Permadi pulang di jam 10 malam, setelah mengantarkan Kania pulang ke rumahnya yang di sambut oleh Ratna ibu dari Kania.
"Permadi, terima kasih sudah mengantarkan Kania pulang, Tante minta ini yang terakhir kali kamu antar Kania. Karena setatusmu sudah berubah permadi, kamu sekarang suami orang," pinta Ratna mengingatkan, sekaligus melarang putrinya bertemu dengan Permadi yang telah menjadi mantan pacarnya.
Kania masuk kedalam rumah dengan sorot mata kekesalan atas sikap dan ucapan mamanya pada Permadi.
"Maaf Tante, Saya dan Kania masih tetap saling mencintai sampai kapan pun," ucap Permadi tanpa basa-basi.
Permadi membuka pintu mobil menyalakan mesin kemudinya, meninggalkan Ratna yang masih berdiri menyilangkan tangannya di dada di depan pintu gerbang. Ratna memberi peringatan pada Kania agar tidak menjalin hubungan lagi dengan permadi, Kania yang masih belum terima akan sikap mamanya terhadap permadi, tidak ingin mendengarkan alasan apa pun.
Kania masih tak bergeming menekan remot tivi asal tanpa fokus pada layar datarnya. Seolah melampiaskan rasa kekesalannya serta marah pada benda menyala di depannya dan melempar remot tivi dengan kasar di kursi tamu. Kania beranjak pergi menuju kamarnya di lantai atas, membanting pintu kamar kasar meninggalkan mamanya yang belum berhenti menasihati putrinya.
"Kania, Mama belum selesai ngomong. Sampai kapan pun mama tidak akan pernah merestui hubungan kalian," teriak Ratna pada Kania.
...****************...
Permadi baru ingat jika Nadia berada di rumah sakit menggantikan Tantri menjaga ibunya, ketika Permadi sudah hampir setengah perjalanan pulang menuju rumahnya. Ia pun memutar balik mobilnya menuju rumah mama Dita, ia sampai di rumah mama Dita pukul 11 malam. Mendengar deru mobil di depan pintu gerbang, Pak Sobri membukakan pintu besi hitsm yang menjulang setelah mobil memasuki area pekarangan dan kembali menguncinya.
Permadi duduk di meja dapur meraih gelas menuangkan air minum dan meneguknya hingga kosong. Mama Dita keluar dari kamar untuk membuatkan susu Fafa, Mama Dita melihat penampilan Permadi sangat kacau mendekati Permadi yang duduk termangu tanpa menyadari kehadiran Mamanya di belakangnya.
"Baru pulang kamu, Di?" tanya mamanya. Permadi nampak kaget menoleh ke belakang mendengar suara Mama Dita dari arah belakang ia duduk.
"Mama! Mama belum tidur?" tanya Permadi kaget.
"Mau mama panasin makan?" mamanya balik bertanya pada permadi dengan tangan yang masih sibuk membuatkan susu ke dalam botol.
"Nggak usah, Ma tadi udah makan sama Ka_ "
Hampir saja permadi keceplosan menyebut nama Kania di depan mamanya bisa ribut di tengah malam karena syok.
"Sama siapa, Di?" tanyanya lagi penasaran dengan memicingkan kedua matanya.
"Sama klien Mah, sama siapa lagi?" Kilahnya berbohong.
"Mama pikir sama Kania. Kamu lagi nggak bohingin mama 'kan, Di? Ya sudah mama mau balik ke kamar takut fafa ke bangun."
Permadi memandang punggung mama Dita yang menghilang dari balik dinding dapur mengusap wajah dan menarik nafasnya kasar.
"Maafkan permadi mah, udah bohingin mama. Harusnya mama mengerti dari dulu permadi nggak setuju mama jodohin permadi sama Nadia. Sekarang permadi udah penuhin semua maunya mama, Maafin permadi, Mah yang egois."
Permadi kembali menutup pintu kamar mama Dita yang berbaring di samping Fafa memeluknya dengan sayang. Permadi tidur di kamarnya yang lama sebelum ia menikahi Nadia menatap langit-langit kamar berbantalkan lengannya sebagai penyangga kepalanya. Memikirkan banyak hal tentang setatus pernikahannya dengan Nadia dan memikirkan mau dibawa kemana setatus hubungannya dengan Kania mantan pacarnya.
🌼🌼🌼
Di rumah sakit Nadia tidur di lantai beralaskan tikar tipis menatap langit-langit plafon rumah sakit. Bayangan Fafa tersenyum, menangis berceloteh lucu di matanya. Bayangan pahit kembali teringat ketika Nadia mendapati Permadi membalas chat mesranya dengan kontak nama bertuliskan Kania. Ia pun merubah posisi tidurnya memiringkan tubuhnya, menyembunyikan airmatanya yang telah luruh dan membasahi bantalnya hingga lembab dan ia pun terseret ke alam mimpi. Berharap esok pagi Permadi akan datang menjenguk ibunya dan menemani dirinya di rumah sakit meski hanya sebentar.
...****************...
Sementara Dokter tampan harus menjalani operasi dadakan, karena ada pasien kecelakaan yang harus segera di tangani di jam 01 dini hari. Sudah menjadi tugas dan tanggung jawabnya menangani tindakan meski itu diluar jam kerjanya karena keadaan sangat emergency. Meski wajah kantuknya masih terlihat jelas di wajah tampannya. Dokter Arshaka Sakti Bimantara menemui Suster jaga yang bertugas shift malam meminta Suster Faya dan dokter Sonya mendampinginya selama operasi berlangsung.
Sebelum melakukan tindakan di ruang operasi Dokter Arshaka menyempatkan diri ber-wudhu dan berdo'a. Tidak lebih dari dua menit Dokter Arsha keluar dari ruangannya, setelah dokter Anestesi melakukan suntik pembiusan dan suster Faya menyiapkan alat- alat operasi dokter Arsha segera masuk ke ruang operasi dengan pakaian steril medisnya. Kurang lebih hampir dua jam operasi berlangsung sukses dokter Arsha keluar dari ruang operasi sekitar jam tiga fajar membersihkan diri serta mengganti pakaian menuju ruangannya.
Ibu Laila mengeluh sakit di dada serta ulu hatinya Nadia pun terjaga dari tidurnya melihat keadaan ibunya yang mengeluh kesakitan. Nadia tidak tahu harus berbuat apa? Yang dia tahu ialah mencari bantuan petugas kesehatan.
"Ibu..... Ibu Kenapa, Apa yang ibu rasakan?" tanya Nadia dengan wajah panik serta takut.
Nadia nampak gugup dan gusar hanya mengusap-usap lembut pundak ibunya untuk menghalau sedikit rasa sakit yang di rasakannya. Dan Nadia melihat botol infus yang menggantung telah kosong, Nadia secepatnya keluar dan mencari bantuan meminta pada suster jaga. Namun ia melihat meja piket biasa suster berjaga kosong dan itu membuat Nadia menjadi lebih panik.
Nadia melihat Dokter Arsha yang tengah berjalan melewati ruangan diantara dinding penyekat koridor arah menuju ruangannya. Ia pun lari menghampiri Dokter Arsha menarik tangannya dan meminta dokter Arshaka memeriksa ibunya yang sedang merintih kesakitan.
" Dokter! Tolong ibu saya Dok, sepertinya beliau sangat kesakitan. Dan botol infusnya juga kosong" Paparnya dengan tangan yang masih menarik-narik tangan dokter Arsha.
"Ehh, iya tenanglah! Biar Saya periksa dulu," ucap dokter Arsha gugup yang tidak terbiasa dengan sentuhan tangan selain dari ibunya.
Dokter Arsha mengikuti langkah Nadia menuju ruangan di mana Ibunya di rawat dan segera memeriksa kondisi pasien. Ibu Laila yang sejak tadi merintih kesakitan hanya bisa berdo'a dalam hati agar semua baik-baik saja. Dokter Arsha segera keluar menuju meja jaga mencari botol infus yang tersedia di lemari medis. Suster jaga yang baru saja keluar dari toilet segera menghampiri Dokter Arsha.
"Maaf Dokter, ada yang bisa saya bantu?" tanya suster sedikit gugup.
"Ambilkan botol infus yang baru!" pinta dokter Arsha.
Dokter Arsha meraih botol infus dan membawanya ke ruang Perawatan ibu Laila, dan memasangnya pada selang yang terhubung pada jarum infus yang tertancap pada pembuluh darah pasien yang di bantu oleh Suster jaga. Setelah botol infus terpasang dengan benar dan mengatur selang agar cairan infus menetes normal.
Dokter Arsha meninggalkan ruangan ibu Laila dan Nadia mengucapkan kata terima kasih setelah ibunya tidak lagi merasakan sesakit tadi.
Seperti biasa dokter Arshaka Sakti Bimantara tidak terlalu banyak bicara ia akan langsung menegur siapa saja yang melakukan kesalahan.
"Suster kemana Anda saat pasien membutuhkan bantuan?" tanya dokter Arsha dengan nada datarnya dan sikapnya yang dingin.
"Maaf Dok, tadi saya ke toilet dan suster Niha sedang memeriksa ruangan sebelah," ucapnya dengan wajah sedikit menunduk.
Tanpa ada jawaban dari Dokter Arsha dengan wajahnya yang tanpa ekspresi, ia pun berlalu pergi meninggalkan ruangan Melati. Menuju ruangannya yang kembali melewati ruangan perawatan ibu Laila, Nadia melihat dengan jelas wajah tampan dokter yang sudah dua kali menolongnya. Melewati diantara deretan kaca disampingnya yang sedikit pun tanpa menoleh pada Nadia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
NNM
Terimakasih ka author iya sibuk di dunia nyata juga thor tugas numpuk
2022-07-01
2
Cut Nyak
ceritanya bagus tapi sama seperti saya jam terbangnya kurang....
masih perlu diasah.
semangat....!! 💪💪😘
2022-07-01
3