Berita kepulangan Leo ke UK langsung menyebar luas ke segala penjuru kota. Banyak yang merasa senang mengetahui pangeran mereka baik-baik saja, setelah dinyatakan menghilang saat bencana terjadi. Sepanjang jalan bendera kerajaan berkibar penuh untuk menyambut Sang Pangeran yang akan ke Capitol. Semua rakyat sudah tidak sabar untuk melihat pangeran mereka lagi.
Tepat pukul sembilan pagi, mobil yang ditumpangi Leo dan Ignis meninggalkan Lakewell Palace yang merupakan tempat tinggal raja secara turun temurun. Dan tempat itu kini ditinggali Leo bersama Ignis setelah raja dan ratu tiada, sesekali teman-teman mereka yang lain menginap di sana untuk menemani.
Melalui jalan di pinggiran danau, tempat Lakewell Palace berada, mereka berangkat menuju Capitol di pusat kota. Berbeda jauh dengan keadaan di luar sana, di UK semuanya tampak baik-baik saja. Tak ada tempat yang disentuh oleh ganasnya virus Ragen yang memporak-porandakan dunia, semua itu berkat kubah yang melindungi negara kecil itu.
Tidak hanya kubah tak kasat mata yang melindungi bagian langit UK, tetapi juga tembok besar yang mengelilingi pinggiran yang membuat UK terpisah dengan dunia luar sekaligus melindunginya dari ancaman bahaya. Keamanan tingkat tinggi itu memang diciptakan untuk melindungi kota kecil itu, sebab di negara itu terdapat harta yang paling berharga yang hanya diketahui oleh beberapa petinggi negara di dunia.
Sebab itulah Leo yang sudah lama berkelana di luar sana, merasa sangat aneh melihat pemandangan di negaranya yang begitu kontras dengan dunia luar. Bukan ia mengharapkan negaranya hancur seperti yang lain, hanya saja ia sedikit bersedih seandainya saja bisa membawa orang-orang di luar sana ke dalam negaranya. Mungkin banyak yang akan terselamatkan dari wabah Ragen.
“Setelah sekian lama bertarung dengan Ragen, melihat keadaan damai seperti ini. Membuatku sedikit aneh. Apa kau juga sependapat denganku, Leo?” tanya Ignis memecah keheningan di dalam mobil.
“Ya, aku pun merasakannya,” sahut Leo menyetujui.
“Negara kita benar-benar beruntung memiliki pengamanan cukup tinggi, tidak seperti yang lainnya.”
“Seandainya saja banyak negara yang membangun daerah keamanan, mungkin dunia ini tidak hancur,” gumam Leo.
“Ya... mungkin setelah ini akan banyak negara yang membangun tempat perlindungan untuk memulai peradaban baru nantinya,” terka Ignis.
“Seharusnya itu yang mereka lakukan.”
Leo mengedarkan pandangan ke luar jendela mobil. Mereka kini sudah memasuki pusat kota dan sudah banyak orang-orang berjajar di pinggir jalan menyambut kedatangannya. Mereka melambaikan tangan saat mobil Leo melintas, wajah mereka tampak bersuka cita melihat pangeran negeri itu telah kembali.
Sesampainya di Capitol, Leo langsung dibawa masuk menuju ruang dewan, di mana para petinggi negara sudah menunggu kedatangannya. Semua masih sama seperti terakhir Leo datang ke tempat itu, para petinggi dewan tak banyak yang ganti. Mereka semua langsung membahas tentang pengalaman Leo hidup di luar negeri, melawan para Ragen karena memang negara UK termasuk negara yang terbatas mendapatkan informasi soal wabah itu.
Butuh waktu yang cukup lama bagi Leo untuk menceritakan semua pengalamannya di luar sana, dan juga menjawab semua pertanyaan para dewan. Walau keadaan dalam negara sekarang aman, mereka tidak mau mengambil resiko tetap bersantai seperti sebelumnya. Meski wabah Ragen mulai mereda, musibah itu tetap tidak ada yang tau kapan datangnya. Bisa saja wabah itu kembali muncul dengan mutasi baru untuk beradaptasi dengan anti virus yang sudah berhasil diciptakan.
Setelah membahas cukup mendalam soal virus Ragen sekaligus perencanaan persiapan penanggulangan wabah tersebut, akhirnya pertemuan itu berakhir. Masing-masing pulang dengan membawa tugas baru di pundak mereka, tak terkecuali Leo yang harus mulai membiasakan diri memimpin kembali negara itu. Walau pun negara UK memiliki perdana menteri, tetapi keputusan akhir tetap berada di tangan raja. Dan saat ini setelah Regis Callum meninggal dunia, Leo lah yang menjadi akan menggantikannya minggu depan selepas upacara pengangkatan raja baru.
Belum sempat Leo keluar dari ruang dewan, Abraham Shaw, perdana menteri UK menahannya untuk membicarakan hal penting lain secara pribadi. Hanya Ignis yang merupakan orang terdekat Leo yang bisa mengikuti pembicaraan mereka berdua. Mereka pun segera menuju ruang perdana menteri agar pembicaraan itu tidak tersebar luas.
“Ada hal yang harus kau ketahui selain pembicaraan di sidang tadi,” kata Mr. Abraham memulai percakapan. “Sejak wabah menyebar dan kau menghilang bagai ditelan bumi. Tidak sedikit anggota dewan yang khawatir akan nasib negeri ini.”
Leo dan Ignis yang mendengarkan pria paruh baya di depannya itu, sontak mengerutkan kening bingung. Mereka melihat sejauh ini semua tampak baik-baik saja meski Leo berada jauh dari UK, terutama karena negeri ini masih memiliki perdana menteri yang bisa menggantikan posisi kepemimpinan selama raja tidak ada. Lagi pula sejak ayah Leo meninggal, mereka belum mengangkat raja baru. Leo masih berstatus putra mahkota dan belum naik tahta.
“Bukankah semua tampak baik-baik saja?” ucap Ignis.
“Semua tampak baik, hanya di luarnya saja. Tetapi mereka mengkhawatirkan kekosongan kursi raja yang kosong sangat lama. Rakyat juga sudah mulai gelisah tentang hal itu,” terang Mr. Abraham.
“Kalau memang Leo harus naik tahta, bukankah tinggal melakukannya saja sekarang?” ungkap Ignis.
“Tidak semudah itu. Negara kita memiliki aturan tidak tertulis soal pengangkatan raja baru. Putra mahkota harus memiliki setidaknya calon ratu untuk menyempurnakan kedudukannya.”
“Tapi Leo tidak memiliki calon saat ini.”
Mr. Abraham terdiam, dialihkan perhatiannya pada Leo yang sejak tadi hanya diam menyimak. Ia yakin Leo mengetahui peraturan ini sejak dulu, karena Leo satu-satunya penerus tahta kerajaan UK.
“Leo sudah memilikinya sejak masih kecil,” ucap Mr. Abraham. “Luna disiapkan oleh raja untuk menjadi pendamping Leo sejak kecil, kini dia sudah siap untuk itu.”
Nyaris saja Ignis mengumpati Mr. Abraham kalau tidak ingat untuk menjaga kehormatan mereka. Jelas usulan Mr. Abraham bukan sekedar soal peraturan tak tertulis, tetapi ada maksud lain di baliknya. Luna merupakan putri Mr. Abraham, menjodohkan Luna dengan Leo jelas akan mengamankan kedudukan Mr. Abraham sebagai perdana menteri. Memangnya siapa yang akan berani mengusik keluarga kerajaan nantinya?
Dengan tidak sabar Ignis melirik Leo yang masih tenggelam dalam pikirannya sendiri. Ia mengerti Leo masih tidak ingin berurusan dengan hal percintaan, terutama karena sahabatnya itu masih belum bisa melupakan Selena. Pemaksaan ini mungkin akan berdampak buruk untuk ke depannya.
“Mr. Abraham dengan tidak mengurangi rasa hormat, saya rasa Leo belum siap untuk urusan pernikahan. Leo masih dalam masa berkabung atas kepergian kekasihnya dalam perang besar di Venus. Saya tidak yakin, perjodohan itu akan menjadi pilihan terbaik saat ini. Saya rasa masih ada solusi lainnya,” kata Ignis.
“Sampai kapan Leo akan tenggelam dalam kesedihan? Lagi pula orang mati tidak mungkin hidup lagi,” sergah Mr. Abraham gusar.
“Sir...”
“Kepergian Leo sudah cukup membuat banyak masalah di negeri ini. Raja pasti akan kecewa melihatnya seperti ini, pergi lama meninggalkan tanggung jawab. Apa yang kupinta tadi adalah solusi paling tepat, untuk membuktikan Leo masih memiliki rasa tanggung jawab pada negeri ini. Kalau itu pun tak sanggup dilakukannya, aku tidak akan bertanggung jawab dengan apa yang terjadi kedepannya,” ancam Mr. Abraham.
Leo yang sejak tadi bergeming di tempat duduk, mendadak berdiri tegap. “Aku akan menikahi Luna. segala persiapan untuk pernikahan dan upacara penyerahan tahta, aku serahkan semua padamu,” katanya pada Mr. Abraham.
Tanpa berkata apa-apa lagi, Leo pergi meninggalkan tempat itu disusul Ignis yang masih tampak tidak puas. Keduanya menyusuri hall Capitol yang sunyi dalam kebisuan. Meski pun Ignis masih belum menerima keputusan Leo, ia menahan diri untuk tidak membahasnya saat ini. Hari sudah terlalu malam dan mereka berdua sudah sangat lelah, lebih baik pulang dan beristirahat lebih dulu.
Saat sampai di halaman Capitol, langkah Leo mendadak berhenti. Tak jauh di hadapannya terlihat seorang gadis yang berdiri menunggunya dengan wajah berseri. Gadis itu langsung berlari ke arah Leo dan memeluknya erat untuk melepas rindu.
“Leo... aku senang bisa melihatmu. Aku pikir kau tidak akan pernah pulang lagi,” ucap gadis itu disela linangan air mata bahagia.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Mega Kristina
ayo dong thorr up lagii
2023-04-27
1
Mega Kristina
up lagi dong thorr
2023-04-07
0
Mega Kristina
kapan up lagi thor?
2023-03-30
0