Rasa bersalah

Diana duduk dengan tubuh yang lesu, kepala dan tangannya pun masih di balut perban. Matanya menatap kosong ke arah depan, dia masih tak menyangka jika suaminya telah pergi meninggalkan dirinya.

"Jika saja... Hiks.. Hiks... Jika saja hubungan kita baik-baik saja, jika saja wanita itu tak pernah ada dalam hubungan kita. Ini semua tak akan pernah terjadi, hiks.. Jika saja aku bisa menahan emosi ku saat di dalam mobil, Mas Danu pasti masih hidup.. Hiks.. Hiks.. Hiks.."

Diana terus menangis seraya memegangi cincin berlian yang merupakan Cincin keinginannya dari dulu sampai sekarang.

Dia tak menyangka jika Danu akan membelikan Cincin ini untuk nya.

"Karmila.... Wanita sialan, jika kau tak masuk ke dalam hubungan ku, aku dan suamiku pasti.. Hiks.. Hiks.. pasti bahagia sekarang."

Keesokan harinya...

Diana dengan mata yang bengkak hanya bisa menatap kosong ke arah kuburan tempat peristirahatan terakhir suaminya.

"Yang sabar yah," Ucap Nina dengan mata yang sedih.

"Iya," Jawab Diana yang terus melihat ke arah kuburan Danu.

Nina hanya bisa diam, dia tahu bagaimana cerita perselingkuhan yang di lakukan Danu terhadap Diana.

Kini Nina pun tahu bagaimana kondisi Diana, wanita itu pasti sangat sedih dia telah di selingkuhi oleh pria yang sangat di cintai nya dan kini dia juga harus kehilangan pria itu untuk selama-lamanya.

"Ayo kita pulang, hari sudah mau hujan.." ajak Nina kepada Diana.

Diana dengan pelan hanya bisa mengikuti langkah kaki Nina, pikirannya masih melayang pada saat-saat terakhir bersama dengan Danu.

Harusnya hari itu adalah hari yang paling bahagia untuk Diana tapi Tuhan tengah bermain dengannya, seketika hari bahagia itu berubah menjadi hari yang paling menyediakan untuk nya.

Sesampainya di rumah, Nina langsung mendudukkan Diana di atas sofa.

"Ini minum dulu, Di." Ucap Nina seraya menyerahkan segelas air hangat pada Diana.

Diana dengan senyuman tipis langsung menerima air hangat pemberian Nina.

"Kamu yang sabar Di, aku tahu kau wanita yang kuat." ucap Nina.

"Iya, aku merasa bersalah Nin. Jika saja aku tak mengajak berdebat di dalam mobil mungkin Danu masih hidup sampai sekarang."

"Ini semua memang sudah takdir dari Tuhan, jadi kau tak boleh menyalahkan dirimu sendiri."

"Iya, tapi jika saja wanita itu tak ada di dalam hubungan kami berdua. Mungkin sekarang aku pasti sedang berbahagia bersama suami ku tengah merayakan anniversary kita yang ke 3 tahun."

"Iya Di, ini semua gara-gara wanita itu. Aku juga sudah beberapa kali melihat wanita itu, bahkan ketika kita mendatanginya. Dia dengan lantang dan sombong pamer kepada mu karena telah berhasil merebut Danu dari mu."

"Iya, aku tak habis pikir wanita itu sungguh tak tahu malu. Aku ingin sekali melihat nya merasakan apa yang ku rasakan, aku sangat-sangat ingin."

"Iya, semoga wanita seperti itu mendapatkan hukum karma karena telah merebut suami orang."

"Tapi ku dengar, wanita itu kini tengah dekat dengan seseorang." Ucap Nina melanjutkan pembicaraannya.

"Siapa?"

"Dia Bos di perusahaan ku, aku awalnya tak yakin. Tapi aku sering melihat wanita sialan itu keluar masuk ke ruangan bos di perusahaan ku."

"Mungkin hanya ada urusan,"

"Mungkin, tapi entahlah. Dan sekarang yang terpenting adalah dirimu, kau harus berusaha untuk mengikhlaskan semuanya. Suami mu dan juga kesalahan suami mu, kau harus memaafkan nya."

"Aku sudah memaafkannya, dari awal sebelum kematiannya. Ketika dia mengatakan perasaan cinta nya, aku sangat senang tapi aku ingin dia membujukku lebih dari itu. Dan itulah kesalahan ku karena gara-gara hal itu, semuanya terjadi... Hiks.. Hiks.. Kecelakaan itu, semuanya gara-gara ulah ku."

"Sudah, Diana. Ini semua bukanlah salahmu, kematian dan kelahiran semuanya sudah di tentukan oleh Tuhan. Meski saat itu kalian tidak bertengkar pun, jika sudah waktunya Suami mu meninggal dia akan tetap di panggil oleh Tuhan."

"Hiks... Iya, tapi aku sangat merasa bersalah."

"Tidak, ini semua bukan salah mu."

Setelah mendengar perkataan Nina, Diana hanya bisa menangis di pelukan sahabatnya.

Dia masih tak bisa melupakan momen terakhir ketika suaminya sekarat, pria itu terus membelainya dengan tangan yang berlumuran darah dan mulutnya terus meminta maaf dan mengungkapkan rasa cintanya kepada Diana.

"Sekarang kau tidur dan tenangkan dirimu, aku yakin kau pasti bisa melewati semuanya." Ucap Nina.

Kemudian Nina langsung membantu Diana untuk pergi masuk ke dalam kamar tidur nya.

Diana nampak berbaring di atas ranjang dengan selimut yang menutupi sampai bagian mulut, matanya terus berkaca-kaca.

Tangannya meraba-raba ranjang di sampingnya, tempat dimana Danu sering tertidur.

"Aku minta maaf.." Gumam Diana.

kemudian tangisan Diana pun kembali pecah, dia tak bisa membayangkan jika hal itu adalah kenyataan.

Kehilangan Danu untuk selamanya seperti sebuah mimpi buruk untuk nya dan dia ingin segera bangun dari mimpi itu, tapi meski puluhan kali Diana coba untuk bangun tetap tak bisa karena ini adalah kenyataan yang tak bisa dia ubah.

Kenyataan jika suaminya telah berselingkuh dan juga telah meninggal dunia.

***

Karmila tengah duduk dengan tangan yang sedang memegangi majalah dan di depannya ada seorang waria tengah melakukan perawatan terhadap kakinya.

"Heh sis, kamu tahu gak?" Ucap Siska.

"Apa?" tanya Karmila.

"Itu loh, Bos Danu pemilik perusahaan katering itu."

"Iya, memang nya kenapa?" Tanya Karmila.

"Perusahaan nya bangkrut dan lagi yah, Pak Danu nya itu meninggal karena kecelakaan."

"Hah? Meninggal? Kapan?"

"Katanya sih 2 hari yang lalu, aku jadi kasihan sama istrinya. Perusahaan nya udah bangkrut sekarang dia jadi janda."

Mendengar perawatan Siska, tak membutuhkan Karmila menjadi iba. Tapi sebuah senyuman kepuasan ada di benaknya, "Bodo amat deh, mau dia mati atau enggak yang terpenting aku udah dapat uang miliknya, lagi pula sekarang aku akan pokus kepada Leon, pria itu adalah pria yang cocok untuk di jadikan suami ku. Dan untuk mu Danu, semoga kau bahagia di Neraka."

"Eh? Kok Nona senyum-senyum, ada apa sih?" Tanya Siska heran ketika melihat wanita yang tengah di layani sedang tersenyum sendiri.

"Enggak kok, cuman ada beberapa kabar yang membuat aku bahagia aja dan satu lagi, kau harus membuat ku sangat cantik hari ini karena ada pertemuan yang sangat penting untuk ku datangi jadi aku harus tampil cantik."

"Oke, Nona. Aku pasti akan membuat mu menjadi yang paling cantik."

Mendengar Jawa dari Siska, Karmila pun langsung tersenyum puas. Dengan uang kini dia bisa membuat dirinya semakin cantik dan orang-orang pun akan memuja-muja dirinya.

Terpopuler

Comments

Suherni 123

Suherni 123

ga usah merasa bersalah Di,la wong suamimu udah selingkuh,bawa selingkuhan jalan jalan ke LN,di bikinin rekening pula ampe usaha mu bangkrut

2023-10-27

1

Susi Sidi

Susi Sidi

dasar jalang😠👊

2023-05-07

1

Mawar berduri

Mawar berduri

penghianatan mmg menyakitkan. mgkn wanita masih bs memaafkan tp sulit unt melupakan. kita adl manusia ta sempurna tak luput dr perbuatan salah. amarah kdg membuat kt tak bs berpikir jernih. pdhal kekuatan cinta bs menyelesaikannya. keinginanmu unt berpisah akhirnya dikabulkan diana.

2022-10-07

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!