Setelah memukul mundur para penyusup yang entah dikirim oleh siapa membuat Altha geram dengan semuanya. Karena Altha sadar keberadaan Riri di barak para pasukannya kini banyak didengar oleh orang - orang, sehingga mereka semua sedang berlomba - lomba untuk mendapatkan Riri.
"Tuan putri, apa tuan putri tak papa?" tanya Yaris dengan sangat khawatir yang dari tadi tak mau meninggalkan Yourina dalam perlindungannya.
"Yaris bagaimana aku tadi sudah bisa berkelahi kan? Dan aku tak apa karena kamu selalu melindungi ku." jawab Riri dengan sangat senang.
Yaris tersenyum dan mengangguk, "Iya tuan putri hebat, tapi lain kali jangan lari seperti itu ke tempat bahaya." ucap Yaris dengan lembut.
"Baik guru, murid akan patuh." jawab Riri dengan tersenyum dan Yaris juga tersenyum mengusap kepala Riri.
Altha yang melihat adegan Yourina dan Yaris merasa sangat marah, Altha berjalan dengan langkah lebar mendekati Yaris dan Yourina lalu dengan cepat menarik tangan Yourina dengan sangat kasar.
"Aaaaah." Riri teriak karena kaget tiba -ntiba tangannya ditarik oleh Altha hingga membuat tubuh Riri berputar menghadap Altha.
"Pangeran." Yaris pun juga ikut kaget karena Altha terlihat sangat marah.
Greb
Altha menarik tubuh Riri masuk kedalam pelukannya dan memeluknya dengan sangat erat seakan Altha takut untuk kehilangan tunangannya itu. Dan melihat hal itu Yaris menatap lalu menurunkan pandangannya, berdiri diam didepan Altha yang sedang memeluk tubuh mungil putri Yourina, begitu juga dengan jiyang dan yang lainnya menunduk dengan diam didepan Altha yang memeluk tubuh Riri.
"Lepaskan." Riri berbisik dan berusaha mengurai pelukan Altha.
"Lain kali jangan lari sembarangan ke tempat bahaya, biarkan kami saja yang melawan mereka kamu cukup diam bersembunyi mengerti." ucap Altha menatap tajam pada Riri.
"Ya baiklah, tapi aku kan juga ingin berperan." gumam Riri liri namun Altha masih bisa mendengarnya.
Sekilas Altha tersenyum mendengar gumaman Riri sambil menggenggam tangan Riri, namun dengan cepat Altha langsung merubah pandangannya dan memasang wajah serius serta menakutkan bagi Riri dan juga semua orang.
Malam itu Altha tak membiarkan Riri tidur sendiri di tendanya dan memaksa Riri untuk istirahat didalam tenda Altha dengan pengawasan dan perlindungan langsung dari Altha.
Keesokan harinya Altha yang merasa kesal dengan kejadian semalam membuat pertahanan yang lebih kuat lagi agar para musuh tak berhasil membobol lagi, dan juga menambah pengamanan Riri agar diperketat lagi, dan mengatur para kesatria agar selalu berjaga siaga ditempat dimana Riri berada.
"Jangan biarkan musuh mampu untuk menebus pertahanan kita lagi dan jangan biarkan mereka berhasil menyakiti putri, lakukan semuanya dengan benar." perintah Altha pada para kesatrianya pada rapat pagi itu.
Kini Riri telah tinggal di tenda Altha dan Altha tak membiarkan Riri untuk kembali lagi ke tendanya sendiri, bahkan saat Riri merawat orang - orang yang terluka Altha pun ikut berada disisinya duduk dengan tenang mengawasi Riri yang sedang mengobati orang.
"Tak bisakah kau pergi. Kau membuat ku tak leluasa." geram Riri pada Altha yang selalu menatap tajam pada orang yang diobatinya sehingga secara tak sengaja semua orang yang datang untuk dicek oleh Riri lukanya mereka menarik diri mereka karena merasa takut pada Altha yang menatap tajam mereka seolah tatapan Altha berkata jangan macam - macam kalian.
"Aku tak melakukan apa pun." jawab Altha santai menatap Riri dengan memiringkan kepalanya sambil membaca sebuah laporan.
Riri bernafas dalam dan menghembuskannya dengan kasar karena sudah tak sabar lagi dengan Altha yang terus saja mengganggu dirinya yang sedang mengobati orang. "Kalau kau tak mau pergi aku yang pergi." ucap Riri dan berdiri hendak keluar dari tenda, namun dengan cepat Altha menarik tangan Riri hingga jatuh kedalam pelukan Altha.
"Obati mereka semua diluar jangan didalam tenda. Pria dan wanita tak boleh berduaan saja didalam tenda." ucap Altha membuat alasan dan langsung menarik Riri keluar dari tenda Riri.
"Dasar orang aneh." gumam Riri dengan kesal menatap Altha dari belakang dan menatap punggung Altha.
...🍁🍁🍁...
Dikediaman keluarga Chan semuanya lagi ramai membahas soal kehebatan Yourina yang sudah mulai tersebar ke seluruh ibu kota dan itu membuat Yurna dan Sinya adik beserta ibu tiri Yourina merasa kesal dan sangat marah. Pasalnya ibu tiri Yourina berfikir kalau pangeran Altha membuangnya ke medan perang karena tak menginginkan Yourina dan ingin membunuh Yourina secara tak langsung.
Sementara tuan Choi sangat terkejud dengan kabar berita tersebut sehingga dia berusaha untuk menarik Yourina kembali ke kediamannya jika pangeran Altha tak menginginkannya. Walau bagaimana pun tuan Choi tak suka pada Yourina, dia tetaplah ayah dari Yourina yang telah dianggap pembunuh ibunya sendiri karena kelahirannya menyebabkan kematian sang istri.
"Suamiku, jika memang benar kabar itu maka seharusnya kamu meminta hadiah pada yang mulia raja, bukankah yang mulia raja yang dulu ingin menikahkan Youri dengan pangeran pertama. Dan sekarang adalah kesempatan bagi kita untuk menarik keuntungan atas semua usaha kita telah merawat dan membesarkan Youri." ucap nyonya Sinya pada tuan Choi.
"Tapi apa kau sudah lupa, kalau Youri dikirim ke sana untuk jadi mata - mata. Jika hal itu benar ketahuan maka kita semua akan mati." jawab tuan Choi pada istrinya itu.
"Apa yang ayah katakan? Jika memang akan ketahuan maka kita tinggal mengelak dan membebankan semuanya pada kakak Youri, karena aku juga sudah mengatakan pada pangeran pertama dulu kalau kakak Youri adalah mata - mata dan pangeran pertama mengirimnya ke perbatasan, tapi sekarang semua malah jadi begini." geram Yurna atas semua pencapaian yang dimiliki oleh Yourina.
Yurna dan ibunya berusaha untuk mempengaruhi ayah Yourina karena pada dasarnya tuan Choi orangnya mudah terpengaruh oleh istrinya itu, bahkan selama ini sudah masuk kedalam pengaruh istrinya tanpa dia sadari. termasuk dirinya yang membenci Yourina dan menjual Yourina untuk dijadikan istri pangeran pertama yang terkenal dingin dan kejam serta tanpa ampun.
...🍁🍁🍁...
"Prajurit." panggil raja Gusang pada prajuritnya yang sedang terlihat berbincang sesama temannya di aula latihan.
"Siap yang mulia raja." jawab semua prajurit serempak dan berdiri dengan tegap.
"Katakan apa yang sebenarnya terjadi di perbatasan dan aku akan mengirimkan salah satu dari kalian yang bisa berangkat hari ini juga untuk pergi ke perbatasan." ucap raja Gudang pada para prajurit yang sedang latihan itu.
"Siap yang mulia raja hamba akan berangkat ke perbatasan untuk bertemu dengan yang mulia pangeran pertama." ucap salah satu dari prajurit itu.
"Baik, berangkatlah sekarang dan beri kabar segera apa yang terjadi di sana." ucap sang raja lalu pergi meninggalkan aula latihan dan berjalan menuju ke ruangannya.
4 hari setelahnya ada merpati pengirim pesan yang dikirimkan oleh prajurit raja dari perbatasan dan disitu tertulis dengan lengkap kalau beberapa minggu lalu pasukan diperbatasan terhimpit dan terjebak dalam pasukan musuh, namun pangeran kedua tak mengirimkan bala bantuan yang sudah diminta oleh pangeran Altha. Pada akhirnya mereka terbebas dari pasukan musuh karena pasukan yang dikirimkan oleh putri Yourina untuk membantu pasukan perbatasan yang telah terhimpit dengan dipimpin oleh kesatria bayangan Yaris dan prajurit pilihan Jiyang yang telah disembuhkan oleh putri Yourina.
"Hahaha,,, aku tak salah pilih pasangan untuk Altha, dia benar - benar calon istri yang memiliki kemampuan." yang mulia raja tertawa terbahak merasa puas dengan apa pilihannya.
"Bagaimana menurut mu Baronso apakah aku membiarkan putri Yourina di sana atau harus menariknya ke sini." tanya raja Gusang pada Baronso pengawal dan kesatria pilihan dan kepercayaan sang raja.
"Lapor yang mulia, hamba dengar kalau ada kejadian yang kurang enak dan barak pangeran Altha pernah dibobol untuk menculik putri Yourina, apa tak sebaiknya kita menarik putri ke sini untuk memberinya perlindungan." saran Baronso pada raja Gusang.
"Hem, ada benarnya juga. Kemampuan luar biasa dari putri harus dilindungi dan dijaga dengan baik. Kalau begitu kirimkan titah dari raja kepada pangeran Altha agar membawah putri Yourina kembali masuk ke ibu kota dan kedalam istana kerajaan sesegera mungkin. Dan berangkatlah sekarang menuju ke perbatasan." ucap sang raja pada Baronso setelah menuliskan pesan untuk pangeran Altha yang saat ini ada di perbatasan.
"Baik yang mulia raja hamba akan segera berangkat." jawab Baronso lalu dengan cepat berangkat ke perbatasan dengan membawah beberapa prajurit pilihan untuk menuju ke perbatasan menyampaikan titah raja pada pangeran Altha.
...🍁🍁🍁...
"Hai tak bisakah kau berhati - hati sedikit, harus seperti ini?!" kesal Altha pada Riri yang salah dalam pelatihan.
Karena sudah 1 minggu ini Altha melatih Riri dalam ilmu beladiri dan berpedang yang dia miliki, sebab Altha tak mau Riri melatih dan memiliki kemampuan berpedang dari Yaris.
"Lapor pangeran ada pasukan khusus yang dipimpin oleh pengawal raja tuan Baronso sendiri ingin bertemu dengan pangeran." lapor prajurit Altha begitu dia menerima pesan dari kerajaan.
"Hem, ada apa ayahanda mengirim pengawal kepercayaannya ke sini sendiri." Altha bergumam dengan heran dan Riri yang tak tau menahu hanya diam berdiri menatap Altha yang bersiap untuk pergi.
"Yeee bebas." gumam Riri dalam hati dengan senang saat Altha berbalik mau pergi.
"Jangan pergi dan tetap latihan." ucap Altha yang tau kalau Yourina akan pergi dengan berjalan mengendap - endap.
"Huh, apa dia punya mata dibelakang tubuhnya ya." kesal Riri menatap tak suka pada Altha yang telah pergi.
Didepan tenda Altha, Baronso membacakan titah dari raja kalau pangeran Altha harus membawah kembali putri Yourina ke ibu kota dan memasuki istana kerajaan. Dan titah itu harus dipatuhi oleh pangeran Altha tanpa boleh membantah.
"Baik terima kasih, atas perhatian dari yang mulia raja. Aku pangeran Altha akan membawah sendiri putri Youri masuk ibu kota besok dan dengan pengawalan dari ku." ucap pangeran Altha setelah menerima titah raja.
"Baik kalau begitu, bolehkah sekarang saya bertemu secara langsung dengan tuan putri?" tanya Baronso pada Altha.
"Tentu, silakan." Altha berdiri dan membawah tuan Baronso kebelakang tenda untuk bertemu dengan Yourina yang sedang berlatih.
"Sialan, dasar berondong kejam aku akan mencabik - cabik diri mu tanpa ampun sampai habis." Riri mengayunkan pedangnya menyayat balok latihan dengan sangat kejam, berputar dengan lincah dan terus menyayat balok itu.
"Altha,,,! Dasar berondong sialan.!!" teriak Riri dengan sangat kesal pada Altha yang selama ini menindasnya dengan kejam.
Melihat itu Altha kaget, namun tuan Baronso justru tersenyum melihat tingkah lucu dari putri Yourina yang sedang berlatih namun tetap memaki pangeran Altha tanpa henti.
"Sudah puas?" tanya Altha setelah melihat Yourina berhenti dengan nafasnya yang tersengal.
"Ah, kau."
Bruk.
Riri kaget mendengar suara Altha dibelakangnya hingga dia berdiri tak seimbang dan jatuh ke tanah dengan lucu. Dan ekspresi kaget dari Riri membuat tuan Baronso jadi semakin tergelitik dan tanpa sadar tertawa terbahak.
Yaris membantu Riri untuk bangun dan berdiri lagi lalu membersihkan baju Riri yang terkena debu dengan menepuknya lembut sebelum Yaris memberikan penghormatan pada tuan Baronso yang merupakan pengawal serta mantan pimpinan dari pasukan bayangan terdahulu.
"Senang bertemu dengan tuan putri, hamba Baronso pengawal raja." ucap Baronso memperkenalkan diri didepan Riri.
"Ya, senang bertemu dengan mu juga, aku Yourina Chan." jawab Riri dengan canggung lalu berjalan kebelakang Yaris karena takut dengan Altha.
Tuan Baronso tersenyum melihat tingkah putri Yourina yang lucu, karena dia bisa memaki pangeran Altha dengan sangat mudah namun saat berhadapan dia justru takut.
"Baiklah, pangeran hamba undur diri. Harap besok pangeran bisa langsumg berangkat bersama dengan tuan putri ke istana raja." ucap Baronso menatap Altha.
"Hamba undur diri tuan putri Yourina." Baronso memberi hormat pada Riri yang bersembunyi dibelakang Yaris, dan Riri hanya mengangguk.
Sesuai dengan titah raja keesokan harinya Altha membawah Riri kembali lagi ke ibu kota, dan setelah berpamitan pada para prajurit yang dulu tinggal bersama beberapa bulan Riri pun pergi meninggalkan mereka semua hanya membawah Yaris, Jiyang dan Yodon.
Setelah memasuki ibu kota banyak orang yang sudah menyambut kedatangan Riri atau putri Yourina sang tabib tangan ajaib, mereka semua berbondong - bondong membentuk barisan serta menaburkan bunga pada jalan yang dilewati oleh kereta yang ditumpangi oleh Riri.
Nama Riri telah menghiasi di seluruh kota dan para masyarakat juga selalu membahas tentang kehebatan Riri, sehingga raja memberikan Riri pengawalan dari pasukan khusus kerajaan untuk bersiaga menjaga dan melindungi Riri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Ajusani Dei Yanti
lanjut thorrrr kuh
2022-12-15
1
Sulati Cus
eh sp anda? berhak marah😂
2022-10-04
1
Sribundanya Gifran
lanjut crazy up thor
2022-07-20
3