Aku berlari tak tentu arah, hingga keluar dari daerah pemakaman. Terus berlari tiada henti, menyusuri jalan di bawah sinar bulan. Setelah ku merasa agak jauh, sejenak aku berhenti di dekat pohon besar. Menghela napas dan mengistirahatkan kaki yang terasa ingin copot.
Melihat ke sekeliling, semuanya gelap, sunyi, sepi, bahkan suara jangkrik pun tak terdengar. Angin dingin terasa membelai kulit, padahal, aku memakai pakaian tidur panjang dan hijab.
Sekilas, aku mencium wangi kemenyan dan melati yang menyengat. Baunya sangat tajam.
"Hihihihi ...." Astagfirullah, aku mendengar tawa yang melengking. Tawa yang sering ku dengar di TV kala menonton film horor. Kini aku mendengar sendiri, lansung live dari tempat sekitar pemakaman.
Itu benar suara kunti. Di mana dia? Biasanya dia nangkring diatas pohon. Dengan jantung berdebar, sementara hati terus berdoa melafadzkan ayat Allah. Aku melihat ke atas.
"Hihihihi." Suaranya kembali terdengar. Dia sedang duduk menggoyangakan kakinya. Suaranya sangat menyeramkan.
"Bismillah ...." Aku membaca surat Alfatihah di sambung ayat kursi agak kencang.
Dia lalu terbang, sambil terus tertawa. Ya Allah, lelah sekali aku sport jantung dari tadi. Kapan semua ini akan berakhir? Di mana aku sebenarnya?
"Tolong!" Aku teriak minta tolong. Adakah seseorang akan menolongku. Daerah ini sangat sepi.
Aku harus ke mana, haruskah aku pergi lagi, atau tetap di sini? Bau kemenyan kembali tercium, aku takut nanti ada penampakan lagi. Akhirnya aku memilih pergi dari tempat ini.
Air mata menetes, aku mulai terisak. Bagaimana tidak? Ini terlalu menakutkan, berada di tempat asing dengan berbagai macam penampakan makhluk gaib.
Aku terus berjalan, kadang aku berteriak minta tolong, tetapi ada yang aneh. Aku merasa ada yang mengikuti. Aku berhenti sejenak dan melihat ke belakang.
"Wa ... Astagfirullah!" Ya Allah, ampun. Tolong hamba-Mu ini. Keluarkan aku dari sini.
Pocong itu begitu dekat, matanya merah menyala. Dia berdiri tepat di hadapan wajahku. A-aku harus bagaimana? Aku mundur perlahan dan tersandung sesuatu. Alhasil aku tejatuh dalam keadaan terduduk.
Pocong itu melompat ke arahku. ku gerakkan tubuh mundur perlahan ke belakang sambil duduk. Ya Allah, cong. Jangan ikut maju dong! Takut, nih!
"Pergi! Jangan ganggu aku! Pergi!" Aku berteriak menyuruhnya pergi. Aku gapai apa pun, yang bisa ku raih, lalu aku lemparkan pada pocong itu. Batu kerikil itu hanya mengenai angin tak dapat mengenai pocongnya.
Tiba-tiba pocong itu menyondongkan tubuhnya ke arahku. Hingga wajahnya tepat ada di hadapanku.
Aku menahan nafas dan memejamkan mata, tak ingin melihatnya.
"Shakira, Shakira!" Aku seperti mendengar suara Papah, ini pasti tipuan pocong itu, agar aku mau membuka mata.
"Shakira, sayang. Bangun nak!" Kini ada suara mamah. Aku tak kuat lagi menahan napas dan menarik nafas panjang serta dalam, masih dengan mata yang terpejam. Tercium bau melati juga wangi pengharum ruangan di kamarku.
Kenapa wangi pengharum ruangan. Ku rasakan belaian pada rambutku. Ya Allah, pocong itu menyentuhku. Jantungku berdetak cepat, napasku memburu.
"Shakira! Bangun!" Tubuhku terguncang. Aku langsung membuka mata, ku lihat papah sedang berdiri, sedangkan mamah duduk di atas tempat tidur tepat di sampingku.
Aku langsung beranjak duduk. "Ini, di mana?" tanyaku pada mereka dengan bingung, sambil ku melihat-lihat sekeliling kamarku.
Aku lalu teringat, kalau aku tertarik ke kolong tempat tidur. Kemudian aku bangun mengambil ponsel, lalu menyenteri kolong tempat tidur. Aku melihat ke kolong, tidak ada apa-apa.
Mamah, papah, terlihat bingung. Tatapan mereka menuntut penjelasan atas apa yang ku lalukan. Aku duduk di atas tempat tidur, lalu menceritakan semua yang kulihat dan ku alami.
"Mamah, mendengar kamu berteriak, karena itu kami ke sini."
"Sekarang, kamu pindah ke kamar Mamah dan tidur dengan Mamah dan Papah." Aku menyetujui saran Mamah, lalu pergi bersama ke kamar mereka. Aku sempat mengintip jam dinding kamarku. Sudah pukul 02.00 pagi.
Mamah menutup pintu kamarku, lalu kami berjalan menuju kamar mamah dan papah.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments