
"Seperti apa?"
"Tukang maksa! Apa selama setahun kita menikah, kamu memang seperti ini? Katakan padaku Hideo. Seperti apa kehidupan pernikahan kita? Aku benar-benar tidak ingat sama sekali!"
"Iya! Aku tukang maksa dan aku adalah pria yang egois ! Sekali kamu menjadi milikku, maka selamanya menjadi milikku!"
Fayza menatap tajam Hideo. "Aku bukan milik siapa-siapa, Hideo! Aku adalah milik aku sendiri!"
Hideo menempelkan tubuh polosnya ke tubuh Fayza. Rokoknya dia matikan sembarangan di pagar besi jendela kamar Fayza dan putungnya dia buang keluar.
"Saat kamu sudah menikah dan mengucapkan janji pernikahan, maka kamu adalah milikku, Fay." Mata hitam itu tampak menusuk mata biru Fayza yang menatapnya dingin.
"Buktikan."
"Apa?"
"Aku butuh bukti pernikahan kita!" Fayza mengangkat dagunya dengan sikap menantang. "Aku memang amnesia tapi aku tidak bodoh Hideo!"
"Kamu ingin bukti?" desis Hideo yang semakin mendekati wajah cantik itu.
"Ya Hideo." Fayza menatap wajah dingin Hideo.
"Akan aku buktikan." Hideo menyambar bibir Fayza dan Melu*matnya. Tangan kanannya memegang tengkuknya sedangkan tangan kiri pria itu memeluk pinggang gadis itu.
Fayza berusaha melepaskan diri pelukan pria itu namun Hideo semakin erat memeluknya dan ciumannya pun semakin intens. Bahkan lidah pria itu pun bermain di dalam mulutnya.
Gadis itu masih berusaha melawan hingga akhirnya entah mendapatkan kekuatan dari mana, tangan kanan Fayza yang bebas menarik rambut Hideo hingga pria itu tersentak ke belakang dan melepaskan ciuamnnya. Tangan kiri Fayza pun terbebas dari himpitan dada pria itu.
"Damn it!" Umpat Hideo yang merasakan sakit di kepalanya.
BUGH! Fayza meninju wajah Hideo keras. "Jangan pernah menciumku seperti itu!" Gadis itu pun meninggalkan Hideo yang masih mengusap rahangnya akibat pukulan Fayza.
Dengan langkah pelan karena massa ototnya masih belum kuat, Fayza berjalan menuju pintu kamar untuk keluar hingga tubuhnya merasa melayang. Gadis itu memekik ketika tubuhnya dilemparkan oleh Hideo ke atas tempat tidur yang langsung mengungkungnya dan memegang kedua tangan Fayza erat hingga dia tidak bisa menggunakan tangannya.
"Kamu sudah memukulku, Fayza dan itu sakit!"
"Tapi kamu memang pantas mendapatkannya!" balas Fayza galak.
"Kamu memang susah diatur!"
"Baru tahu!"
"Kamu itu ... " Hideo hendak menciumnya lagi ketika tulang keringnya terasa ditendang oleh kaki Fayza membuatnya mengaduh hingga cengkraman tangannya mengendur. Fayza tidak menyia-nyiakan kesempatan ini dengan meninju wajah Hideo kedua kalinya lalu menendang ulu hati pria itu dengan lutut kanannya membuat Hideo terjatuh dari tempat tidur.
Bergegas Fayza berguling menjauhi Hideo dan berlari ke pintu kamarnya dan membukanya lalu meninggalkan pria yang masih kesakitan itu.
Hideo terbatuk-batuk merasakan sakit di ulu hati yang sempat membuatnya sesak nafas beberapa detik dan tulang keringnya senut-senut.
Brengsek! Gadis itu bisa beladiri rupanya !
***
Fayza tanpa sadar sudah berlari menuju halaman belakang yang luas dan asri. Adrenalin di tubuhnya membuatnya lupa kondisi kakiny hingga mata birunya melihat sebuah helikopter yang terparkir disana.
Alat kaburku!
***
Yuhuuuu Up Pagi Yaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Asngadah Baruharjo
semangat fayza
2023-12-20
1
shinta
gseru...seru ..seru ...seru...!!!!!!!
2022-07-02
1
97 ⁷⟬⟭💜❄ʰᶦᵃᵗ☑︎
jangan macam2 sama keturunan pratomo bang....
dan anda salah milih lawan
2022-06-19
2